Special Edition

beautiful-moon-light

Aku memperhatikan wajah kesal, emosi dan kecewanya ketika menatap layar Laptopnya. Tidak biasanya gadis itu tampak sekacau ini, apa sesuatu sedang terjadi? Penasaran, aku mencoba mendekatinya, diam-diam duduk disampingnya yang tampak tengah melakukan obrolan chat bersama beberap orang. Obrolan yang menurutku penuh dengan kekesalan dan kekecewaan.

            “Kau bertengkar?” tanyaku, sungguh aku tidak dapat menahan mulutku untuk bertanya. Dia menoleh, menatapku sebentar, mengangguk dan kembali menatap layar Laptopnya saat bunyi Ping itu kembali terdengar. Aku menarik nafas dan ikut memperhatikan isi percakapannya, “Dengannya?” tanyaku lagi, kali ini suara terdengar cukup terkejut.

            “Ya” jawabnya malas.

            “Kenapa? Bagaimana bisa?” kutarik sikunya agar ia menghadap padaku. Melengkungkan sebelah alisku sebagai tuntutan.

            “Kuselesaikan dulu obrolanku bersama mereka, oke?” pintanya.

            Aku mengangguk dan membiarkannya kembali larut beberapa saat sebelum mematikan Laptopnya. Kini benda persegi empat itu telah tertutup sempurna namun ia masih betah duduk diam memperhatikan benda itu. Kami memang sedang berada di atas ranjang kamarnya, bersandar pada dinding ranjang.

            “Mau bercerita?” tanyaku. Gadis ini tidak akan pernah suka jika di recoki dengan segala pertanyaan penuh tuntutan. Dia gadis simple yang tidak ingin diatur oleh siapapun.

            Dia tidak menjawab, namun meringsek maju mendekatiku. Merebahkan kepalanya keatas dadaku dengan kedua tangan yang melingkar di pinggangku. Oke, kali ini masalahnya pasti cukup berat.

            “Aku memutuskan untuk membuangnya,” ucapnya pelan, “Dia terlalu memuakkan untuk ukuran seorang sahabat.”

            Dahiku kembali terangkat, melirik wajahnya yang tampak tenang meskipun raut murung itu tak terelakkan. “Apa sebabnya?”

            “Tuntutan, dia terlalu banyak menuntutku.”

            “Seperti?”

            Wajahnya menengadah, menatapku dengan mata hitamnya. Aku memajukan wajah untuk sekedar mengecup dahinya, lalu kembali membenamkan wajahnya diatas dadaku.

            “Dia hanya ingin aku dan tidak ingin mereka mendekatiku, menuntutku untuk selalu memperhatikannya dan selalu marah jika aku memperhatikan yang lain. Aku bosan, sangat bosan.”

            Aku tersenyum kecil, mengelus punggungnya dan semakin mengeratkan rangkulanku. “Lalu kau langsung memilih untuk membuangnya?”

            “Ya. Karena ini sudah entah kebarapa kalinya terjadi dengan alasan yang sama.” Jawabnya cepat, “Aku merasa serba salah dan tidak enak hati dengan yang lainnya. Dan yang lebih memuakkan orang-orang ikut masuk dalam masalah itu, orang-orang yang awalnya menyodorkan diri mendekatiku lalu entah mengapa seakan memiliki masalah denganku. Kalau boleh jujur, aku benci manusia seperti itu.”

            “Menyodorkan diri?”

            “Eum, dengan manis mendekatiku, memujiku lalu tiba-tiba seakan memiliki masalah denganku, aneh bukan?”

            Aku mengangguk mengerti, kulonggarkan pelukanku dan membuat kami duduk berhadapan, “Sudah mencoba menyelesaikannya dnegan baik?” taanyaku pelan, dia merengut mendengarnya, “Maksudku, mencari pokok inti masalah awalnya?” selaku cepat sebelum dia mendahului. Jika sedang kesal, gadis ini amat sangat mudah tersulut emosi.

            “Sudah, aku juga tau apa yang dia inginkan.”

            “Lalu?”

