[Freelance] Something Happened

 

Titlle     : Something Happend

Author : Gracia Shin

Cast      : Shin Hye Kyung, Shim Changmin, Kim Ryeowook

Genre   : Romance

Rated   : T

Leght    : Oneshoot

Disclaimer : FF ini Milik saya! Hasil murni pemikiran saya, Shin Hye Kyung is My fiction, Kim Ryeowook dan Shim Changmin milik Author, Don’t Bashing, Don’t Plagiat, dilarang COPAS sembarangan!

Recomend Song :

  • CN Blue – I Will Forget You
  • Seohyun SNSD – It’s OK Even If Its Hurts
  • 2 AM – I Wonder If You Hurt Like Me

Saya berharap kalian mempunyai salah satu dari lagu diatas sebelum membaca FF ini 😀

            ———-oo00oo———-

Aku akan melakukan hal yang sama sepertimu Membiarkan takdir yang mengalir dan Memutuskan.

Apakah kita akan kembali bersama atau Justru berpisah selamanya

Saat Hari itu tiba, aku berharap kebahagiaan kita bisa menjadi nyata

Nyata Meskipun jalan hidup yang kita tempuh berbeda

———-oo00oo———-

Gadis itu sudah duduk lebih dari 1 jam didepan hamparan laut yang sangat luas. Dia menekuk kedua lututnya menyembunyikan wajahnya dalam. Suara isakan kecil terdengar disela-sela gemuruh ombak yang kian menghancurkan suasana hening yang diinginkannya.

Tidak jauh dari tempat gadis itu berada seorang pria memperhatikannya lekat, di balik sebuah pohon bakau yang lebat di pinggiran pantai sepi itu.

Matahari menjingga dengan sempurna, benar-benar senja yang romantis, untuk beberapa waktu lalu.

“kenapa kau menyukai senja?” ucap seorang pria yang tengah memperhatikan seorang gadis disampingnya, gadis itu tersenyum, berkali-kali dia mengarahkan kameranya ke arah langit yang menjingga.

“karena itu sangat Romantis”. Jawabnya tanpa menoleh ke arah pria di sampingnya.

“ck”. Pria itu berdecak kesal. Dia selalu seperti itu saat harus menemani gadisnya menyaksikan senja. “aku sama sekali tidak menyukai senja dan sunseet”. Ucap pria itu malas.

Gadis itu mencibir pelan “kau memang tidak romantis”.

“ aku tidak menyukai senja karena senja akan membawa malam, kau tahu malam itu telalu berat untukku, untuk sekedar menutup mata, dan karena saat itu aku tidak bisa melihat wajahmu, aku tidak sedetik saja tidak melihat wajahmu”.

“itu sangat berlebihan”. Gadis itu tersenyum meremehkan.

“aku Mencintaimu”. Ucap pria itu membuat si gadis tersenyum.

“Kau sudah berulangkali mengatakannya”. Balasnya tanpa berniat memandang pria di sampingnya.

“aku akan selalu mengatakan itu, hanya untuk sekedar mengingatkan bahwa kau adalah milikku”. Gadis itu tersenyum –lagi- sedikit tidak percaya dengan yang didengarnya, hey~  darimana pria cengeng itu belajar kata-kata gombal seperti itu?.

Gadis itu sama sekali tidak membalas ucapan pria di sampingnya, dia justru merebahkan kepalanya diatas bahu pria disampingnya, memejamkan matanya, membiarkan tangan hangat si pria menyentuh pinggangnya dengan lembut dan membawanya kedalam pelukan si pria, gadis itu tersenyum, suara ombak bergemuruh seirama dengan detak jantung mereka berdua, perlahan gadis itu mengeluarkan tangannya, membalas pelukan pria itu.

“aku juga mencintaimu”. Ucapnya dan seketika menutup kedua matanya –yang tadi sempat terbuka- lagi saat di rasakan pelukan si pria mengerat.

Wajahnya lusuh, basah karena air mata yang terus mengalir tanpa berniat berhenti. Gadis itu tersenyum miris saat matahari kian turun dan menghilang “aku merindukanmu”. Ucapnya lirih.

“sedang dimana?” ucap seorang gadis dengan sebuah ponsel yang menempel ditelinganya.

“aku sedang di Sukira, sebentar lagi jadwal siaranku”. Gadis itu tersenyum titpis mendengar jawaban pria di ujung telepon sana.

“sedang bersama siapa?” tanyanya lagi, menginterogasi layaknya polisi.

“sedang bersama Sungmin hyung, waeyo?” gadis itu mengepalkan jemarinya kuat, matanya sudah berkaca-kaca.

“kapan siaran selesai?”.

molla~, ah, Hye kyung~ah, mungkin hari ini aku tidak bisa menemanimu melihat senja”.

“eum, kau sangat sibuk?”

ne. Chagi, nanti aku telpon lagi, sudah dulu yah”.

Tut tut tut…….

Belum sempat gadis itu menjawab, ponsel mati. Dia memandang nanar ponsel digenggamannya, lalu beralih memandang lurus kedepan, kedalam sebuah cafe. Disana, didekat jendela sana seorang pria tengah bercanda mesra dengan seorang gadis, gadis itu mengedipkan matanya sekali dan seketika butiran bening itu jatuh tanpa menunggu lama, “Kau membohongiku Kim Ryeowook”.

_____*

“Kau mau minum apa?” Seru seorang pria dari dalam dapur yang bersekat sebuah lemari dari ruang TV, dimana seorang gadis tengah mengeringkan rambutnya yang basah karena hujan.

hot chocolate”. Ucap gadis itu masih sibuk dengan rambutnya. Gadis itu duduk didepan sebuah laptop yang masih menyala, dia tersenyum  saat melihat wallpaper laptop tersebut, fotonya bersama pria yang tengah berada didapur.

Tangannya bergerak jahil membuka beberapa folder –yang mungkin seharusnya tidak ia buka-. Matanya membulat sempurna saat melihat pria yang tengah membuatkannya hot chocolate dengan seorang gadis, foto itu seperti dejavu, seperti bayang-bayang saat ia melihat pria dan gadis itu di cafe  beberapa waktu lalu, dada itu sesak kembali, sakit, cemburu sudah menggerogoti sisa pertahannya.

hot chocolate”. Seorang pria keluar dari dapur, membawa 2 gelas hot chocolate.chagi, hot chocolate”. Pria itu menyodorkan 1 gelas berisi hot chocolate didepan muka si gadis, aroma chocolate itu seketika masuk dengan cepat kedalam indera penciuman si gadis, membuatnya sedikit tersadar dan meraih gelas dihadapannya.

gomawo”. Ucapnya datar, pria itu tidak menyadari perubahan wajah gadisnya, dia duduk dengan tenang dan menyeruput (?) hot chocolate nya.

oppa”

“eumm”

“Yeoja ini siapa?” tanya gadis itu membalikkan laptop ke arah pria di hadapannya menunjuk foto seorang gadis dan pria itu.

yeoja itu…..”. Pria itu berubah gugup, wajahnya sedikit pucat dan rahangnya mengeras seperti menahan amarah. “yak! Kau tidak sopan membuka laptopku”. Pria itu mengambil paksa laptop dihadapannya dan segera mematikannya.

“Kau belum menjawabku”. Tuntut gadis itu penuh pemaksaan.

“dia temanku”. Pria itu menjawab tanpa memandang gadis di hadapannya.

“beberapa hari yang lalu, saat aku menelponmu, saat kau bilang tengah di Sukira bersama Sungmin oppa, sebenarnya saat itu kau tengah bersamanya, iya kan? Di sebuah cafe?”.

Mata pria itu melebar tidak percaya “kau menguntitku”. Tuduh pria itu menatap tajam gadis di hadapannya.

Gadis itu sudah bersabar, bahkan terlalu sabar untuk tidak menampar pria di hadapannya, kristal bening itu sudah mendorong memaksa keluar dari pelupuk matanya.

“sejauh apa hubungan kalian?”.

“Hubungan apa?” pria itu sudah beberapa kali berteriak.

Gadis itu berdesis pelan “aku lelah oppa, kau terlalu sering membohongiku, Kau, bahkan sudah berulangkali menyakitiku, aku” gadis itu menghela nafas berat “aku sangat lelah”. Wajahnya menunduk, kedua tangannya dengan sigap menutup sempurna permukaan wajahnya menyembunyikan airmatanya dalam, dia tidak bisa, tidak bisa untuk tidak menangis, setidaknya untuk saat ini, biarkan dia memberitahu pria dihadapannya jika dia juga hanya seorang manusia.

“aku pun lelah jika kau terus cemburu seperti ini, aku mempunya banyak teman, kau seharusnya tahu itu, dia hanya temanku, untuk saat ini”.

Gadis itu mengangkat wajahnya “untuk saat ini? Apa kau berniat untuk menjalin hubungan dengannya di saat nanti huh?”.

“bukan begitu___”.

“Aku ingin pulang”. Gadis itu meraih tas nya dan bangkit menuju pintu apartemen pria itu.

“di luar masih hujan, nanti kau sakit”. Cegah pria itu, gadis itu tidak mendengar, sungguh, saat ini yang ingin sekali ia lakukan adalah berlari, menangis di tengah hujan, agar tidak ada orang yang tau bahwa dia sedang menangis, apakah ia terlalu bodoh menangisi pria itu? Pria yang bahkan sudah berada di hatinya sejak lama, pria yang mampu melumpuhkan urat syarafnya saat merindukan pria itu, pria itu, pria yang sangat ia cintai, pria yang sudah entah berapa kali membuatnya menangis, pria yang sudah entah berapa kali menyakitinya namun dia selalu kembali padanya, pria itu KIM RYEOWOOK.

