[Freelance] Two Husband 2/2

1376256_220938501403939_625540332_n

 

 

 

 

Two Husband Part 2

 

Author: Tiara Bedingfiel

Twitter: @tiarabedingfiel

Facebook: Bedingfield Park

Rate: M

Genre: Sad and Romance

Main Cast:

Shin Je Wo (Alana)

Shin Jae Kyung (Jennifer)

Kenichi Shinoda

Kim Jae Joong

Cho Kyuhyun

Member Super Junior

 

Author Pov

 “Annyeonghaseyo…” Sapa Alana begitu ia tiba di Loby Hotel Accor dimana para Touristnya sudah menunggu dan siap untuk diajak berkeliling, semuanya tampak antusias menanti kedatangannya.

Alana tampak begitu cantik hari ini, ia memakai Jeans panjang yang bermodel pensil dengan warna biru donker dan ia juga tak lupa memakai camisole berwarna putih di balut dengan jaket visa berwarna abu-abu muda serta tak lupa sepatu ketsnya yang sekarang berganti berwarna putih, benar-benar casual khas remaja Jerman saat ini.

“Oh Annyeong…” lalu ke enam pria itu berdiri dan sedikit membungkuk.

“Hari ini kita akan kemana, nona Shin? Ahhh, sepertinya aku sudah sangat tidak sabar untuk berjalan-jalan.” Ungakap salah satu make up artist dan Hair stylist Super Junior itu. Dia Kim Hyun Sik yang turut berlibur dengan keempat bocah itu.

“Benarkah? Kalian tenang saja, aku sudah menyiapkan rencana perjalanan kalian selama satu minggu di Munich, kita akan ke Kastil, English Garten, Festival Beer di Theresienwiese, dan Deutsches Museum. Nah tempat yang terakhir aku sebutkan adalah tempat tujuan pertama kita. Tschüs!” (ayo) ujar Alana dengan semangat.

Ryeowook, Eunhyuk, dan Donghae hanya mampu memandang takjub pada wanita itu, dia benar-benar sempurna, tidak hanya dari penampilannya tapi dari kebaikan hati gadis itu yang terpancar langsung melaui setiap gerak geriknya.

Dan berhubung mereka itu berenam, Alana membatalkan niatnya untuk menyewa taksi, jadilah sekarang mereka berada di stasiun Listrik kebanggaan kota Jerman Munchen Haupthanhof. Sayangnya hari ini adalah hari Kamis dimana semua orang akan sibuk berpergian, Kereta yang mereka tumpangi cukup padat hingga harus membuat mereka berdiri dengan hati-hati.

Karena meski Jerman adalah salah satu negara maju, semua itu tidak akan menutup kemungkinan untuk tidak adanya pelaku kriminal. Seperti saat ini, Kyuhyun yang sejak awal hanya terdiam dan tidak menanggapi celoteh riang Alana, ia harus menangkap basah saat seorang pria berusia separuh baya tengah berusaha meraba bokong Alana. Dengan sigap ia menarik lengan Alana dan menggesernya kesampingnya, jadilah saat ini Alana berada dalam himpitan Kyuhyun.

“Yah!” pekik Alana dengan aksen Jermannya yang begitu kental, ia memndang garang pada Kyuhyun yang menariknya begitu saja. Sedangkan Donghae yang semula sedang berbincang dengan Alana memandang bingung melihat aksi Kyuhyun, “Apa yang kau lakukan, huh? Kau membuatku terkejut.” omel Alana dengan wajah kesal seraya menggosok-goskan lengan yang bekas Kyuhyun cengkram tadi.

Harus Kyuhyun akui jika ia cukup kuat menarik Alana karena kondisi Kereta yang cukup sesak.

“Kau menyakitinya, Kyu.” Donghae menatap tak terima pada Kyuhyun.

“Sebaiknya kalian diam!” perintah Kyuhyun dan menatap tajam pada pria maniak yang baru saja ingin menyentuh Alana. “Mange la merde.” (shit men) desis Kyuhyun pada pria itu dan sepertinya pria yang ditatap Kyuhyun itu mengerti bahasa Prancis yang digunakannya, maka ia segera menjauh diiringi tatapan membunuh oleh Kyuhyun.

Dan setelah kejadian itu, tidak ada lagi perbincangan riang yang keluar dari Alana, gadis itu merasa kesal dan benar-benar dibuat buruk moodnya oleh Kyuhyun. Maka setelah sampai di Musium Deutsches, Alana hanya sedikit menjelaskan sejarah tentang musim itu, beberapa kali mencoba tersenyum sebaik apapun dan membantu mereka berempat mengambil gambar.

“Lana,” panggil Kyuhyun dengan pelan, dan gadis itu hanya menatap sekilas sebelum kembali bercanda dengan Eunhyuk. Karena merasa tidak sabar, Kyuhyun menggenggam tangan Alana dan membawa gadis itu menjauh, menyingkir dari para Hyungnya.

“Ada apa? Ini kedua kalinya kau menyakitiku. Sepertinya aku sudah cukup menahan kemarahanku saat kau bersikap tidak ramah padaku! Tapi setelah ini aku tidak akan lagi melunak padamu, Tuan Cho!”ujar Alana dengan penuh penekanan, sebenarnya ia sedang berusaha untuk tidak mencekik leher jenjang milik Kyuhyun yang… Yah! Alana, apa yang kau pikirkan? Batin Alana saat pikirannya mulai tidak beres dengan leher jenjang milik Kyuhyun, apa lagi saat pria itu meneguk saliva yang membuat jakunnya naik turun, benar-benar mendapat kesan yang errr seksi.

“Kalau kau menarikku kesini hanya untuk mengacuhkanku, sebaiknya aku kembali dengan hyung-hyungmu, setidaknya mereka adalah orang-orang ramah yang sangat menyenangkan.” Lalu Alana berbalik dan hendak meninggalkan Kyuhyun sebelum pria itu menahan pergelangan tangannya dan menarik tubuhnya yang tanpa pertahanan sukses membuat tubuh Alana membentur tubuh Kyuhyun. Seketika kegugupan menjalar di sekujur tubuh Alana. Bagaimnapun ini untuk pertama kalinya ia berada sedekat ini dengan laki-laki, dan parahnya, pria itu adalah sosok yang mulai tidak disukainya.