            “Itu sangat tidak mungkin,” jawabnya lirih, “Aku bukan tipe orang yang hanya memiliki satu atau dua orang teman. Aku suka berteman dengan banyak orang, terlebih yang memiliki sifat yang sama denganku. Dan masalahnya, dia merasa aku telah berbeda, melupakan teman lama setelah mendapat teman baru. Tidakkah itu terlalu.. picik?” kedua matanya menyipit menandakan ketidak sukaan.

            “Tidak, dia hanya merasa cemburu, menurutku.”

            “Aku tau, tapi itu sangat keterlaluan.”

            “Sudah menjelaskannya?”

            “Sudah, diawal pertengkaran, tapi dia tetap mengulanginya. Aku terlalu malas jika mengulang-ulang perkataan yang sama.”

            Kedua pipinya menggembung, tangannya mengetuk-ngetuk permukaan pahanya. Terlalu jelas perasaan tak nyaman tergambar disana. Aku suka ekspresinya yang ini, sangat lucu. Tapi aku rasa pujian itu tidak cocok jika dikatakan saat ini.

            Aku memutar otakku, mencari penjelasan yang tepat dan dapat diterima oleh gadis keras kepala itu, “Mau mendengar nasehatku?” tanyaku pelan.

            Dia menatapku sejenak, tampak ragu sebelum mengangguk singkat.

            “Aku pikir, jika memutuskan untuk membuangnya adalah kesalahan. Jika kau begitu, maka kau dan dia sama, tidak ada bedanya,” Kulihat ia ingin membuka mulut, “Jangan menyela, oke?” sungutku.

            “Masalah itu hanyalah masalah kecil tapi menjadi besar karena beberapa orang yang mencari keuntungan. Saranku, jangan terlalu mudah menerima orang untuk menjadi orang terdekatmu. Karena untuk itu, membutuhkan kecocokan satu sama lain. Dan untuk dia, cukup tidak usah menghiraukannya lagi tapi jangan pernah membuangnya, bagaimanapun dia pernah ada dan tidak akan hilang dari sini” aku menunjuk dadanya dengan telunjuk.

            “Bukankah selama ini kau sangat ahli mengabaikan mulut sumbang orang lain?” cibirku, “Sejak kapan kau menjadi mellow seperti ini?”

            “Karena ocehan mereka benar-benar membuatku muak, untung saja kedua fansmu itu selalu menjadi tempat keluh kesahku. Mereka selalu bisa mengalihkan emosiku” kini aku sudah dapat melihat wajahnya sedikit cerah, tidak murung seperti tadi. Baguslah…

            “Kedua fansku?” ulangku.

            “Eum,” dia mengangguk bersemangat, “Mereka berdua seiman denganku, hahaha. Memiliki sifat dan keunikan yang sama. Dan lucunya mereka berdua adalah fansmu”

            Aku mengerutkan dahi, siapa yang dimaksud gadis ini?

            “Kau tadi melihat aku melakukan obrolan bersama mereka, ingat?”

            “Yang tadi itu?”

            Dia mengangguk semangat, “Fansku?” ulangku lagi.

            “Ya, walaupun mereka malu untuk mengakuinya. Kapan-kapan akan aku kenalkan”

            Aku memutar bola mataku malas, sepertinya dia sudah lupa tentang masalahnya. Benar-benar gadis aneh. “Siapa nama mereka?” tanyaku ingin tau.

            Gadis ini tersenyum senang, menggeser letak duduknya sebelum merebahkan kepalanya diatas pangkuanku. Seperti biasa, tanganku selalu bergerak sendiri untuk menyentuh wajahnya. Kebiasaan yang sulit dihentikan antara kami berdua, tapi aku pikir ini sangat menyenangkan.

            “Sudah aku katakan, aku akan mengenalkan mereka padamu.” Jawabnya dengan mata terpejam, sebelah tangannya mencari-cari telapak tanganku untuk digenggam.

Aku menautkan jemariku dengannya, lalu mengelus jari manisnya yang tidak memiliki perhiasan apapun, “Tidak ada cincin.” ucapku setengah menggumam.