“Kau jahat! Aku membencimu”. Gadis itu berbisik ditengah isakannya yang semakin menjadi, menangis, adalah kegemarannya untuk beberapa waktu terakhir ini, duduk sendiri di samping jendela saat hujan, atau seperti ini, memandang senja sendiri dengan berlinang air mata, bukan dengan senyum seperti dulu, seperti saat pria itu ada disampingnya, dia merindukan saat itu, 5 bulan terakhir ini, dia tidak pernah melakukan hal itu lagi, bahkan melihat wajah pria itupun tidak, sakit? Sangat, bahkan lebih sakit dari hari dimana ia memutuskan untuk meninggalkan pria itu. Apa gadis itu menyesal? Mungkin, apa ada yang menginginkan sebuah perpisahan karena keterpaksaan? Jika dia bisa meminta, gadis itu, gadis yang terlalu rapuh hatinya itu, ingin memutar waktu, dimana saat dulu ia tak ingin bertemu dengan pria itu, Kim Ryeowook, pria yang sudah mengambil separuh hidupnya, seandainya gadis itu bisa meminta, ia tak ingin jatuh cinta pada pria itu, Kim Ryeowook, sekali lagi hanya nama itu yang sampai saat ini masih menghiasi otak dan fikirannya, seorang pria bodoh yang selalu menyia-nyiakannya.

_____*

Pria itu berjalan keluar dari tempat persembunyiannya, menyongsong langkah dengan cepat saat menyaksikan gadis itu bergetar, dia sudah cukup lama memperhatikan gadis itu, berharap gadis itu cepat pergi saat matahari menghilang dan malam mulai datang, namun tidak terjadi, tubuh gadis itu semakin bergetar, membuat pria itu tak bisa untuk terus bersembunyi.

“Kau bisa sakit jika terus disini”. Pria itu melepaskan jaket yang ia kenakan, dan ia berikan pada gadis yang tengah terisak lirih.

oppa”. Shin Hye Kyung –gadis itu- menatap tak percaya pria di sampingnya.

“gadis bodoh, untuk apa kau menangis disini huh? Ini sudah malam, tidak bisakah kau tidak membuat oranglain khawatir?”. Pria itu mengerucutkan bibirnya lucu, berpura-pura marah pada gadis di sampingnya.

mianhae”. Balas gadis itu merasa bersalah, pria itu tersenyum mengacak pelan rambut Hye Kyung.

ja, pantai ini mengerikan saat malam”. Pria itu mengulurkan tangannya didepan wajah Hye Kyung, dengan patuh Hye Kyung menyambut tangan itu, mengikuti kemana pria itu membawanya. “kau merindukannya hem?”. Tanya pria itu saat untuk keberapa kali dia memandang wajah Hye Kyung yang sangat lusuh.

Hye Kyung tidak menjawab, dia menunduk dalam, tak berani menatap pria yang masih menggadengnya, dia tahu, dia cukup tahu bagaimana pria itu, dia hanya ingin menjaga perasaan pria itu, perasaan pria yang ada disampingnya saat ini, pria yang sudah dianggapnya oppa~ , pria yang selalu ada untuknya, pria baru dalam kehidupannya, setidaknya pria yang beberapa bulan ini menjadi tempatnya mengadu setelah berpisah dengan namjanya Kim Ryeowook, Pria yang sudah beberapa kali menyatakan ketertarikannya padanya, Pria itu, Shim Changmin, profesinya tidak jauh berbeda dengan Ryeowook, seorang ‘penyanyi’ member salah satu boyband satu agensi dengan Kim Ryeowook.

“kenapa kau tidak menemuinya? Kenapa malah menangis seperti orang bodoh sendirian di sana? Tempat itu sangat berbahaya, kalau terjadi sesuatu padamu bagaimana huh?” Changmin terus mengomel sepanjang perjalanan menuju mobilnya yang diparkir cukup jauh dari pantai.

Hye Kyung tidak menjawab, dia lebih memilih diam, kehabisan kata lebih tepatnya, entah harus seperti apa sikapnya, dia seperti dilema saat ini, tentang masa lalu dan masa depannya.

Changmin membukakan pintu mobil penumpang untuk Hye Kyung “cepatlah nonna Shin”. Ucapnya tak sabar, bukan marah, hanya ingin sedikit membuat gadis itu berteriak, atau setidaknya merubah ekpresi datarnya. “kau mau aku antar untuk menemuinya?” Tanya Changmin saat mereka sudah separuh perjalanan pulang ke apartement Hye Kyung. Hye Kyung menggeleng pelan, tidak mampu berucap, karena memang gerakan tubuh dan suaranya akan berbeda jika di keluarkan bersama. “jangan menyiksa dirimu seperti itu, kau fikir aku tidak tau kau sangat merindukannya eo?”. Pria itu tertawa, jelas bukan tawa riang dan bahagia, tapi tawa perih, tawa yang seharusnya tidak ia keluarkan, bagaimana? Tawa yang keluar saat kau mengetahui orang yang kau sukai menangisi orang lain didepanmu?

oppa”.

“hmmm?”

“apa kau tidak cemburu?” ucap hye Kyung tiba-tiba, dia memandang lekat pria di sampingnya, Shim Changmin, bukan karena Hye Kyung terlalu percaya diri, tetapi dia tahu, dia tahu bagaimana perasaan pria di sampingnya itu.

“kalau aku mengatakan aku cemburu, apa kau akan berhenti menangis? Apa kau akan berhenti memikirkannya? Merindukannya? Atau bahkan kau akan berhenti mencintainya?” Hye Kyung tersenyum datar “aku rasa tidak, iya kan? Jadi untuk apa aku mengatakan aku cemburu? Tanpa aku berkatapun, kurasa kau sudah tahu, benar?”. Changmin mengangkat satu bibirnya melukis sebuah senyum sinis.

mianhae”. Ucap Hye Kyung dan mengalihkan wajahnya menatap keluar jendela di sampingnya, malam, gelap, bintang, dan sebuah lukisan bulan sabit di angkasa yang cukup indah, cerah, bahkan warna itu, warna gelap itu hanya berhiaskan beberapa benda terang dan bulan sabit yang menjadi porosnya.

_____*

“aku tunggu 5 menit di sini, arachi”.

“tapi aku tidak lapar op______”.

“bagaimana mungkin kau tidak lapar? Tenagamu bukankah sudah habis karena menangis tadi hem”.  Potong Changmin cepat, dia cukup tau gadis di hadapannya mempunyai riwayat lambung yang tidak cukup baik “cepatlah nonna shin, aku hanya memberimu waktu 5 menit”. Ulangnya lagi.

arra, 3 menit aku akan kembali lagi”. Jawab Hye Kyung dan segera berlalu, Changmin terkekeh pelan, gadis itu sudah kembali, untuk sementara meski, namun setidaknya melihat gadis itu tersenyum lebih baik daripada melihatnya berlinang airmata.

______*

“hmmmmmmmmm baunya sangat menggoda”. Ucap Changmin sambil memejamkan matanya, merasakan bau sedap masakan saat kakinya memasuki sebuah resto jepang.

ck, jangan membuatku malu oppa”.  Bisik Hye Kyung sembari menyenggol sikut Changmin, Changmin mengacuhkannya berjalan mendahului Hye Kyung. Restoran itu sangat ramai, Changmin perlu memutar matanya untuk mencari sebuah kursi kosong, hingga matanya menangkap 2 sosok manusia tengah duduk berdampingan, dekat, bahkan sangat dekat, Changmin segera membalikkan tubuhnya, namun belum sempat tubuhnya berputar sempurna, dia berhenti saat mendapati Hye Kyung sudah berada di sampingnya, dalam keadaan yang sama dengan beberapa waktu lalu, menatap kaget 2 orang di ujung meja sana.

Tubuh gadis itu membeku seketika saat dilihatnya pria itu, pria yang baru beberapa jam yang lalu dia tangisi, dia rindukan, tengah duduk bersama seorang gadis, bukan gadis yang dulu, gadis ‘pembuat’ hubungan mereka hancur berantakan, ini gadis baru, gadis yang untuk peratama kali Hye Kyung lihat.

“eumm, sepertinya sudah tidak ada kursi kosong lagi, bagaimana kalau kita mencari resto lain saja?”. Ajak Changmin pada Hye Kyung yang mematung di sampingnya, pria itu cukup tau bagaimana Hye Kyung, bagaimana saat ini rapuhnya gadis di sampingnya. “kajja”.  Changmin menggandeng lengan Hye Kyung keluar dari restoran itu.

“Changmin oppa”. Teriak seorang gadis membuat langkah Changmin dan Hye Kyung berhenti, mereka berdua kompak membalikkan tubuhnya menghadapa seseorang yang memanggilnya, gadis itu, gadis yang bersama pria itu, melambaikan tangannya kearah mereka, tidak sengaja mata pria itu bertemu pandang dengan Hye Kyung, ‘terkejut’ itulah yang tersirat disana, didalam mata bening itu.

_____*

oppa, bukankah itu Changmin oppa”. Ucap seorang gadis pada pria di sampingnya, menunjuk seorang pria yang tengah berbalik hendak keluar restoran yang saat ini tengah mereka kunjungi.

“sepertinya begitu”. Jawab si pria mengiyakan.