“Waktu dikereta tadi aku terpaksa menarikmu karena kondisi kereta yang begitu sesak, Kau tahu? Aku tak sengaja menangkap basah seorang maniak yang ingin mengegerayangimu. Kau pikir aku bisa diam begitu saja saat ada wanita yang akan dilecehkan didepan mataku?” Kyuhyun menatap dalam kedua mata milik Alana, berharap wanita itu tahu bahwa tidak ada sekitpun rekayasa dalam penjelasannya. Lalau Kyuhyun melepaskan dekapannya pada Alana dan mulai menatap lembut pada wanita itu.

“Aku sengaja menarikmu menjauh dari mereka karena ada yang ingin kubicarakan padamu, sebuah rahasia.” Kyuhyun menghentikan ucapannya masih dengan menatap intens pada wajah cantik milik Alana.

“Apa? Katakanlah, aku akan melakukan apapun permintaanmu karena sudah menolongku dan kau tahu? Aku bukan tipikal orang yang suka berhutang budi.”  Lalu Alana kembali memasang wajah angkuh yang beberapa menit lalu berubah menjadi wajah terpesona karena berada dalam jarak yang teramat dekat dengan wajah Kyuhyun.

“Benarkah?” Kyuhyun tersenyum dengan memiringkan sudut bibirnya, membuat wajah laki-laki itu tampak begitu bengis. Bengis dalam arti dia akan membuat Alana menyesali perkataannya barusan.

“Yah… tentu saja.” lalu wanita itu mendekatkan wajahnya dengan wajah milik Kyuhyun keduanya saling beradu tatapan tajam.

“Besok kita akan menikah.”

seperti disengat listrik, tubuh Alana menegang seketika. Menikah? Apa? Apakah pria ini sudah gila? Batin Alana dengan menahan degup jantungnya yang membuat ia sedikit salah tingkah.

“Kenapa? kau tidak bersedia? Bukankah kau baru saja mengatakan akan melakukan apapun dan tidak suka berhutang budi?” cibir Kyuhyun, berusaha mengingatkan perkataan gadis itu beberapa waktu lalu.

Setelah itu, keduanya terdiam, tampak sibuk dengan pemikiran masing-masing hingga seulas senyum mengejek tersungging dari bibir Alana. “Baiklah, jika itu yang kau inginkan. Kita bisa menikah besok dipagi hari dan bercerai dimalam hari.” ujar Alana dengan santai dan menyedekapkan kedua tangannya didepan dada.

Kyuhyun yang semula terlihat meremehkan, kini berubah menjadi sedikit gusar dan dengan cepat ia menolak keinginan Alana. “Tidak! Mana ada penikahan secepat itu, nona.” bantah Kyuhyun dengan wajah tidak suka.

“Hei, kau lupa, tuan? Saat ini kau sedang berada di Jerman dan tepatnya di Munich, ibu kota negara bagian Bayern yang terkenal dengan pernikahan kilatnya. Kau bisa menikah hari ini dan bercerai 12 jam berikutnya, bahkan kau bisa memilih konsep pernikahan menakjubkan sesuai yang kau inginkan.”

“Tapi aku tidak ingin bercerai secepat itu.” ralat Kyuhyun.

“Lalu? Kau sedang tidak memikirkan untuk melakukan pernikahan sungguhan denganku dan memaksaku menemani sisa hidupmu bersamaku, kan?” ujar Alana dengan nada mengejek.

“Tentu saja tidak, nona, percaya diri sekali kau rupanya. Kita hanya akan menikah satu bulan dan bertemu denganku hanya selama aku disini, lalu kau bisa menguruskan surat cerai tepat setelah satu bulan setelah besok.” Kyuhyun menghentikan ucapannya dan membiarkan Alana memikirkan baik-baik tawarannya.

Kyuhyun merasa berdebar melihat wajah mengeras yang Alana tunjukkan padanya. Ia tahu, tadinya gadis itu hanya berpikir tawaran yang ia berikan hanya sebuah lelucon. Dan ketika Alana menyadari keseriusannya, gadis itu seperti tidak suka melihatnya. Entah sudah berapa banyak waktu yang mereka gunakan hanya untuk saling berpandangan dengan serius. Sebelum akhirnya wajah gadis itu kembali terlihat santai.

“Kurasa itu bukan hal yang sulit, selama kau tidak menuntut apapun dariku. Dan ingat! Pernikahan ini hanya untuk bersenang-senang dan aku tidak akan membiarkanmu menyentuh diriku, mengerti?”  ujar Alana dengan galak.

Lalu sontak membuat Kyuhyun tertawa terbahak-bahak dan menarik perhatian para Hyungnya yang sejak mereka tinggalkan asyik berselca ria. Tawanya bukan hanya sekedar menertawakan kepolosan Alana. Tapi juga sebuah tawa lega akan kecemasannya.

“Hei, kalian sedang bicara apa? Cepat kembali! Kami masih ingin pindah ketempat indah lainnya!” teriak Eunhyuk yang seketika menarik perhatian orang sekitar, mereka memandang aneh pada Eunhyuk karena berbicara dengan bahasa berbeda dengan ibu mereka.

Sampai Akhirnya segerombolan gadis berambut pirang mulai mengerubungi mereka dan membuat Alana sedikit panik. Hingga ia cepat-cepat menyusul kesana dan meninggalkan Kyuhyun begitu saja untuk melindungi pria-pria itu dari segerombolan gadis-gadis remaja yang sibuk meminta berfoto dengan mereka. Setelah melayani berfoto-foto. Mereka segera berlari dan bermain petak umpet dengan para fans.

“Kau lihat, betapa terkenalnya kami, bukan?” ujar Ryeowook dengan bangga ditengah nafasnya tersengal berlari dari Museum menuju stasiun bukanlah hal mudah dimana jarak berkilo-kilo yang harus mereka tempuh dan hanya di sambut tawa renyah dari Alana.

“Iya, dan ini sungguh merepotkanku. Baiklah, para tuan-tuan, mungkin sampai sini saja acara jalan-jalan kita, selamat beristirahat dan sampai jumpa besok…” ujar Alana dan hendak meninggalkan mereka, ia harus berlari pikirnya untuk mengejar kereta terakhir di stasiun Munich U-bahn.

“Tunggu!” teriak Kyuhyun.

“Ya?” balas Alana dengan suara keras.

“Sampai jumpa besok, Verlobten!” (calon istri) Kyuhyun segera masuk kedalam kereta, menyusul para hyungnya setelah mengucapkan kata itu. Ia bahkan tidak melihat semburat merah diwajah Alana akibat ucapannya itu.