“Aku tidak suka perhiasan. Kau sudah tau, bukan?” sahutnya dengan kedua mata yang masih terpejam.

“Ya, tapi apa kau tidak ingin?”

“Tidak, aku sudah bersumpah hanya akan memakai kalung, anting, cincin dan perhiasan lainnya hanya saat aku menikah. Itu juga karena terpaksa,” desisnya. “Jam tangan saja aku selalu sering lupa membawanya. Lagi pula untuk apa memakai jam tangan kalau di ponselku sudah terlihat jelas.”

Ya, inilah dia. Gadis aneh yang tidak ada kata manis, anggun dan elegan sedikitpun dimata semua pria. Dia suka bicara sesukanya, mengoceh tidak henti dan sangat suka tertawa. Mengomel dimanapun saat kesal, tidak akan malu tersenyum pada orang lain jika ia tengah bahagia, meskipun ia sama sekali tidak menganal orang itu.

Lalu, apa yang aku lihat darinya? Cantik? Masih banyak gadis cantik lain yang mengantri di belakangnya. Manis? Aku rasa hanya orang gila yang mengatakan jika dia manis. Lalu, kenapa aku mau menjadi kekasihnya?

“Menurutmu kenapa?”

Oh, bagus. Mulutku sama sekali tidak dapat dikontrol untuk menanyakan hal itu.

Matanya sedikit terbuka, menatapku. “Apa?”

Aku mendesah pelan, sudah terlanjut kenapa tidak diteruskan saja? Lagi pula, aku memang butuh jawaban. Kuelus pipi penuhnya, sementara tanganku semakin mengeratkan jemari kami. “Kenapa aku mau menjadi kekasihmu?”

Dia menatapku aneh sesaat sebelum tertawa ringan, “Mana aku aku. Tanyakan saja pada dirimu.” Cibirnya.

            “Aku tidak menemukan jawabannya.” Jawabku sembari mengangkat bahu.

            “Kau saja tidak tau, apa lagi aku.”

            “Setidaknya kau bisa membantuku dengan memberiku alasan apa yang membuatmu mau menjadi kekasihku.”

            Tawa gelinya kembali terdengar, ia mengulurkan sebelah tangannya yang bebas kesela-sela rambutku. Menyisirnya hati-hati, sementara kedua matanya menelisik kedalam mataku. “Yang aku tau, aku mencintaimu. Tidak ada alasan lain.”

            Cinta?

            Cih, ini terdengar konyol tapi dia benar. Aku tidak memiliki alasan apapun menjadikan dirinya sebagai kekasihku. Selain kata konyol itu, cinta.

            “Kau mencintaiku?” kami berdua terkekeh geli bersamaan ketika aku mempertanyakan hal itu. Ini benar-benar pertanyaan yang langka, jarang sekali ada pertanyaan seperti ini antara kami setelah menjalin hubungan.

            “Apa selalu merindukanmu, mencemaskanmu saat kau dalam waktu dua puluh empat jam tidak ada kabar, ingin mencekikmu saat kau tersenyum dengan gadis lain dan selalu tersenyum ketika kau berada dalam jarak pandangku. Itu dapat dikatakan, aku mencintaimu?”

            Oh-oh, apa saat ini wajahku memerah? Aku harap tidak.

            Aku menunduk, menyentuhkan kedua ujung hidung kami. Dapat kulihat dia tersenyum dengan kekehan kecil. “Apapun itu, aku tidak perduli. Yang jelas kau adalah milikku.” Bisikku sebelum merosot kebawah, menindih tubuhnya.

            Suara kekehan dan tawa geli terdengar dikamar itu ketika aku mengecup ujung-ujung bibirya. Ya, ini menyenangkan. Melewati hari libur bersama kekasihku dalam kamar miliknya dan diatas ranjang nyamannya.

 

FIN

 

 

Siapa mereka? Hahaha, kalian bebas menentukannya pemirsaaaaaa. Apa yang terjadi diatas, masalah apa yang sedang dibahas dan siap-siapa saja orang-orang yang saya uraikan, semuanya terserah anda bagaimana menentukannya. Saya memang lagi sarap, buat FF kagak ada nama tokohnya, tapi yang jelas, ini berasa sedikit manis ye… wkwkkw. Ya.. kalau bayangan kalian mengenai tokoh-tokoh diatas sama dengan bayangan saya.