“apa dia tidak mendapatkan tempat duduk? Ah, kita suruh saja dia duduk disini, lagi pula masih ada 2 kursi kosong, ottoe?”.

“eumm”. pria itu mengangguk setuju.

“Changmin oppa”. Teriak gadis itu lantang, untung saja resto ini restoran mewah, jadi tidak akan ada orang yang langsung histeris saat mengetahui Changmin TVXQ berada disana.

Pria itu membalikkan badannya bersamaan dengan yeoja di sampingnya.

“annyeong oppa, naneun Han Hye Gun imnida, aku yeojachingu Ryeowook oppa, kajja oppa ikut bergabung denganku dan Ryeowook oppa saja”. Ucap gadis itu ramah.

Changmin menatap Hye Kyung yang sudah mendelik sempurna, dia tahu bagaimana perasaan gadis di sampingnya “eumm, sebelumnya ghamsahamnida sudah mengundangku untuk duduk bersamamu dan Ryeowook hyung, tapi mian, sepertinya aku____”.

“kita makan disini saja oppa, bukankah kau juga sudah sangat lapar”. Potong Hye Kyung cepat, dia tidak mau melewatkan kesempatan ini, bertemu dengannya dengan pria itu adalah sebuah takdir Tuhan yang tidak boleh disia-siakannya.

“ah, yeojachingumu saja sudah mau, kajja eonnie”. Gadis itu dengan semangat menggandeng tangan Hye Kyung, mau tidak mau, Changmin mengikuti mereka dari belakang, dalam hati dia merutuki kebodohannya. “silahkan duduk eonnie, oppa ini yeojachingu Changmin oppa”. Hye Kyung tersenyum pada gadis di hadapannya.

“Shin Hye Kyung imnida”. Ujar Hye Kyung memperkenalkan diri pada gadis dihadapannya.

“ah, Hye Kyung eonnie, ini namjachinguku, Ryeowook oppa”. Hye Kyung tersenyum pada pria di hadapannya, pria itu sama sekali tidak berkedip menatap Hye Kyung, ada sesuatu sakit saat melihat senyum itu, perasaan bersalah, perasaan rindu, dan perasaan marah bercampur menjadi satu dalam emosi pria itu saat ini.

Sarangi da geureochyo sigani gamyeon huimihaejyeo

Gieokjocha hal sudo eopgetjyo geureochyo~

Sarangi gamyeon ddo dareun sarangi dasi ol geomnida kkok geureol geomnida

Jigeumeun apado jogeumman jinamyeon amul geomnida

Ponsel Hye Kyung berbunyi, tanda panggilan masuk, dia mengerutkan dahinya saat melihat nama pemanggil di layar ponselnya.

nyobseo”.

“———“

“ah, ne aku akan segera kesana”.

nugu?”. Tanya Changmin saat melihat Hye Kyung buru-buru memasukkan ponselnya.

“Je Wo eonnie, dia menyuruhku untuk datang ke apartemennya, Mianhae Hye Gun~shi, Ryeowook~shi kami permisi”. Hye Kyung membungkuk, lalu menggandeng lengan changmin dan berlalu meninggalkan Ryeowook yang masih membatu dan Hye Gun yang tersenyum ramah.

______*

Hye Kyung menghembuskan nafas lega dan menyandarkan bahunya di kursi tempat penumpang di samping Changmin, gadis itu menutup matanya pelan, mencoba mengembalikan denyut jantungnya yang sudah berdetak diatas diatas normal.

“are You oke?”  Tanya Changmin saat melihat Hye Kyung memejamkan matanya, dia sangat khawatir pada gadis di sebelahnya, Khawatir jika pertahanan itu runtuh kembali, takut jika pipi itu akan di banjiri dengan aliran airmata gadis itu.

Hye Kyung membuka matanya dan tersenyum ke arah Changmin “Gwaenchana”. Ucapnya mencoba membuat keadaan sebaik mungkin, tidak ingin pria di sampingnya terlalu khawatir padanya, bagaimanapun, dia tahu bagaimana pria itu sudah sangat ikut terlalu jauh dalam masalahnya.

Changmin tersenyum dan mulai menjalankan mobilnya pelan, meninggalkan area parkir cafe, Hye Kyung memalingkan wajahnya menghadapa jendela, memandang pintu masuk cafe yang mulai terlihat jauh dari pandangannya, hampir sama seperti pria yang berada disana, pria itu kini sudah sangat jauh di matanya. 5 Bulan, baru 5 Bulan Hye Kyung tidak bertemu dengannya, dan selama 5 bulan itu, semua fisiknya masih sama, masih sama seperti saat mereka terakhir kali bertemu, hanya saja, pria itu kini sudah bersama yang lain, bersama gadis lain yang tidak pernah terlintas sedikitpun difikirannya, pria itu akan dengan sangat mudah melupakannya, mendapatkan pengganti dirinya.

Mobil Changmin terparkir rapi di basement apartemen mewah milik Je Wo, pria itu hanya membukakan pintu mobil Hye Kyung sampai gadis itu keluar dan merapikan pakaiannya.

“oppa yakin tidak ingin ikut masuk?”. Tanya Hye Kyung sebelum Changmin kembali ke dalam mobilnya duduk di belakang kemudinya.

“anni, sampaikan salamku saja pada keluarga Cho”. Hye Kyung mengangguk lalu melambaikan tangannya menunggu mobil Changmin menjauh dari penglihatannya, lalu gadis itu berjalan ringan ke apartemen Je Wo.

“ Eunjin Eonnie”. Hye Kyung menjerit kaget saat dilihatnya seorang wanita tengah berada di dalam lift yang akan Hye Kyung masuki.

yah! Shin Hye Kyung?”. Wanita itu membelalak kaget melihat gadis di hadapannya. “Huwaaaaaa Bogoshipoyoo”. Wanita itu tanpa sungkan memeluk Hye Kyung, saat ini didalam lift hanya ada mereka berdua, tidak ada orang lain, jadi mereka bebas mengekspresikan kerinduan mereka sejak beberapa tahun yang lalu, saat Eunjin –nama wanita itu- memutuskan untuk pindah ke Mokpo bersama anaknya Lee Haejin, menemani ibu mertuanya yang tinggal seorang diri. “Hey, Kau apa kabar gadis cengeng”. Ucap Eunjin saat melepaskan pelukannya.

“kau tidak melihat tubuhku sehat seperti ini?” Hye Kyung membusungkan badannya, memamerkan tubuhnya yang memang notabene lebih tinggo dan lebih berisi dari Eunjin. Eunjin terkekeh melihat tingkah gadis di hadapannya, masih sama, sedikit manja dan bawel. “eo, aku tidak melihat Haejin, dimana dia?”

“Haejin tidak ikut, dia harus sekolah besok, mmm apa kau akan menemui Je Wo eonnie?”

“Eumm, aku tidak tahu kenapa dia menelponku tiba-tiba tadi”.

“begitu juga kepadaku, aku harus meninggalkan Haejin saat dia masih tertidur, dia bilang ada masalah penting yang tidak bisa dibicarakan lewat telepon”. Hye Kyung mengangguk, seperti itu lah kata-kata Je Wo ditelepon tadi.

Mereka berdua di sambut hangat oleh Je Wo yang memang tengah menunggunya, waktu Seoul sudah menunjukan hampir tengah malam, namun Je Wo masih bersemangat saat menyambut kedua tamunya.

“kau tidak bersama Haejin?” Tanya Je Wo saat menyadari Eunjin tidak membawa putrinya..

anni, Haejin sedang tidur saat kau menelpon tadi”

“eumm, jadi begini, hari ini, adalah hari Ulang Tahun Hyunje”. Ucap Je WO memberi jeda pada kata-katanya.

jinjja?” jawab Hye Kyung dan Eunjin kompak.

“Ssssttt”. Je Wo buru-buru mengangkat 1 jarinya dan mendekatkan ke bibirnya, menyuruh 2 yeoja di hadapannya untuk mengurangi sedikit suaranya. 2 yeoja itu mengangguk mengerti “aku dan Kyuhyun, melupakannya”.

Mworago?”. Ucap mereka kembali berseru keras.

“Yah!!! “. Je Wo melotot kesal, 2 yeoja di hadapannya memang cukup sulit jika diminta untuk diam. “aku menyuruh kalian kesini, untuk membuat surprize party jadi, bantu aku mempersiapkan semuanya”. Ucap Je Wo membuat kedua yeoja itu mendesis kesal.

_____*

Hye Kyung berdiri gusar di dapur saat di dengarnya para member Super Junior sudah memasuki apartemen Je Wo, dia menggerak-gerakan kakinya kekanan dan kekiri, gugup.

Kajja oppa, kau tidak ingin menemui kekasihmu eo?”. Terdengar jelas suara Eunjin dari balik pintu yang membatasi ruangan makan dan dapur, hanya sebuah pintu dengan tinggi se dada orang dewasa “Hye Kyung~ah”. Hye Kyung membalikkan badannya kaku, Eunjin tengah berjalan dengan seorang pria yang membawa sebuah cake di tangannya, pria itu tersenyum kaku pada Hye Kyung, sedangkan Eunjin segera mengambil Cake yang ada di tangan Ryeowook –Pria itu- dan meletakkan di sebuah piring besar. “hey~ kalian berdua tumben tidak berisik?” ucap Eunjin tanpa melihat kedua orang di sampingnya yang tengah menegang kaku, Eunjin terlalu sibuk dengan lilin-lilin yang tengah ia tancapkan di cake untuk ulang tahun Hyunje. “Finish”. Ucapnya bangga, Eunjin menepuk pelan kedua tangannya, dan berbalik, sedikit membulatkan matanya saat kedua orang di sampingnya tengah memandang ke arah lain, bukan seperti biasanya, seperti dulu mereka selalu dekat tanpa jarak, kali ini, jarak begitu terlihat diantara keduanya. “Kalian berdua tidak sedang bertengkar bukan?”. Tanya Eunjin memandang Ryeowook dan Hye Kyung bergantian, kedua manusia itu tidak bereaksi.