“Neo babo~ya.” Gumam alana dan mulai kembali berlari menuju stasiun yang akan mengantarkannya pulang ke Apartemennya.

Tetapi setelah sampai, ia mendapati ruangan tamu yang gelap, dan setelah itu Alana menepuk pelan keningnya, baru ingat jika Jennifer pagi ini pergi ke Tokyo untuk dua minggu kedepan. Dengan malas ia menyeret langkah kakinya melepaskan sepatu ketsnya secara asal dan mengambil dua kaleng softdrink dari lemari es lalu berjalan menuju kamarnya.

“Tidak ada Jen, tidak ada makan malam dan tidak ada sarapan untuk waktu yang lama. Oh, Jen, mengapa sekarang aku baru merasakan kehadiranmu.” dengan gontai, ia membanting tubuhnya dan meraih ponsel putihnya dimana wallpaper itu terdapat pria tampan yang menggunakan kemeja putih dan kaca mata hitam.

Untuk sebentar, Alana tertegun memandangi gambar itu, “Dia siapa?” tanyanya pada diri sendiri, lalu beberapa detik berikutnya ia kembali bergumam. “Tampan sekali, sepertinya dia artis idolaku sampai-sampai aku membuat gambarnya menjadi wallpaper di ponselku.” lalu dengan lincah telunjuknya menggeser tampilan dilayarnya dan menekan tombol 1 untuk paggilan cepat dengan nomor ponsel Jennifer.

“Moshi-Moshi?” ujar Jennifer dari ujung sana dengan suara segar.

“Jen…” panggil Alana dengan manja.

 “Yah, dear, apakah kau merindukanku?” tanya Jennifer dengan nada mengejek setelah sebelumnya ia dilanda gugup.

“Suaramu masih segar, jangan bilang kau belum tidur Jen, disni sudah pukul 10.30 malam bukankah di sana seharunya pukul 04.30?” Tanya Alana dengan jari kanan yang memilin-milin selimut.

“Aku sudah tidur pukul 9 tadi dan sengaja terbangun setengah jam yang lalu untuk menyiapkan materi sidang dipengadilan besok. Kau sendiri sedang apa? Jangan bilang kau belum pulang! Kau sudah makan?” Tanya Jen yang kembali seperti ibu-ibu. Oh ayolah, sepetinya wanita ini terlahir tanpa cacat hingga membuat orang tidak bisa menyudutkannya.

“Aku sudah pulang setengah jam yang lalu, dan saat tiba di Flat baru ingat jika kau tidak ada, rasanya sepi sekali. Jika saja aku punya teman yang ku ingat mungkin aku akan tinggal bersamanya selama kau tidak ada” ujar Alana dengan asal.

“Jangan coba-coba melakuka itu! Awas saja, jika kau sampai berani melakukannya aku akan menyuruh Sean untuk tinggal dirumah bersamamu” ancam Jennifer seraya menahan tawanya.

“Tidak! Lebih baik aku tinggal sendiri disini daripada harus dijaga oleh maniak seperti dia, kau masih ingatkan Jen, terakhir dia bertamu kerumah dan membawa mainannya bercinta dikamar tamu? Demi Tuhan, jika aku tidak dekat dengannya aku sudah mencincang pria itu hidup-hidup’” ujar Je Wo menggebu-gebu.

“Hahahahha benarkah? Bukankah kau melakukannya karena kau patah hati melihat dia bersama wanita lain?” Ledek Jen.

“Sudahlah jangan bahas playboy kampung itu aku menelponmu karena merindukan suaramu bukan merindukan ejekkanmu, nona Shin Jae Kyung, baiklah kurasa aku sudah mulai mengantuk, aku tidur dulu Jen … Selamat pagi untukmu, semoga sidangmu pagi ini lancar Ich Vermissen du.” (aku merindukanmu) Lalu Alana melmpar asal ponsel kesayangannya dan meraihnya lagi saat satu pesan dari Jennifer masuk.

Lana, jika nanti ada pria yang bertamu, dia temanku dan sepertinya akan menginap di apartement kita selama yang ia mau. Bersikaplah baik dengannya, oh ya, jangan lupa jaga kesehatanmu! Aku merindukanmu juga, selamat malam dear.

Sender : Mommy Jen

Alana terkekeh melihat nama Jennifer yang ia ketik untuk nomor ponselnya Mommy? Hahahahaha sebaiknya setelah dia pulang nanti aku harus menuntut untuk diadopsi olehnya, batin Alana. Tapi setelah itu, Alana termenung lama setelah teringat akan janji pada Kyuhyun.

Besok, besok ia akan menikah dengan pria itu. Pria yang memberikannya tantangan baru dalam hidup. Sebut saja dia gila, menerika lamaran pria yang tidak begitu ia kenal dan hebatnya, pernikahan itu hanya dalam waktu satu bulan lamanya. Ia tidak tahu apa alasan pria itu untuk menikahinya, tapi yang jelas, Alana menerima tawaran itu hanya untuk mengisi kekosongan hidupnya.

Jujur saja, untuk gadis seusianya,  Alana terlalu sedikit memiliki kenangan hidup karena beberapa hal. Belum lagi Jen yang selalu melarangnya bergaul terlalu lama bersama teman-temannya hingga ia jarang sekali memiliki banyak teman akrab.

Alana tahu, jika Jen mengethui pernikahannya nanti, wanita itu pasti akan mengamuk.

 

***

 

 

St. Michaelis

 

“Kau Cho Kyuhyun, bersediakah kau menikah dengan Shin Je Wo dalam keadaan suka dan duka dalam keadaan sakit maupun sehat?” tanya Sang Pendeta dengan khidmat pada Kyuhyun yang saat ini mengenakan Tuxedo Putih dengan line hitam di sepanjang lipatan depan dan memakai dasi hitam kupu-kupu. Kemeja putih yang membalut tubuhnya entah mengapa membuat ia terkesan seperti vampir tampan dijaman Renaissance.

 Ia membelah pinggir rambutnya dan membiarkan dirinya berponi acak dan mengenakan eyeliner hitam di bawa garis matanya semakin menegaskan bahwa dia mempelai pria tertampan di pernikahan pagi ini.

Sedangkan Alana, gadis itu dengan anggungnya mengenakan Gaun pengantin ala Putri Mahkota kerajaan Britania Raya, hanya saja gaun yang ia kenakan hari ini hanya seatas lutut dan membiarkan bagian bawahnya mekar menjuntai bergerak sesuai gerakannya. Pita panjang di bagian pinggang belakang menjadikan ekor panjang yang terlihat begitu memukau seolah menyatu denga tudung transparan yang dikenakannya

.