 

 

Bye!

 

Shin Je Wo

76 pemikiran pada “Special Edition

  1. Eonniee,ffnya sweet bgt..pasti it kyu sm je wo eonnie,hmm dstu kyu jd sosok yg dwsa eon,jd t4 yg nyaman bt brsandar,..wuaa,jd pgeenn brsandar sm kyu,hahaha

  2. ouw ouw ouch! sepertinya saya tahu siapa, dimana, kenapa, apa dan bagaimana.
    Tapi brhub itu maslh mu yg pasti org laen tdk diingankn utk dicampuri maka let’s discuss bout the story itself. Ada typo tuh di bag aku aku, hrsnya aku tahu kan?tp sebodo amat, yg ptg readers teh pd ngerti smua, kn mreka cerdas dan cantik2 semua hahaha
    terus krn ini based on true experience kerasa bgt feel nya, qt jg dpt merasakn ini kyu yg baru, kyu yg lain, kyu yg ‘sesuatu’, syahrini duoonk???#plaaaaak
    klo pun bukan kyu dan je wo tetap saja itu ada feel nya, mmg lbh baik merangkai keluh kesah mjd karya yg indah drpd pasang status yg jelas, iya tho???*high five brg donghae
    smg mslhnya cpt selesai, ngutip omongan si pria diatas kau blh mengabaikannya tp jgn membuangnya bgmnpun dia pernah hadir di kehidupanmu #jiahahaha

  3. uuuwwwuuu manis sweety bgt eon.. *3*
    tapi awas tuh status masih kekasih ga baik di kamar berduaan di atas ranjang lagi..
    oiyah aku lbh pnasaraan ma sahabatnya itu dari pada dua pasangan yg lagi mojok di kamar di atas ranjang.. syapa tuh eonn.. hehehe..

  4. Hehehehhe…sepertinya saya tau tokoh2 itu spa aja but itu semua adalah privasi eonni sama sahabat2 Eonni saya kagak bakalan ganggu btw ff nya so sweet banget sumpah kyu disana sangat lah peka dan romantis ….omona eonni saya makin cinta ama tuan cho mu itu…B-)

  5. ak g tau y author bwt ini utk cp..
    yg jlas aku ngbyngin.y ini je wo ma kyu..
    uwhh betapa romantis.y mrka,,kyu udah dewsa y g evil lg..keke
    😀
    btw blh g sya mnggil.y eonni aj,,cz klo author gt kyk krang sopan y saya,,
    #plakk lu g nyadar td manggil.y pake ap??

    klo ak mnggil.y pke eonni kliatan sok akrab cz ak baru knal..jd mnta ijin dlu deh blh mnggil pke eonni g?? 🙂

  6. Romannttiiss eonn, mencerita semua kekesalan sma sang kekasih dan kekasih mendengarkan dan memberi solusi, membuat cerita ini smakin so sweet, dri tdi bca tokoh’a gak tau siapa tpi aku malah ngebayangin kyuhyun oppa sma je wo sih

  7. annyeong!!! weheeeee…sweet banget…kkk
    enak banget bacanya…enteng tp ngena! ada typi tuh ya??tp gpp msh bisa dimengerti.kkk
    ahh…tetwp aja yg masuk tuh kyu ma jewo…fufufu

  8. d sini aku cuma bisa bayangin kyu sama je wo..taudah kenapa.
    sweet banget adegannya,td ada bagian yg bingungin tp akhirnya mudeng jga.

    Keep writing 😀

  9. banyangan yg muncul langsung s kyu ma je woo eonni..
    sweettt buanget pkk e…
    certanya rngan tp bkn yg baca tu ketaghan buat trus baca ke kalmat” yg selanjutnya… pkk nya DAEBAK buat Authrnya 😀

Tinggalkan Balasan ke rara Batalkan balasan