“apa sudah selesai”. Je Wo dan Kyuhyun masuk ke dapur dan sedikit bingung dengan suasana yang tidak biasanya terlihat saat Ryeowook, Hye Kyung, dan Eunjin bersama dalam satu tempat. “kalau sudah selese, acara nya akan segera dimulai, Hye Kyung~ah”. Hye Kyung mengangkat alisnya, sedikit terkejut saat  Je Wo memanggil namanya. “Kajja”. Dengan patuh Hye Kyung mengikuti Je Wo, sedangkan Eunjin hanya menatap bingung keadaan di ruangan dapur dan segera melayangkan pandangan meminta penjelasannya kepada Je Wo, yang di balas dengan kedipan mata Je Wo seolah mengisyaratkan –aku-akan-menceritakannya-nanti.

_____*

Mereka semua duduk di ruang tengah keluarga Cho, kedua orangtua Cho Kyuhyun, Cho Ahra, member Super Junior, Eunjin, Hye Kyung, dan Song Victoria. Mereka mengelilingi Hyunje yang tengah memakan ganas cake dihadapannya, Eunjin duduk di samping Je Wo dan segera membisikkan sesuatu, terlalu tidak sabar dengan berita yang sepertinya telah dia lewatkan beberapa bulan ini.

Eonnie-ya, apa ada sesuatu yang terjadi dengan Ryeowook dan Hye Kyung?” Tanya Eunjin berbisik pelan, tidak ingin ada oranglain yang mendengarnya, meskipun sepertinya orang lain tidak akan tertarik mendengarkannya, toh mereka lebih tertarik kepada Hyunje yang tengah menjadi bahan (?) ledekan mereka semua.

Je Wo mengangguk, wanita itu memang cukup tahu bagaimana kehidupan Hye Kyung, karena gadis itu memang selalu menceritakan semua masalahnya.

“cepat katakan padaku”. Desak Eunjin tidak sabar, dia benar-benar menyesal mengiyakan ajakan Donghae untuk tinggal bersama Ibunya di Mokpo, seharusnya dia yang menyuruh ibu mertuanya yang tinggal di Seoul.

“Tidak bisa sekarang”.

“Wae?”.

“Waktunya tidak tepat”.

Eunjin menggerutu pelan, dia sudah sangat penasaran dengan cerita Je Wo, dari apa yang dia lihat, kesimpulannya adalah ‘terjadi sesuatu pada hubungan mereka’. Selama surprize party itu berlangsung Ryeowook dan Hye Kyung selalu berjauhan, padahal saat dulu, tidak jarang memberlain begitu kesusahan untuk memisahkan mereka berdua barang 1 menit saja.

______*

“Katakan padaku apa yang terjadi”. Eunjin memandang Hye Kyung didepannya tajam, seolah gadis itu adalah saksi kunci yang tengah diinterogasi.

Hye Kyung mengulum senyum sebelum menjawab, “apa aku harus menceritakannya?” tanyanya dan polos.

“ck”. Eunjin berdecak kesal “terserah kau saja”. Wanita itu membalikkan pandangannya mengelilingi sudut stasiun yang terlihat sepi.

“hubunganku dan Ryeowook oppa sudah berakhir”. Ucap Hye Kyung membuat Eunjin kembali menatapnya tak mengerti “Kami sudah memutuskan untuk hidup dengan jalan kami masing-masing”. Ujar Hye Kyung memandang lurus ke depan matanya, menerawang kosong pemandangan rel kereta yang sama sekali tidak menarik.

“Haruskan?” Ucap seorang pria yang tengah duduk dihadapan seorang gadis yang tengah tersenyum simpul usai mengutarakan perasaannya. Pria itu mendesah gusar, dia tidak mau, tidak ingin lebih tepatnya menerima keputusan gadis itu, tidak bisa menerimanya, keputusan secara sepihak yang memaksanya untuk menyetujui meskipun hatinya menolak keras. “tapi kenapa?”

Gadis itu kembali tersenyum, meskipun bukan senyum tulus dari hatinya “tidak ada alasan, hanya merasa sudah tidak sejalan”. Jawab gadis itu mengalihkan pandangannya kearah lain, tidak ingin bertemu pandang dengan pria di hadapannya.

“Tapi aku mencintaimu”. Ucap Pria itu, entah untuk yang keberpa kalinya, dia sudah tidak mampu menghitung pernyataan cintanya sejak beberapa jam yang lalu.

“Percuma masih ada cinta tetapi sudah tidak ada kenyamanan”. Balas gadis itu jujur. Dia sangat jujur memang, Cintanya bahkan mungkin lebih besar dari cinta pria itu padanya, tapi kenyamanan? Dia sama sekali tidak menemukannya untuk beberapa waktu akhir-akhir ini.

“Baiklah”. Gadis itu mengangkat wajahnya saat kata-kata itu meluncur dari  bibir pria itu “aku hanya ingin kau bahagia, mungkin kebahagiaanmu bukan bersamaku”. Lanjut pria itu, gadis itu terbelalak, kaget dengan kata-kata pria di hadapannya ‘mungkin kebahagiaanmu bukan bersamaku’ lalu dengan siapa? Hanya dengan pria itu gadis penyuka ice cream ini mampu tertawa dan menangis, hanya bersama pria itu gadis penyuka lagu ballad ini merasa hidupnya berarti dan hampa, lalu kebahagiaan seperti apa yang dia maksud?. “kau akan pulang? Biar ku antar”. Tawar pria itu saat gadis di hadapnnya bangkit dari duduknya dengan tatapan kosong. Gadis itu menggeleng cepat.

gomawo, selama ini kau sudah mau bersamaku, gomawo kau pernah mempercayaiku untuk menjaga hatiku, gomawo”. Gadis itu membungkuk dan berlalu, pria itu hanya tersenyum titpis melihat kepergian gadisnya, ‘semuanya sudah berakhir’. Ucapnya dalam hati, dia masih bisa melihat punggung gadis itu dari tempatnya berdiri, punggung itu bergetar hebat, gadis itu menangis?

babo!!”. Runtuk Eunjin sesaat setelah mendengar cerita Hye Kyung, wanita itu menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi yang tengah ia duduki. “lalu sekarang bagaimana kehidupannya? Apa lebih baik? Aku rasa bahkan lebih buruk”. Ucapnya meremehkan.

“aku ___”.

“Kau bahkan terlihat sangat buruk Shin Hye Kyung, berhentilah berpura-pura kau baik-baik saja, berhenti berpura-pura kau bahagia tanpanya, berhenti tersenyum saat kau ingin menangis, kau terlalu banyak bersandiwara, kau____”.

Eonnie”. Hye Kyung merajuk, bagaimanapun, apa yang dikatakan wanita itu adalah benar, bahkan semenjak hari itu, senyum Hye Kyung bisa dihitung dengan jari, terlalu jarang tersenyum. “aku tidak ingin membicarakan hal itu”. Eunjinmenarik tubuh Hye Kyung kedalam dekapannya, memeluk tubuh gadis itu lembut, di belainya rambut panjang Hye Kyung, mencoba membantu beban hatinya.

“Kau masih mencintainya, akui saja, apa itu sulit hem?”. Tanya Eunjin setengah berbisik.

Hye Kyung mengangguk “dia sudah ada yeoja lain”. Jawab Hye Kyung membuat Eunjin melepaskan pelukannya.

Mwo?”. Tanyanya tak percaya

“Aku melihatnya sendiri kemarin malam di sebuah kafe, dia bersama yeojachingu nya”.

Mata gadis itu berkaca-kaca, meskipun bibirnya terukir sebuah senyum, tapi senyum itu hanya senyum palsu yang ia paksakan untuk memberitahu wanita di hadapannya, bahwa dia baik-baik saja.

_____*

orange juice Without milk”. Seorang gadis duduk di samping Hye Kyung yang tengah memusatkan pikirannya pada novel di hadapannya. “membaca Novel lagi? Ck ck ck ck”. Gadis itu menggelengkan kepalanya ringan, terlalu sering melihat Hye Kyung membaca Novel, Hye Kyung hanya tersenyum bocah dan mengambil minuman yang disodorkan gadis itu –Park So Kyung- sunbaenya di kampus. “Kau seharusnya membaca buku pelajaran, bukan malah membaca Novel tidak berguna nona shin”. Ceramah So Kyung yang hanya di tanggapi dengan angkatan bahu pelan Hye Kyung, dia terlalu keras kepala memang.

Eonnie~ya”.

“eumm?”

“aku boleh bertanya sesuatu?”

“ne”.

“Menurutmu, Shim Changmin itu bagaimana?” So Kyung menengadahkan kepalanya bingung, tidak mengerti arah pembicaraan Hye Kyung. “eumm, begini, maksduku, bagaimana pendapatmu tentang Changmin oppa?”.