Kyuhyun berdehem sebelum menjawab pertanyaaannya “Ya, I Will.” ucapnya dengan logat Inggris yang fasih.

“Shin Je Wo, bersediakah kau menikah dengan Cho Kyuhyun dalam keadaan sehat maupun sakit, susah maupun senang? “

“Yes, I Will” ujar Shin Je Wo.

Sebelum akhirnya Kyuhyun mendaratkan kecupan hangatnya di kening Alana, tanpa dipungkiri,  aliran darah keduanya berdesir dengan halus, seolah menandakan gejolak hasrat yang begitu mengggila saat kedua kulit itu bersentuhan. Shin Je Wo tertegun, merasakan dejavu seolah ia pernah berada di posisi seperti saat ini. Setelah menukar cincin, keduanya mendapat tepukkan riuh dari para saksi yang tidak lain juga para pasangan yang akan melakukan pernikahan kilat seperti dirinya.

Setelah itu, Kyuhyun membawa Alana ke halaman belakang gereja ini, dimana banyak para pasangan yang sedang mengambil gambar atau sekedar melakukan flirting. Kyuhyun membawa Alana di bangku taman yang sedikit sepi dibawah rerimbunan pohon Ek tua. Disitulah tawa Alana lepas dan terbahak-bahak.

“Kau!” desis Kyuhyun dan merasa kesal karena tawa Alana yang belum kunjung berhenti.

“Kau tahu? Rasanya jantungku ingin copot saat melihat kau memutuskan untuk memakai Konsep Kingdome Britania. Ah, ya Tuhan… konsep itu sangat-sangat tidak cocok untuk pria beraura tajam seperti itu. Terlalu manis dan romantis…”  ringis Alana saat melihat gaunnya yang sangat cantik.

Kyuhyun terdiam, dan memandang dengan teliti setiap jengkal tubuh Alana. Ternyata pilihannya memang tidak salah, konsep itu begitu sempurna untuk Alana. “Aku sengaja memilih Konsep itu karena menyesuaikan dengan dirimu, jika aku mengikuti seleraku kau pasti tidak akan terima.”

“Oh, ya? Memang konsep apa yang ingin kau pilih?” Tanya Alana antusias.

“Kleopatra.” ujar Kyuhyun asal dan seketika membuat wajah Alana merah padam karena malu.

“Kau gila! Tentu saja aku tidak sudi mengenakan pakaian yang nyaris hanya beratasan bra saja!” Gadis itu bersungut dan mengembungkan pipinya tampak begitu menggemaskan.

“Ternyata kau cantik juga, Nyonya Cho.” ujar Kyuhyun dengan tatapan sendu yang entah mengapa membuat Alana beranggapan bahwa kata-katanya barusan begitu romantis.

“Nona Shin, Tuan, bukan Nyonya Cho, pangglan seperti apa itu? Kau lupa pernikahan ini Fake? dan akan berakhir dalam waktu yang sudah di tentukan.” Alana berusaha mengatur degup jantungnya dan mengalihkan pandangannya pada arah lain.

“Memang, tapi setidaknya pernikahan kita resmi terdaftar di catatan sipil Jerman. Lagi pula, kau memang sudah menjadi istriku, kan? Bararti sekarang kau sudah menyandang namaku. Dan sebenarnya, aku lebih menyukai nama Koreamu, Shin Je Wo.” ujar Kyu yang terlihat semakin bersemangat menggoda Alana.

“Sudahlah, hentikan usahamu merayuku! Karena itu tidak akan mempan. Jika kau berniat menikah sungguhan, kau bisa menikahi ibu angkatku.” Lalu Alana berdiri dan membersihkan bagian belakang gaunnya.

“Hei nyonya, kau pikir aku mengidap odyplus complex? Aku masih menyukai wanita berumur dibawahku! Bukan wanita yang lebih pantas di panggil Eomma” Sungut Kyuhyun tak terima.

“Aku bilang ibu angkatku! Bukan ibu kandungku, dia hanya berusia dua tahun lebih muda dariku dan satu lagi, dia gadis titisan dewi Yunani yang menjelma menjadi seorang pengacara hebat.” Alana mempromosikan Jennifer dengan begitu semangat.

“Oh ya? Tapi sayangnya kau terlambat menjodohkanku, karena sekarang aku pria beristri yang sudah tidak lajang lagi. Baiklah, kita harus segera keruang ganti dan setelah itu berjalan-jalan. Aku ingin berkeliling dengan istriku, satu lagi karena kau sekarang istriku… Jadi tidak ada tarif untuk hari ini ataupun overtime diluar jam kerja. Karena aku sudah memilikimu setidaknya selama sebulan. “ Ujar Kyuhyun setelah itu berjalan duluan meninggalkan Alana.

“Ya! Mana bisa begitu? Lalu aku akan makan apa selama satu bulan kedepan?”

“Tentu saja makan bubur gandum, sandwich, croissant dan pizza seperti biasa yang kau makan. Kau itu menikah dengan seorang Super Star, jadi berhentilah berpikir seolah kau akan kelaparan selama bersamaku. Aku akan mentransfer ke rekeningmu sebanyak 50rb Euro setiap bulannya. Dan untuk bulan ini, aku sudah mengirimnya sebelum janji suci di depan Altar. Dan akan selalu seperti itu sampai kau menemukan pria yang bersedia mnikahimu.” Kyuhyun berkata dengan entengnya dan melepas Tuxedonya, seketika Alana terkesima menyaksikan betapa penuhnya tubuh Kyuhyun yang berbalut kemeja putih itu. Namun ia segera sadar akan tawaran menggiurkan yang Kyuhyun katakan.

“Ap-ap-apaa? Kau sedang tidak bercandakan? 50rb?”

“Kenapa? Apakah kau maasih berpikir itu kurang?” merasa tak ada jawaban Kyuhyun menambahkan tawarannya menjadi 100rb. “Ck! Aku tidak menyangka jika ternyata kau segitu matrealistisnya, Nyonya Cho. 100rb itu sudah maksmil dan aku tidak akan menaikkannya lagi. Tapi… aku bisa saja menaikinya asal kau bersedia kutiduri selama yang aku mau.”

PLETAK

Alana memukul kepala Kyuhyun tanpa belas kasihan. “Bermimpi saja kau. Cho Kyuhun, bukan itu yang kumaksud. Aku hanya menghabiskan 20 Euro sehari dan seboros-borosnya pun aku hanya akan menghabiskan 30 Euro dan kau memberiku 50 ribu Euro? Kau tidak sedang membeliku, kan?” Tanya Alana yang kali ini menyilangkan kedua tangannnya.

“Tentu saja tidak! Baiklah, kau hanya menerima 50rb, sudahlah jangan permasalahkan hal itu, uang bukan hal sulit untukku anggap saja aku sedang menyantuni wanita sebatang kara seperti dirimu.” Balas Kyuhyun dan menoyor kening Alana dengan pelan.

“Aku punya Jen! Jadi aku bukan sebatang kara”

“Yah, terserah apa katamu.” Lalu Kyuhyun pergi ke ruang ganti Khusus pria meninggalkan Alana yang masih tampak shock atas keputusan Kyuhyun.

 ***

 

4days Later

Munich Hofgarten

Setelah berkali-kali Kyuhyun memaksa, akhirnya Alana membiarkan tangan Kyuhyun menggenggammnya. Saat pertama kali ia merasakan genggaman itu, yang ia rasakan adalah hangat dan kedamaian. Tapi entah mengapa sepertinya ia pernah merasakan hal itu sebelumnya hanya saja tangan ini tidak seerat yang di bayangkannya.

“Kyu …”

“Yah”  jawab Kyuhyun yang sedang Asyik memberi makan burung.

“Sudah berapa kali kau merasa dejavu dalam hidpmu?”

Pertanyaan Alana membuat Kyuhyun mengalihkan pandangannya dan menatap wajah wanita yang sudah empat hari resmi menjadi istrinya. Ia terdiam, lalu menggeleng pelan. “Aku tidak ingat dengan pasti, tapi sepertinya sudah beberapa kali merasakannya. Memangnya ada apa?” Tanya Kyuhyun dengan sabar saat melihat raut kebingungan di wajah Alana.

“Selama bersamamu, aku merasa sudah kesekian kalinya merasakan hal ini. Di mulai saat kau menarik tanganku di kereta listrik, didepan altar, kau mengecupku, menggenggam tanganku dan cincin ini.” Alana melepaskan cincin emas putih yang dikenakannya semenjak janji suci empat hari yang lalu.

“Disini ada ini sial K S”

“Lalu? Apa yang aneh dengan inisial itu? Tentu saja K itu untuk Kyuhun namaku dan S itu untuk Shin Je Wo, namamu, selesai, kan?” Kyuhyun kembali memberi makan burung-burung itu meski pikirannya masih berkutat dengan penjelasn Alana, sebenarnya apa yang terjadi dengan wanita itu?

“Lalu bagaimana dengan ini?” tanya Alana seraya menunjukkan kalung yang putus dengan liontin K S dan terdapat berlian diantarnya.

Sejenak Kyuhyun terpaku menatap betapa indahnya Kalung itu, kalung yang sangat bernilai yang tidak hanya terlihat dari tampilannya tapi entah mengapa Kalung itu seolah menjelaskan betapa bermaknanya arti kalung itu.

“Jen bilang, aku menggenggam erat kalung ini saat ia menemukanku yang menjadi korban kecelakaan itu. Seingatku, aku tidak mengalami  kehilangan ingatan apapun hanya saja saat aku terbagun aku merasa asing dengan keadaan sekitarku. Aku mendapati Jen yang saat itu aku tidak mengenalnya, Kota indah Munich dan semuanya. Karena seingatku aku tinggal Frankfurt Am Main dan-“ Kata-kata Shin Je terpotong dengan ucapan Kyuhyun.

“Kau kehilangan ingatanmu?” Alana mengangguk lirih dan tersenyum sendu. “Kalau seperti itu, sebaiknya kau tanyakan langsung pada Jennifer, setidaknya dia adalah kunci jawaban dari semua pertanyaanmu saat ini.”

“Tapi Jen sedang di Jepang sampai akhir bulan ini.”

“Kau bisa tanyakan saat dia kembali nanti.”

“Ya, kau benar,” tiba-tiba saja raut wajah Alana berubah murung, ia tampak gelisah dan tidak tenang. Namun Kyuhyun selalu berusaha menghiburnya. Mengajaknya berfoto bersama bercerita apa saja. Dan … tiba-tiba suara merdu mengalun dari bibir Kyuhyun.

Dust

Sekarang aku harus menghapus banyak jejakku saat mencintaimu

Fotomu, gelas teh yang kita bagi 2, mereka tersisa tanpa seorang pemilik

Dengan hanya memori, dengan hanya perasaanku yang masih tertinggal

Semua ini tak ada artinya lagi

Jika aku menyentuhnya, air mataku menetes, jika aku melihatnya, hatiku terluka

Jadi sekarang aku menhapus jejakmu dengan menguburnya sebagai kenangan yang menyedihkan

Tak ada lagi cinta, yang tersisa hanya kenangan tentangmu

Sejak aku kehilangan separuh jiwaku, ini tak ada gunanya dan hanya memberatiku

Air mataku, desah nafas panjangku, sekarang tak ada gunanya

Jika aku menyentuhnya, air mataku menetes, jika aku melihatnya, hatiku terluka

Ada begitu banyak jejakmu yang tersisa sebagai kenangan menyedihkan dan itu menyakitkan

Cinta itu tertinggal seutuhnya didalam hatiku seperti debu

Aku membersihkan jejakku saat mencintaimu, bahkan aromamu memenuhi ruanganku

Tapi walaupun aku mencoba menghapus cinta didalam diriku, walaupun aku mencoba untuk membuangnya

Ini tak gampang karena kamu telah tertinggal dihatiku

Tepat setelah Kyuhyun menyanyikan lagu itu, air mata menetes di wajah Alana. Entah mengapa, perasaannya berjuta kali lipat bertambah sedih. Kyuhyun mengusap lembut air mati itu dengan jemarinya dan tak lupa ia memberikan senyum terbaiknya pada wanita itu.

“Seharusnya kau menyanyikan lagu bahagia untuk menghiburku! Bukan malah menyanyikan lagu patah hati seperti itu ditambah suaramu yang begitu merdu, mengapa semakin menyayat perasaanku?” ujar Alana berpura-pura marah.

 Lagi-lagi Kyuhyun terkekeh, namun hanya beberapa saat sebelum ekspresi seriusnya membuat Alana berhenti berpura-pura marah.