 

So Kyung mengulum senyum pelan, mengerti maksud hobaenya “wae? Apa kau sedang jatuh cinta padanya hem?” tanyanya penuh selidik.

annia~ aku hanya__”.

“dia tampan”. Potong So Kyung  “apalagi saat di konser SMTOWN SEOUL, errrr dia sangat tampan”.

Hye Kyung tersenyum geli melihat ekspresi So Kyung, terlalu berlebihan “Ekhem, maksudku, tetap saja tidak jauh lebih tampan dari Mr.Wu ‘Ku’”. Ucap So Kyung mengklarifikasi.

“arra”. Hye Kyung mengangguk mengerti, Park So Kyung adalah gadis beruntung yang bisa berpacaran dengan Kriss Wu, yah, dia sangat beruntung mendapatkan pria seperti Kriss, tampan dan romantis ._.

“hey~ dengar lagu ini, ini lagu kesukaanku”. So Kyung berucap girang saat kantin yang tengah mereka singgahi (?) memutar sebuah lagu, Hye Kyung memusatkan pendengarannya, musik itu mengalun indah.

Geureol geomnida ijeul geomnida oneulbuteo nan

(Aku akan melupakanmu, mulai hari ini)

 

Hye Kyung tersenyum saat mendengar suara itu bernyanyi, lirik itu, seolah sama dengan perasaannya ‘Aku akan Melupakanmu, Mulai saat ini’ Batinnya bertekad.

 

Geudaeran saram moreuneun geobnida hanbeondo bon jeok eomneun geobnida

Gireul geotdagado seuchin jeok eomneun

(Aku tidak mengenalmu, aku tidak pernah melihatmu)

(Kita bahkan tidak pernah berjalan berpapasan satu sama lain)

 

Hye Kyung menganggukan kepalanya, pelan menikmati alunan musik yang cukup membuatnya terlena, sama dengan gadis di hadapannya Park So Kyung

 

Gwaenchanseumnida ijeossseumnida bappeun ilsange haengbokhajyo

Geunsahae boineun saramdo mannago

(Aku baik-baik saja. Aku lupakan semuanya. Aku bahagia dengan hidupku yang sibuk)

(Aku akan bertemu orang yang baik juga)

 

Hening. Tidak ada satu katapun yang meluncur diantara mereka berdua, sama-sama larut dengan lagu yang cukup membuat mereka nyaman, namun mempunyai arti yang cukup dalam.

 

Sarangi da geureochyo sigani gamyeon huimihaejyeo

 Gieokjocha hal sudo eopgetjyo Oh

(Cinta selalu seperti ini. Memudar setelah beberapa waktu)

(Tidak bisa mengingatnya, Oh)

 

 

Sarangi gamyeon ddo dareun sarangi dasi ol geomnida kkok geureol geomnida

Jigeumeun apado jogeumman jinamyeon amul geomnida

(Saat cinta pergi, cinta yang lain datang lagi. Itu pasti)

(Walaupun jika ini menyakitkan sekarang, ini akan terdengar sedikit kemudian

 

 

Geureol geomnida ijeul geomnida nado geureol geomnida

(Ini akan terlupakan. Aku juga akan melupakan)

 

Hye Kyung dan So Kyung sama-sama tertawa saat disadari mereka ikut bernyanyi di bait yang sama tanpa kesepakatan sebelumnya.

 

Eoryeopjin anhayo oneulman apeumyeon modeun ge ichyeojil geomnida

Dallajin ilsange eosaekhal ppunijyo Oh~ NO

(Ini tidak sulit. Aku akan melupakan semuanya setelah hari ini)

(Aku hanya perlu merubah hidupku. Oh~ tidak)

 

 

 

Sarangi da geureochyo sigani gamyeon huimihaejyeo

Gieokjocha hal sudo eopgetjyo geureochyo~

(Cinta selalu seperti ini. Memudar setelah beberapa waktu)

(Tidak bisa mengingatnya. Ya~)

 

 

Sarangi gamyeon ddo dareun sarangi dasi ol geomnida kkok geureol geomnida

Jigeumeun apado jogeumman jinamyeon amul geomnida

(Saat cinta pergi, cinta yang lain akan datang lagi. Itu pasti)

(Walaupun jika ini menyakitkan sekarang, ini akan terdengar sedikit kemudian)

 

 

Geureol geomnida ijeul geomnida nado geureol geomnida

(Ini akan terlupakan. Aku juga kan melupakannya)

 

Lagu ini benar-benar mewakili perasaannya, berkali-kali dia tersenyum saat lirik itu seperti menyindirnya.

 

Modu jioul geomnida

Kkot geureol geobnida

(Aku akan menghapus semuanya)

(Aku pasti akan menghapusnya)

 

 

Sarangi gamyeon ddo dareun sarangi dasi ol geomnida kkok geureol geomnida

Nunmuri heulleodo jogeumman jinamyeon useul geomnida

(Saat cinta pergi, cinta yang lain akan datang lagi. Itu pasti.)

(Walaupun jika air mata mengalir sekarang, Aku akan sedikit tersenyum kemudian)

 

 

Geureol geomnida (ijen) ijeul geomnida (ijen) sangcheoga amul deut..

(Aku akan (sekarang) melupakanmu (sekarang) Hanaya seperti menyembuhkan luka)

 

 

Geureol geomnida geureol geomnida ijeul geomnida

(Aku akan. Aku akan. Aku akan melupakanmu.)

 

*CN Blue I Will Forget You*

“kau tahu lagu ini juga?” Tanya So Kyung saat lagu berhenti. Hye Kyung mengangguk.

“ini salah satu lagu kesukaanku, aku sering mendengarkan lagu ini, apalagi saat moodku sedang buruk”.

So Kyung mengangguk, dia cukup tahu bagaimana kehidupan asmara gadis dihadapannya akhir-akhir ini.

_____*

Hye Kyung tersenyum saat dilihatnya mobil milik Changmin sudah terparkir ditempat biasa, didepan kampusnya, beberapa hari ini, pria itu memang cukup rajin menjemputnya. Gadis itu melongok (?) jendela mobil yang tertutup, dilihatnya Changmin tengah bersandar dengan kacamata dan sebuah syal yang menutupi mulut nya, dengan sedikit jahil, dia sengaja menggedor jendela mobil itu dengan cukup kencang sehingga pria didalam  mobil itu terlonjak kaget, sedangkan Hye Kyung terkekeh puas.

Yah! Cepat masuk”. Changmin membuka kaca jendela mobilnya, Hye Kyung segera masuk, masih dengan tertawa “Berhenti tertawa nona Shin, memangnya ada yang lucu?”

“Lucu sekali, kkkkkk~ apa kau sangat lelah oppa? Hemm, mungkin seharusnya kau berhenti menjemputku”.

Andwe, tidak apa-apa, aku tidak terlalu sibuk”. Changmin menjalankan mobilnya menyusuri jalan Seoul yang berdebu. Selama hampir 30 menit perjalanan mereka berdua hanya terdiam, tidak mengeluarkan sepatah katapun, Shin Hye Kyung, gadis itu terlalu sibuk mengenang lagu yang tadi dia dengar di kantin, sedangkan Changmin, lebih suka berkutat dengan fikirannya sendiri.

“Eumm Hye Kyung~ah”. Changmin menraih tangan Hye Kyung yang hampir membuka pintu mobil, keluar saat mobil sudah berada di depan apartemen Hye Kyung. “ada yang ingin aku bicarakan”. Hye Kyung kembali ketempatnya duduk manis menunggu sebuah kata meluncur dari Changmin. “eummm, kau tahu kan, kalau aku, Mencintaimu?” tiba-tiba saja tubuh Hye Kyung kaku saat mendengar kata itu, entah kenapa perasaannya menjadi tidak tenang. “Aku tidak pernah perduli kau mencintaiku atau tidak, aku tahu kau mencintai Kim Ryeowook, tapi, semenjak kemarin malam, saat melihat Kim Ryeowook bersama dengan yeoja lain, aku tidak bisa terus seperti ini Hye Kyung~ah”. Hye Kyung menelan paksa ludahnya, tenggorokannya kering “apa kau tidak merasa apa yang kau lakukan selama ini sia-sia? Begini, jika saja Kim Ryeowook tidak bersama yeoja lain, mungkin kau masih punya harapan, tapi ini? Kau bahkan melihatnya secara langsung bukan? Come on Hye Kyung~ah aku ada disini, tidak bisakah kau melihatku? Melupakannya? Namja yang sudah mempunyai pasangan?”

Hye Kyung masih terdiam, banyak hal yang mengganjal di hatinya, sebelumnya Changmin tidak pernah seperti ini, memaksa itulah kesan dirinya saat ini.

“aku tidak akan memaksa”. Seolah tahu jalan pikiran Hye Kyung, Changmin buru-buru mengklarifikasi “aku hanya lelah melihatmu seperti ini, menangisi seseorang yang bahkan belum tentu menangisimu, Hye Kyung~ah,” Changmin meraih kedua tangan Hye Kyung memaksa yeoja itu untuk menatapnya. “aku ingin memilikimu, karena aku mencintaimu, aku menyayangimu, kau, masihkah ada hatimu untukku? Bisakah kau melupakan nya? Melupakan Kim Ryeowook?”.

“Aku tidak tahu oppa, aku perlu waktu untuk berfikir”. Hye Kyung menarik kedua tangannya yang berada di genggaman Changmin “sudah malam, aku masuk dulu, ne?” Hye Kyung segera membuka pintu mobil dan berlalu, tidak menunggu mobil itu menjauh, tidak mengucapkan selamat malam atau basa-basi yang biasanya dia lakukan.