“Besok adalah hari terakhirku bersamamu, untuk itu aku ingin menyanyikannya sekarang karena besok aku ingin kita bersenang-senang, tertawa lepas dan bermesraan. Aku tidak ingin ada kesedihan Besok.” Kyuhyun terdiam dan menatap cincin yang melingkar di jemari Alana

“Kau menyanyikannya dengan penuh penghayatan! Sampai hatiku luluh lantah karena suaramu, Tuan Cho. Ekspresimu sungguh-sungguh sempurna.” ledek Alana berusaha mencairkan suasana yang entah sejak kapan terasa begitu canggung. Kyuhyun baru saja mengatakan kata bermesraan padanya, dan membuat jantungnya berdebar keras.

Namun Kyuhyun meraih jemari Alana, dan ditempelkannya pada pipinya, seolah ia ingin Alana tahu betapa hangatnya perasaan Kyuhyun saat bersamanya. “Bagaimana kalau aku mengatakan laguku itu dengan tulus aku nyanyikan karena mencurahkan isi perasaanku padamu?”

Sontak Alana menarik tangannya dalam genggaman Kyuhyun namun gagal karena Kyuhyun menggenggamnya lebih erat. “Aku tahu kau sedang bercanda, Kyu.”

“Bagaimana jika aku mengatakan ini serius?”

“Berhentilah berbohong, dan jangan rusak pernikahan senang-senang kita hanya karena leluconmu ak_”

Kyuhyun melumat bibir Alana dengan lembut, menghentikan ucapan wanita itu dengan cara yang begitu manis. Di kecupnya bibir Je Wo seolah ia telah memuja betapa nikmatnya bibir wanita yang sudah sah menjadi istrinya itu. Sedangkan Je Wo hanya terdiam dan tak membalas apapun.

 

***

 

Shin Je Wo Pov

Aku masih menatapnya dengan mata terbuka, meski saat ini mata Kyuhyun telah terpejam dan melumat bibirku penuh gairah. Entah mengapa untuk kesekian kalinya aku merasa aku pernah melakukannya dengan seseorang. Sampai akhirnya, kedua mata Kyuhyun terbuka dan menatap langsung mataku yang hanya berjarak beberapa centi.

“Ikutlah aku ke Korea.” ujar Kyuhyun dengan tatapan lembut dan kini kedua tangannya sudah menangkup wajahku dengan hangat. Aku bisa melihat keseriusan disana. Tapi, aku merasa ini tidak benar aku sendiri tidak tahu dari mana aku bisa menyimpulkan bahwa ini tidak benar.

“Aku ingin merubah perjanjian kita, Nyonya Cho. Meskipun perasaan ini masih semu, namun tidak ada salahnya kita membuatnya menjadin nyata. Ikutlah bersamaku dan kita akan menikah secara resmi disana.” Lalu Kyuhyun memelukku dan mendekap erat tubuhku. Aku tidak menjawabnya, ataupun sekedar membalas pelukkannya. Kubiarkan ia bersikap sesuka hatinya tanpa sedikitpun aku mencoba perlawanan.

“Mulai saat ini aku akan memposisikan diriku menjadi suami dalam arti sebenarnya untuk dirimu. Karena kau hanya diam, aku menganggap kau menyetujuinya.” Kyuhyun tersenyum dan kembali mendaratkan kecupan ringan dikeningku, ini kedua kalinya. Setelah pernikahan prosesi pernikahan kilat waktu itu.

Sekarang, Kyuhyun mengajakku ke sebuah restauran mewah yang berjarak tidak jauh dari Hotel tempat ia mnginap dengan para Hyungnya. Ia menarik kursi untkuku dan meletakkan serbet dipangkuanku. Ia memesan makanan yang berbeda kali ini. Makanan Khas Korea, ternyata dia sudah memesannya langsung dengan Chef-nya untuk membuatkan kami masakan khas Korea dan kebetulan Chefnya itu adalah warga negara Korea.

“Aku sengaja memilih Restauran ini, karena aku kenal dengan pemiliknya.”

“Oh ya? Siapa dia?” Tanyaku berusaha antusias. Meskipun sejujurnya hati dan pikiranku sedang berkecamuk.

“Dia, orang yang tadi menyambut kita. Dia Cheft sekaligus pemilik Restauran ini.” ujar Kyuhyun dengan santai dan merogoh saku celananya. Tak lama ia mengeluarkan selembar Tiket taman bermain dan diberikan langsung padaku.

“Oh, Tuan Cho, betapa kurang ajarnya dirimu. Yah, kau sudah menyuruh pemiliknya langsung untuk membuatkan makan malam  kita. Dan ini apa?” tanyaku tidak mengerti.

“Itu tiket taman bermain, besok datanglah kesana, tidak usah ke Hotel para Hyung memutuskan untuk ke Gereja sebelum meninggalkan Jerman. Dan untuk makan malam kita, kau tidak lihat jika dia satu-satunya orang Asia di Restauran ini? Aku tidak mau cira rasa makanan ku dirusak oleh para bule itu. Aku ingin mengenalkanmu agar kau bisa terbiasa makan-makanan itu di Korea nanti.”

“Tapi, aku belum memutuskan apa-apa.”

“Aku tahu, untuk itu datanglah ke taman hiburan itu besok. Aku akan menunggumu sampai kau datang.”

Malam ini terlewati dengan begitu cepat, aku merasa seperti hidup di dalam dongeng. Dimulai saat aku terbangun di kamar sebuah Rumah Sakit dengan seorang wanita yang menggenggam jemariku dan mengatakan dia sahabatku. Saat itu aku merasa hidupku Cuma ada aku dan Jennifer tapi semua itu berubah saat aku mendapat tawaran dari tetangga Flat sebelah bahwa ia butuh pemandu wisata untuk temannya.  Sampai akhirnya aku bertemu ke enam laki-laki yang secara struktur wajah tidak berbeda dengan diriku. Memang aku sempat mengagumi salah satu pria itu, tapi sayang justru pria yang semula ku benci malah berakhir membuatku menyukainya.

Jemari panjangnya, hidung mancungnya, tatapan elangnya yang begitu tajam dan bibir tebalnya yang begitu lembut. Haruskah aku menikah dengannya dan meninggalkan Jen disini? Meninggalkan keindahan kota Munich? Demi sebuah negara yang sama sekali belum pernah kudatangi dan parahnya aku datang untuk mengabdikan hidupku pada orang asing yang sudah merubah statusku sebagai seorang wanita beristri? Ah Jen … Aku harus menghubunginya, Kyuhyun bilang Jen adalah kunci jawaban dari semua pertanyaanku.

 

***

 

“Oh Hallo Jen?”

“Yes Dear, How Are you? Everything is okay, right?

“Yes, mom, but …”

“What’s going on? Tell me right now dear don’t make me anxious.

“Jen...”

“Yes, i’m here,  so you don’t need to repaet call me.

“Do you know about my old story? Hmm I mean before that’s accident.

“Why you asking suddenly?”

“Aku hanya ingin tahu, aku merasa berulang kali mengalami dejavu. Bisakah kau memberitahuku?” hening tak ada jawaban, hanya sesekali hembusan nafas gusar yang terdengar diujung telepon.

“Aku sudah mengatakan akan ada pria yang bertamukan? Dia lah yang akan menjawab semua pertanyaanmu, dear. Dan apapun yang ia katakan, semua itu benar dan kau berhak mempercayainya. Maaf aku harus segera berangkat ke kantor, jaga dirimu dear.”

“Ha- Jen .. Jennifer .. Shin Jae Kyung!” pekikkuberusaha untuk mencegah Jennifer menutup telponnya.

TUT TUT TUT

“Demi Tuhan Jen, kau bisa membuatku mati penasaran!” Aku melempar ponselku dengan kesal di atas sofa lalu segera berbaring diatas ranjang. Ah, betapa nikmatnya saat tubuhku menyentuh kasur yang begitu empuk.

Kegiatan hari ini telah sukses membuatku lelah tak bertenaga ditambah perasaan-perasaan aneh yang sudah beberapa hari ini menggangguku, sampai untuk yang pertama kalinya aku tak sanggup membersihkan diri dan membiarkan tubuhku terlelap dalam keadaan utuh.

Hingga entah bagaimana, aku merasakan sebuah tangan kekar yang memelukku dengan erat dan juga aku merasakan kecupan-kecupan ringan menghujani bahu polosku. Tunggu, polos? Sontak sebelum aku mampu menyingkirkan tangan in,i selimut sutra berwarna peach ini sudah melorot dan memperlihatkan tubuh bagian atasku tanpa sehelai benangpun. Aku berusaha menoleh kebelakang dan saat wajahku menoleh aku merasakan bibir tebal yang langsung mengulum bibirku tanpa ampun. Kasar, panas, dan basah namun tidak meninggalkan cita rasa yang begitu nikmat. Aku sempat menggelinjang saat tangan kekar itu menangkup dadaku dengan lembut.

Ya Tuhan, apakah ini Kyuhyun? Tidak ini tidak mungkin, bahkan Kyuhyun tidak tahu dimana tempat tinggalku saat ini. Aku berusaha berontak tapi tubuh pria ini semakin menghimpitku dan semakin membuatku hampir gila menahan erangan. Sampai akhirnya pria ini menggigit bibir bawahku dan membuatku mengerang. Tanpa buang-buang waktu, pria ini menelusuri setiap sisi mulutku dengan lidahnya seolah ia tahu betul setiap jengkal dari tubuhku.

Demi Tuhan, rasanya aku tidak kuat lagi untuk menahan desahan ini. Desahanku lolos dan membuat pria itu menghentikan aktifitasnya. Dan melihatku dengan tatapan penuh kerinduan. Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena terbatasnya cahaya dikamar ini, yang aku tahu kini tanganku telah mengalung dilehernya dan meraup bibir tebalnya dengan penuh gairah.

I miss you so honey

 

Kata-kata itu yang terus berkumandang selama percintaan panas ini. Untuk yang keberapa kalinya, tubuhnya meledak didalam tubuhku, dan yang aku tahu, aku hanya menggilas kerinduanku akan sentuhannya, membalas setiap perlakuannya yang benar-benar membuatku dimabuk kepayang. Oh Tuhan, mengapa aku merasa tidak asing dengan tubuhnya? Rasanya aku hampir berteriak saat ia berhenti menyentuhku dan membisikkan kata-kata mesra yang sukses menguapkan kekesalanku padanya.

“Semuanya masih sama, manis, hangat, lembab dan begitu mneggairahkan. Selamat malam Nyonya Shinoda”

 

Hanya itu kata-kata yang kudengar sebelum alam mimpiku menarik paksa ruhku yang sudah dirajam rasa lelah.

 

***

 

 

In the morning

Aku terbangun saat merasakan teriknya sinar mentari menerobos masuk melalui celah jendelaku. Aku menggeliat dan merasakan kesejukkan menerpa kulitku. Tunggu? Bukankah semalam aku tidur dengan pakaian lengkap yang bahkan untuk pergi cuci mukapun aku tidak sempat? Aku merasakan keganjalan pada tubuhku, belum lagi rasa pegal yang seperti di tindih puluhan kilo beban membuatku merasa tidak tenang.

Hatiku begitu mencelos saat mendapati tubuh polosku yang hanya bertutupkan selimut sutra berwarna peach. Kutelusuri setiap sisi kamarku, semuanya berubah hanya saja aku yakin ini benar-benar kamarku dimana ada meja belajarku, rak buku dan sofa hitam metalic kesayanganku. Ruangan ini telah disulap seperti umumnya pengantin baru.

Gorden panjang yang menutupi beberapa sisi, taburan mawar merah distiap sudut, lilin-lilin aromateraphy. Dan aku terkejut saat tiba-tiba saja seorang pria yang tidak kukenal keluar dari kamar mandi dan tersenyum kearahku. Demi Tuhan, rasanya aku ingin pingsan dibuatnya. Bagaimana ada pria tampan tak dikenal bertelanjang dada dan memakai celana piyama sutra berwarna hitam dikamar pribadiku?

“Kau sudah bangun rupanya, Guten morgen meine Frau.” (selamat pagi istriku) lalu pria itu mengecup bibirku sekilas dan menjatuhkan tubuhnya disebelahku.

“Kau bilang apa? Istri? Kau siapa? Beraninya kau memasuki rumahku tanpa izin! Dengar Tuan, sekarang cepat pakai pakaianmu dan angkat kaki dari rumahku!” Teriakku dengan nafas memburu karena marah, tentu saja aku marah, pria ini dengan kurang ajarnya memasuki kamarku dan mengecup bibirku. Bibir yang seharusnya hanya Kyuhyun yang boleh menyentuhnya.

Pria disampingku ini terkejut, namun hanya beberapa detik sebelum akhirnya ia tertawa yang semakin membuat kadar ketampanannya meningkat berkali lipat, ya Tuhan… disaat seperti ini otakku masih saja berpikir yang tidak-tidak.