______*

“Bagaimana?” bisiknya pelan, gadis itu –Shin Hye Kyung- tengah berbicara pada dirinya sendiri, merasa tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Bukan! Dia bukan gadis bodoh yang buta dengan hubungan ‘mantan kekasihnya’ Kim Ryeowook, tapi dia juga bukan gadis tegar yang bisa dengan mudah melepaskannya untuk oranglain, lalu Changmin? Pria itu sudah sangat banyak menolongnya, selalu ada untuknya dan menghiburnya, dia mencintainya? Tidak untuk saat ini, dia hanya merasa nyaman bersama pria jangkung itu, lalu apakah kita boleh menjalin hubungan dengan perasaan nyaman meskipun tanpa cinta, dia menutupkan matanya pelan, saat itu, saat-saat bersama pria bernama Kim Ryeowook itu melintas di fikirannya, seperti film film pendek yang silih berganti mengulang dan mengulang saat itu, saat dia tertawa, menangis, sakit, bahkan kecewa karena pria itu, semuanya terekam jelas dalam ingatannya, masih sangat baru, seperti hari kemarin.

_____*

“Apa aku tidak salah dengar?” Pria itu melotot kaget mendengar pernyataan gadis dihadapannya. Gadis itu mengangguk.

“aku ingin mencobanya bersamamu oppa”. Senyuman itu merekah pasti dibibir pria itu, tanpa menunggu lebih lama, pria itu segera membawa gadis di hadapannya kedalam pelukannya, memeluknya erat seperti tidak akan pernah membiarkan oranglain menyentuh gadi di pelukannya, Shin Hye Kyung gadisnya sekarang.

‘baik, kita melangkah, meninggalkan masa lalu untuk masa depan, kenapa tidak?’ gadis itu tersenyum keputusannya sudah bulat untuk menerima pria itu Shim Changmin.

_____*

“Kau Yakin?” Tanya seorang wanita kepada gadis yang tengah berbaring di sampingnya, menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih.

“Eumm”. jawab gadis itu mengangguk, “aku sudah memikirkannya berulang kali untuk ini”. lanjutnya.

“Huftt”. wanita itu menghela nafas pasrah, dia tahu persis seperti apa gadis di sampingnya, gadis manja yang masih sangat Labil.

Eommaaaaaaaaa“. seorang bocah laki-laki masuk sehingga membuat kedua orang yang tengah berbaring bersebelahan itu menegakkan badannya duduk.

“Yak! Hyunje-ya kau berisik sekali”. Omel gadis berambut panjang sepinggang itu kesal, bocah itu hanya menjulurkan lidahnya, menantang gadis di hadapannya, lalu naik keatas tempat tidur dan duduk diantara gadis itu -Shin Hye Kyung- dan eommanya -Shin Je Wo-.

“ck…”. Hye Kyung berdecak kesal dan kembali merebahkan tubuhnya, memejamkan matanya.

“Yah! Shin Hye Kyung, sedang apa kau disana! cepat keluar dari kamarku”. ucap seorang Pria masuk dengan kesal saat melihat Hye Kyung tengah berbaring diatas tempat tidurnya bersama istri dan anaknya.

Shiro!”. Jawab Hye Kyung lalu dengan sigap memeluk Hyunje dan Je Wo di sampingnya.

“yah! Yah yah! lepaskan anak dan Istriku”. Kyuhyun -Pria itu- berusaha menyingkirkan tangan Hye Kyung dari tubuh anak dan Istrinya.

“aissshhh Shireo Cho Kyuhyun”. Hye Kyung bersikeras, Hyunje terkikik geli melihat ekspresi appa dan ahjumma nya, sedangkan Je Wo hanya mendesah malas.

“Kyu, biarkan dia seperti ini, sebelum dia bertunangan minggu depan, kau sudah sering memelukku dan Hyunje, jadi bersikaplah sedikit dewasa, mengalahlah pada dongsaengmu sendiri”. ucap Je Wo bijak.

Mworago? siapa yang dongsaengku? bocah tengil ini”. jawab Kyuhyun sambil menunjuk Hye Kyung “aku sama sekali tidak ingin mempunyai dongsaeng sepertinya ck”. Kyuhyun beranjak pergi dengan kesal.

“Kalo begitu seharusnya aku tak membiarkan eonnieku menikah denganmu”.

“Kauuuuu”. Kyuhyun mendelik marah.

—00—

“Kau bilang dia akan bertunangan? Pria mana yang mau bertunangan dengan dongsaengmu itu? Apa Ryeowook hyung  benar-benar buta mau dengannya?”. Kyuhyun menghampiri Je Wo yang tegah membuatkan teh di dapur.

“bukan dengan Ryeowook oppa”. jawab Je Wo pelan, dia tau, Kyuhyun sama sekali belum mengetahui semua yang terjadi beberapa bulan ini.

Mwo? maksudmu?”.

Je WO menyerahkan segelas penuh teh hangat pada Kyuhyun,

“Dia akan bertunangan dengan Changmin”.

“uhuk uhuk uhuk”. Kyuhyun Terbatuk pelan, memuncratkan sedikit teh yang ada dimulutnya. “Shim Changmin maksudmu?”. Tanya nya tak percaya, je wo mengangguk, “Lalu Ryeowook Hyung?”.

“Hubungan mereka sudah berakhir Cho Kyuhyun, sejak 6 bulan yang lalu”. jawab Je Wo lirih, mengingat saat-saat terburuk bagi Shin Hye Kyung.

Kyuhyun mengangguk mengerti, dia cukup tau bagaimana perjalanan kisah cinta Hye kyung dan Ryeowook meskipun tak pernah tau akhirnya akan seperti ini “Bagaimana kalu Ryeowook hyung tau? aku rasa dia masih sangat mencintai Dongsaengmu”. Je Wo mengendikkan bahunya, tidak mengerti.

_____*

Yeoja itu memandangi tubuhnya yang terbalit gaun putih selutut dengan hiasan perak yang cantik. Dia tersenyum sesaat mengagumi keindahan pada pemandangan cermin dihadapannya yang tidak lain adalah dirinya sendiri.

“Kau cantik”.  Ucap seorang wanita dari balik pintu belakangnya, gadis itu tersenyum memandang wanita itu dari depan kaca, wanita itu masuk dan memeluk gadis itu. Gadis itu sedikit terisak “Hey~ kau jelek saat menangis”. Ucap wanita itu membersihkan butiran bening yang tengah mengalir tepat dipipi gadis itu. “ada yang ingin berbicara denganmu, jadi berhentilah menangis gadis cengeng”. Gadis itu mengangguk patuh, lalu duduk di depan kaca, sedangkan wanita itu pergi keluar, memanggil ‘seseorang’ yang ingin berbicara dengan gadis itu.

Gadis itu dudukdihadapan kaca, membersihkan sedikit make up nya yang luntur karena tetesan airmatanya tadi. Gerakan tangannya seketika terhenti saat matanya menabrak sebuah pandangan mata di balik cermin di hadapnnya. Pandangan itu, mata itu, masih sama, masih seperti beberapa bulan yang lalu, masih seperti miliknya. Mata itu kian lama kian mendekat ke arahnya, membuat tubuh mungilnya berdiri dan berbalik hanya untuk memastikan bahwa mata dan tatapan itu nyata.  Begitu nyata sampai kaki gadis itu melemas saat dirinya benar-benar mendapati pria itu, pria ‘masa lalu’ nya yang sudah membawa pergi sebagian hatinya. Pria itu tersenyum saat jarak mereka tidak lebih dari 1 meter.

Ann…anny… nyeong~”. Suara pria itu bergetar dan terbata membuat mata gadis itu memanas seketika. Sekali lagi, senyuman itu –senyum paksaan- itu terukir dari bibir pria berwajah mungil dengan mata yang sedikit memerah. “Chu . . .  Chu. . . .” Pria itu menghela nafas sesaat, menengadahkan kepalanya ke atas menetralisir denyut jantungnya yang sudah berdetak tidak normal semenjak mendengar kabar tentang pertunangan gadis di hadapannya beberapa hari yang lalu. Sejak hari itu hidupnya menjadi lebih buruk, lebih tidak beraturan dari biasanya. Tidak pernah adalagi teriakan khasnya saat membangunkan hyung-hyungnya untuk makan, tidak ada lagi nyanyian khasnya saat memasak, dia lebih suka mengurung diri membiarkan dirinya sendiri membiarkan tubuhnya terkulai lemas di tempat tidur. Dia telah mati. Separuh darinyawanya telah hilang bersama gadis itu, pergi meraih raga yang lain dan itu bukanlah raganya. “Chukkae……..”.  Pria itu mengulurkan tangannya kembali memperlihatkan senyum palsunya, menanti uluran tangan gadis dihadapnnya yang sama sekali tidak bergerak.

Sesuatu bergerak keluar dari mata pria itu cairan terkutuk yang ia yakini tidak akan pernah habis sekalipun ia mengeluarkannya setiap hari. Dengan cepat pria itu mendongakkan kepalanya keatas, Tidak! Dia tidak ingin gadis di hadapannya tahu yang ia rasakan. “aku . . . . .” Pria itu tertawa lirih menyadari kebodohannya, menatap gadis dihadapannya yang masih terus memandangnya tanpa berkedip, membiarkan kedua mata beningnya semakin memerah dan berkaca-kaca.

mi . . . mianhae”. Ucap pria itu datar. Dia sama sekali tidak bermaksud membuat gadis di hadapannya bersedih. Air mata gadis itu meluncur dengan sempurna membuat tangan pria itu reflek menghentikan aliran bening yang telah sampai di ujung bibir gadis itu, pria itu tersenyum “kau terlihat jelek saat menangis, berhentilah menangis”.

Shin Hye Kyung –gadis itu- mengangkat tangannya meraih tangan pria dihadapnnya –Kim Ryeowook- menjauhkan tangan itu dari pipinya dan membawanya kepinggangnya. Yah, gadis itu kini tengah menenggelamkan wajahnya pada dada Ryeowook, dia memeluk erat pria itu, pria yang dulu selalu memeluknya saat ia sedih, pria yang dulu selalu meminjamkan bahunya saat ia menangis. Hye Kyung terisak masih dalam pelukan Ryeowook, entah kenapa berada dalam pelukan pria itu justru membuat airmatanya tidak bisa berhenti.

Kim Ryeowook –pria itu- tidak kuasa untuk menolak pelukan gadis’nya’ dia menerimanya dengan tangan terbuka, mengeratkan pelukannya seolah tak ingin pelukan itu terlepas, dia sangat merindukan keadaan ini bukan? Selama 6 bulan perpisahan mereka hanya 1 kali mereka bertemu.

mianhae”. Ucap Hye Kyung disela-sela isakannya, suaranya sedikit teredam karena isakannya, namun pria itu masih bisa mendengarnya dengan jelas, tangannya bergerak naik, mengelus rambut panjang Hye Kyung, air matanya sudah jatuh beberapa kali, namun dia sama sekali tidak terisak, tidak, dia tidak ingin terisak.

annia kau tidak bersalah, aku yang seharusnya meminta maaf, mianhe membuatmu terluka”.

Hye Kyung menggeleng pelan “Kau harus bahagis bersamanya”. Lanjut pria itu menggigit bibir bawahnya menahan sesak didadanya. Ryeowook melepaskan pelukannya memandang wajah Hye Kyung yang sudah basah karena airmatanya “Aku mencintaimu”. Ucap Ryeowook pelan “sejak dulu, sampai saat ini, aku selalu mencintaimu, seandainya waktu bisa ku putar, aku pasti tidak akan membiarkannya mengambilmu dariku, aku ____”. Kata-katanya terhenti, dia menundukkan wajahnya, menghapus air mata yang telah keluar di ujung kelopak matanya.

oppa”. Gadis itu kembali menjatuhkan tubuhnya pada pelukan Ryeowook, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan, melihat Ryeowook menangis seperti itu adalah hal yang paling di bencinya, dia takut, takut jika hatinya akan kembali luluh oleh pria di hadapannya saat ini, dia tidak ingin kembali, meskipun hatinya berteriak untuk kembali. “semuanya sudah berakhir”. Ucapnya setengah berbisik sebenarnya bukan itu yang ingin ia ucapkan, ia terlalu takut untuk mengatakan semuanya “aku harap kau akan bahagia dengan yeojachingumu yang baru itu, hiduplah dengan baik, Aku Mencintaimu”. Gadis itu mengeratkan pelukannya, dia tidak berniat untuk melepaskannya barang sedetikpun, menikmati kebersamaan mereka yang hanya bersisa beberapa detik lagi.

_____*

“Kau menangis?” Tanya Changmin saat melihat Hye Kyung menyentuhkan tissue di kedua sisi matanya, saat ini mereka tengah berjalan menuju ruang tengah kediaman keluarga Shin. Hye Kyung menggeleng. “Chamkaman”. Changmin menghentikan langkah mereka, “kau, apa benar mau bertunangan denganku? Kau tidak akan menyesal?”

Hye Kyung mengerutkan keningnya tidak mengerti “apa yang kau bicarakan oppa?”.

Changmin tidak menjawab, matanya kini beralih pada sesosok manusia yang terlihat dari tempatnya berada kini, pria itu tengah duduk di sebuah kursi di sudut ruangan, membungkuk, menyembunyikan wajahnya. Hye Kyung mengikuti arah pandangan Changmin, tubuhnya menegang seketika, sakit menggerogoti hatinya, melihat pria itu, pria yang dicintainya menangis kesakitan, ‘apa aku sejahat itu? Ryeowook oppa, jebal berhenti bertindak bodoh seperti itu, jangan membuat ku harus berfikir ulang untuk pertunangan ini’ bisik gadis itu dalam hati.

“Kau masih belum terlambat jika ingin kembali padanya”. Ucap Changmin membuat Hye Kyung kembali memusatkan fikirannya pada Changmin, pria itu tersenyum manis, memberikan pilihan yang sebenarnya tidak perlu ia lakukan, hey~ tidak taukah dia kalau saat ini gadis itu tengah berada dalam dilema besar?.

“Kenapa aku harus kembali kepadanya?”. Tanya Hye Kyung mencari kesungguhan dari perkataan Changmin, dia kini benar-benar telah berfikir ulang untuk pertunangannya.

“aku hanya ingin kau bahagia, meskipun itu bukan bersamaku, aku tidak ingin kau merasa terpaksa dengan pertunangan ini, pergilah, dia sangat mencintaimu”. Hye Kyung membantu, haruskah dia kembali kepadanya? Atau tetap pada rencana awalnya? “Hye Kyung-ah”. Changmin meraih kedua tangan Hye Kyung, membuat gadis itu kembali tersadar dari lamunannya. “aku tidak akan memaksamu untuk menerimaku karena aku tahu kalau kau hanya_____”.

Ucapan Changmin terputus saat bibirnya mendapat sentuhan hangat dari bibir gadis di hadapannya, Shin Hye Kyung melepaskan tangannya dari genggaman Changmin dan mengalungkannya pada leher jangkung pria itu, kakinya bergerak maju, dan menginjak kaki Changmin, menempatkan kakinya tepat di atas kaki Changmin, masih dalam posisinya, mencium bibir pria itu lembut, sampai Changmin membalasnya, ciuman itu terlepas.

“kenapa kau tidak menyuruhku untuk tetap bersamamu hem?” Hye Kyung mengerutkan dahinya, Changmin hanya menatapnya tak mengerti.

“Aku___”. Gadis itu benar-benar tak membiarkan Changmin untuk berbicara banyak, dia kini memeluk tubuh Changmin, membuat pria itu sedikit kaget dengan perlakuan Hye Kyung.

“Aku akan tetap bersamamu, jadi berhentilah menyuruhku untuk kembali padanya, dia hanya masa laluku, aku sama sekali tidak berniat untuk kembali padanya, Aku mencintaimu oppa, saranghae, Jeongmal”. BOHONG! Gadis itu berbohong dengan semua kata-katanya, dia hanya berusaha aagar pria itu tidak terluka, dia menyembunyikan perasaannya membiarkan perasaan pria itu bahagia, tidak salah bukan membuat orang yang sangat baik pada kita bahagia? Meskipun itu harus mengorbankan kebahagiaan kita?

THE END

————–oo00oo————

Bukankah cinta memang tidak selamanya indah? Tidak selamanya saling memiliki? Kebahagiaan itu akan datang bukan karena kita merasa bahagia, tapi membuat orang lain bahagia, tersenyum, itu lah kebahagiaan, aku bahagia pernah berada dihatimu, aku bahagia pernah membuatmu tersenyum, hari ini aku akan melangkah tanpamu, kau harus hidup dengan baik, saling mencintai tidak selamanya bisa bersatu bukan? Aku Cukup tau kau mencintaiku, dan aku rasa kaupun tahu sampai detik ini kau masih menjadi yang pertama di dalam hatiku, Jangan pernah berfikir aku tidak mencintaimu hanya karena aku tidak bersamamu, karena selamanya tempatmu adalah yang terindah Saranghae namja koki’KU’ ♥

—————oo00oo————-

PROLOG

Pria itu keluar dari sebuah rumah mewah dengan cat cream, halaman rumah itu penuh dengan karangan bunga ucapan selamat, semua orang tersenyum, namun tidak dengan pria itu, pria itu terus menekuk wajahnya sampai gerbang rumah itu terlintasi oleh kakinya, dia melangkah menjauh, membawa luka didadanya.

Haru jongil ni saenggakman hada ga

(Karena Aku hanya memikirkanmu sepanjang hari)

Han ga dak nunmuri, meotdaero jureureuk heureunda

(Satu arus arus air mata sendiri)

Georeum georeum ni moseubi bal byeoseo

(Langkah demi langkah, Aku melihatmu)

Ireul hada gado, nado moreuge tto heureunda

(Jadi meskipun aku sedang bekerja, air mata mengalir tanpa kuketahui)

 

(ohh oh oh oh ohh) noraereul bulleo do

Bahkan ketika Aku bernyanyi

 

(ohh oh oh oh ohh) georireul georeo do

Bahkan ketika Aku berjalan-jalan

 

(ohh oh oh oh ohh) ontong ni saenggak ppun inde

Aku dipenuhi dengan pikiran tentangmu

 

Neodo, na cheoreom ireohke apeunji

Aku ingin tahu apakah kau terluka sepertiku

 

Neodo, na cheoreom nunmul na neunji

Aku ingin tahu apakah kau menangis sepertiku

 

Neodo, haru jongil ireohke

Aku ingin tahu apakah kamu menjalani hari-hari

 

Chueoke saneunji, oh kkok na cheoreom

Penuh dengan kenangan sepertiku

Pria itu sampai di sebuah apartemen mewah tempat ia tinggal selama ini, dia melangkah masuk tanpa salam seperti biasa saat ia datang, 5 orang pria yang tengah duduk santai diruang televisi segera menatap kearahnya, ke arah pria yang baru saja menutup pintu apartement itu. Satu dari pria itu mendekat “Kau sudah pulang?” Pria dengan wajah innocent itu bertanya khawatir. Kim Ryeowook hanya mengulas senyum sekilas dan berjalan tanpa menyapa 4 orang pria lainnya yang tengah duduk didepan televisi dan memperhatikannya.

Eokjirado useul il cham manheunde

Ada banyak hal untuk ditertawakan tentang paksaan

 

Taeyeob inhyeong cheoreom, ju eojin il cheoreom utneun da

Seperti boneka-boneka angin, seperti sudah menjadi tugasku, Aku tertawa

 

(ohh oh oh oh ohh) tv reul boa do

Bahkan ketika aku menonton tv

 

(ohh oh oh oh ohh) chingureul ana do

Bahkan ketika aku bertemu temanku

 

(ohh oh oh oh ohh) ontong ni saenggak ppun inde

Aku dipenuhi dengan pikiran tentangmu

Ryeowook merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur di kamarnya. Apapun yang sedang pria itu rasakan sepertinya tidak ada yang bisa mengetahuinya. Dia sakit? Sangat! Dia berulangkali menyeka airmata yang terus mengalir dan membasahi wajahnya, membuat wajah lusuhnya semakin terlihat berantakan. Dia berbaring, meringkuk, menyatukan kedua kakunya dan menekuk hingga batas bibirnya, gignya bergetar menahan tangis, sesakit itukah rasanya?

Neodo, na cheoreom ireohke apeunji

Aku ingin tahu apakah kau terluka sepertiku

 

Neodo, na cheoreom nunmul na neunji

Aku ingin tahu apakah kau menangis sepertiku

 

Neodo, haru jongil ireohke

Aku ingin tahu apakah kamu menjalani hari-hari penuh dengan kenangan sepertiku

 

Chueoke saneunji, oh kkok na cheoreom

 

Karena aku tersenyum setiap hari

 

Mae ireul useu nikka

Karena aku menunjukkan senyumku,

 

Utneun moseub man boyeo ju nikka naega, haengbok han julman ana bwa

Mereka pikir aku senang

 

Eotteohke useo naega, eotteohke useo, niga eobt neunde

Tapi bagaimana aku bisa tersenyum?, bagaimana Aku bisa tersenyum tanpamu

 

Useo do useo do, nunmuri tto heulleo

Aku tersenyum dan aku tersenyum tapi air mataku mengalir lagi

Dia memejamkan matanya, berharap itu semua adalah mimpi, mimpi buruk yang akan segera hilang saat ia terbangun, berulangkali iya meyakinkan hatinya, memantapkannya, tapi toh dia tidak bisa, bayangan gadis itu terlalu indah menghiasi setiap memori otaknya, dia menyerah, membiarkan airmatanya terus turun, membiarkan sakit didadanya kian menjadi, dia membiarkan perasaan itu tetap bertahan disana, di hatinya yang kini beku ‘biarkan perasaan itu membeku bersama hatiku’. Bisiknya dalam hati.

Neodo, na cheoreom ireohke apeunji

Aku ingin tahu apakah kau terluka sepertiku

 

Neodo, na cheoreom nunmul na neunji

Aku ingin tahu apakah kau menangis sepertiku

 

Neodo, haru jongil ireohke

Aku ingin tahu apakah kamu menjalani hari-hari

 

Chueoke saneunji, oh kkok na cheoreom

Penuh dengan kenangan sepertiku

*I Wonder If You Hurt Like Me 2AM*

 

————oo00oo————

Aku terbangun bersama hari-hariku yang sepi, masih seperti ini, masih seperti saat kau bersamaku, bolehkah aku mengatakan suatu kejujuran? Aku sudah terlalu lama berbohong untuk ini, sekarang aku ingin mengatakan semuanya, aku telah berbohong membiarkanmu bersama pria lain! Aku berbohong saat aku menerima keputusanmu untuk pergi dariku. Aku berbohong saat aku mengatakn aku akan baik-baik saja, see hiudpku bahkan lebih buruk dari sebelumnya. Aku telah berkata jujur, apakah kejujuran itu telah terlambat? Seandainya sesuatu itu tidak pernah terjadi. Aku msaih tidak percaya, Aku benar-benar Kehilanganmu huh? Aku benar-benar pergi? Kau muak padaku? Kau lelah denganku? Maaf -,-. Seandainya waktu bisa kuputar, aku tidak akan membiarkan waktu mengambilmu, aku pastikan kejujuran itu akan ku ungkapakan lebih awal, Aku Menyesal, Sungguh, bagaimana caraku untuk merelakanmu? Saranghae, Jeongmal

———-oo00oo————

Annyeong~, disini Shin Hye Kyung, apa kabar? 😀

Bagaimana FF nya? Saya tidak memakai pairing Kim Ryeowook, mian untuk beberapa readers tercintaku yang mungkin sedikit kecewa, aku mencintai Kim Ryeowook, percayalah aku sama sekali tidak bisa berpaling darinya, meskipun aku selalu berkata aku mencintai pria lain, tapi itu BOHONG! Sungguh ._. aku hanya ingin membuat sedikit lebih berwarna, tolong maaf jika tidak berkenan dengan endingnya ._.

 

Well, eumm FF ini aku buat selama hampir lebih dari 3 minggu! Agkgkgkgk, nemu idenya udda lama, tapi gg ada waktu buat nulis T_T, bagaimana? Jadwalku sangat sibuk, mian juga buat yang sudah menunggu “Love Is Never Over”. Itu sama sekali belum aku sentuh T_T aku nulis FF ini mencuri waktu L.

 

Baiklah, cukup sekian cuap-cuap saya, lain kali aku akan bawa Ryeo-Kyung Couple lagi janji deh *angkat kelingking* See You tomorrow Dear Saranghae ♥

27 pemikiran pada “[Freelance] Something Happened

  1. Aiiissshhhh~
    Nyeeseeeeeeekkk!!!
    Apalagi pas ending nya, trus backsound nya 2AM, udh makin hancur aja deh perasaan readers~
    Hueeeeeeeeeeeeee!!! #nangisgegulingan
    T_T

    Awesome!! Ffnya bkin perasaan readers hancur lebur, hhh~~
    Like this too much thor!! Qrain bakalan jadi sm wookie oppa, gak tau nya malah bner” sad ending bgt yaah~ *eerr
    #lapingus

    The last, keep writing bwt author nya!!

  2. Kenapa dulu selingkuh,,kenapa dulu berpaling. .
    Aku suka sama kuat hatinya shin hye kyung ^^
    karna lebih baik di cintai,dari pada mencintai. .

  3. heiiii wookie ngenes amat y, hye kyung mah enak hlg wookie tumbuh changmin
    tp overall the story flows smoothly
    namun g da pnjelasan lbh lnjt ttg foto n pcr br si tuan koki jd hbs iqra ff ni aq jd mengerutkn kening

  4. kesalahan yang dibuat ryeowook terlalu patal n knp dy ga jujur juga…
    ngebayangi ryeowook nangis, pastinya facenya imut bgt hehehe.
    hayooo buat ff mrka lagi ya..

  5. Aigoo..
    Sedih sekali critanya..
    Apalagi recommended song nya itu pas banget..
    Kena banget ama critanya
    Feel nya dpet..
    Bkin nangis nih.. 😥

    Suka banget ama ff ini.
    Walaupun sedih tpi penceritaannya keren.
    Keep writing eon. 😉
    Hwaiting!

  6. Waahhhhhh nangis guling” kekekke , , knp ending nya begini ! ! Tpi aku ska jalur crtanya yowishlh masa lalu itu mang hrus dibuang “̮ ƗƗɑƗƗɑƗƗɑƗƗɑ “̮ Ơ̴̴̴̴̴̴͡.̮Ơ̴͡ ,

  7. br sempet baca,,,ceritax panjang, puaaaass bgt bacax…
    aq suka ceritax saeng, bagus bgt…karakter hye kyung yg berpendirian dsini bwt ceritax makin bagus, keputusan hyekyung yg akhirx memilih changmin menurutku udah tepat krn changmin baik n selalu ad tuk hyekyung..
    nice story saeng…di tunggu karya ff yg lainx ya…

  8. , dari kmaren ngobox2 google nyari ff changmin oppa baru nemu yg c’keren ne …
    ,, Hye kyung ga slah ambil kputusan ..
    , cinta tulus changmin oppa mank hruz d’trima Hye kyung …
    , ga tega bgtz qLo Lyat nae nampyeon (changmin oppa )*ngaku2,smpe ngrelaen Hye kyung kmbli k’wooky oppa .. T_T ..
    , ok ,skyan cuap2 dri sya ..
    . T . O . P bwt author’na ..

  9. kita sama thor. seburuk ap pun aku mengenal kim ryeowook aku ttp trgila” padanya. awalnya aku tdk trlalu peduli padanya. tp ketika aku mnghayati suara setiap member. aku jatuh dan terikat pda sosok manis kim ryeowook. bahkan bias prtamaku choi siwon tdk mmbuatku segila ini. aku benar” terpaku hanya pada sosoknya. tidak peduli orang mencela dan mngumbar kekurangannya.

Tinggalkan Balasan ke shilvie imnidha Batalkan balasan