 Aku kembali menatap pria itu dengan bengis  hingga pria itu terdiam dan menatap lurus kearahku, jemari panjangnya terulur dan tanpa sadar menarik selimutku yang menampilkan dada polosku. Sontak aku terkejut dan tak sempat menahan gerakkannya.

“Seharusnya kau sudah tahu saat menyadari keadaanmu saat ini sayang.” Aku menarik paksa selimut sutra itu dan melilitkannya pada tubuhku. Saat ini aku sudah berdiri dan siap menyeret pria itu keluar dari rumahku.

“Aku tidak menyangka orang sepertimu yang kelihatannya bukan berasal dari jalanan, sudi melakukan tindakan hina yang hanya mampu dilakukan oleh preman-preman kampung. Kau memperkosaku!” Demi Tuhan, aku sudah tak sanggup lagi menahan kemarahanku dan siap meledak didepan pria itu sekarang juga.

“Kau bilang apa? Preman kampung? Kau dengar sayang, dengar baik-baik! Aku berhak menyentuhmu kapanpun aku suka, dimanapun aku mau tanpa seorangpun yang berhak melarangnya! Tidak ada yang memperkosamu, apakah semalam kau berteriak minta tolong?

Bahkan untuk sekedar menolakkupun kau tidak mampu. Itu semua karena kau merindukanku, merindukan suamimu, merindukan setiap sentuhanku dan merindukan kehangatan yang selalu kuberikan padamu. Kau milikku! Satu-satunya istriku dan wanita yang paling beruntung menyandang gelar Shinoda. Aku suamimu sayang, Aku Ken …”

Aku begitu terkejut saat pria itu menarikku dan melemparku keatas ranjang, kini ia berada diatas tubuhku dengan dua tangan yang mencengkram kedua bahuku. Sedangkan aku? Kedua tanganku sibuk menyilang didepan kedua dadaku. Sebisa mungkin aku harus melindungi diriku agar pria bengsek ini tak bisa menyentuhku.

Kyu, kau dimana? Tolong aku … batinku dalam hati tanpa sadar aku menangis dalam diam dihadapannya.

“Mengapa kau menangis, sayang? Seharusnya  aku yang melakukan itu. Kau tidak tahu bagaimana sakitnya hatiku yang harus memandangmu dari kejauhan. Menyaksikanmu diperlakukan mesra oleh pria lain, dan bahkan … Kau sudah menikah dengannya tanpa ada perceraian diantara kita. Kau tahu? Rasanya hatiku seperti dicabik-cabik tanpa ampun. Saat itu aku hanya orang bodoh yang berpikir kau dan dia hanya sementara, dan setelah itu kalian berakhir lalu aku kan muncul. Tapi ternyata pria itu serius menginginkanmu, membuatku merasa panas terbakar api cemburu.”

“Jadi …?” Tanyaku pada akhirnya yang sudah tak mampu lagi membendung kesedihanku. Aku memang tidak mengenalnya tetapi, bagaimana jantungku bisa bedetak begitu cepat saat menatap kedua matanya. Tubuhku yang bergetar disetiap sentuhannya, benarkah ia suamiku? Benarkah pria ini yang sudah membuatku merasa dejavu berkali-kali?

“Tentu saja aku tidak akan membiarkan itu terjadi, semalam aku datang dan berdiri disudut ruanganmu. Aku melihatmu masuk dengan lemah, saat itu ingin rasanya aku memelukmu dengan erat. 2 bulan kehilanganmu, seperti kehilangan separuh jiwaku. Kembalilah kesisiku sayang, tempat dimana seharusnya kau berada. Dan jangan pernah tinggalkan aku lagi, kalau kemarin aku hampir gila, mungkin kali ini aku akan mati.”

Kini kedua tanganku melemas dan terjatuh dikedua sisiku. Pria itu tengah memelukku dengan erat, menenggelamkan wajahnya  di sela-sela bahuku. Aku bisa merasakannya, dan aku benar-benar mampu merasakkannya. Dalam pelukkannya, aku merasa seperti pulang. Pulang kerumah yang sudah lama aku tinggalkan hingga tanpa sadar aku membalas pelukkannya.

BRUKKK

Aku mendengar dobrakan keras yang berusaha membuka pintu kamarku.

“Shin Je Wo! Buka pintunya!”

Kyuhyun  aku yakin itu suara Kyuhyun. Pria yang mengaku sebagai suamiku ini segera bangkit dari tubuhku dan melemparkan kemeja hitam miliknya.

“Cepat pakai ini di kamar mandi.”

Lalu tanpa perlawanan aku masuk menuruti perintahnya. Sesampainya dikamar mandi aku mendengar pintu kamar kami terbuka dan keheningan meyusup dalam sesaat.

 

***

 

Author Pov

 

“Brengsek kau!”

BUG

Kyuhyun melemparkan bogem mentahnya pada wajah mulus milik Kenichi. Tapi karena tubuh pria itu lebih tinggi dan lebih berisi dari Kyuhyun, pria itu hanya terhuyung kebelakang karena tidak siap dengan serangan tiba-tiba itu. Kyuhyun memukul lagi, seperti kilat sampai Kenichi tidak sempat untuk berdiri tegap. Darah segar menetes dari sudut bibir Kenichi, kali ini pria itu sudah sepenuhnya sadar dan berdiri dengan tegap, ditatapnya dengan penuh amarah laki-laki yang sudah dengan kurang ajarnya merebut istirnya dan sekarang dengan kepercayaan dirinya ia datang dan ingin mengambil Alananya untuk pergi bersamanya.

“Inikah cara bangsamu mengucap salam ketika bertamu kerumah orang lain?” ujar Kenichi sinis dan berjalan mendekati Kyuhyun, laki-laki itu sepertinya lebih tinggi 10 cm dari Kyuhyun. Kenichi tersenyum dan semakin tatapan marah menyalang dari mata Kyuhyun.

“Seharusnya aku yang bertanya padamu, tuan. Apa yang kau lakukan dengan menyusup kedalam rumah wanita yang sudah beristri?” Kyuhyun tersenyum mengejek dan semakin bertambah kepercayaan dirinya saat melihat aura terkejut dari wajah Kenichi, tentu saja itu tidak sungguhan, Kenichi bahkan sudah mengetahuinya jauh sebelum Kyuhyun mengetahuinya.

“Oh ya? Lalu apa yang akan kau lakukan saat mendapati pria lain dikamar istrimu dengan bertelanjang dada dan kondisi ranjang yang berantakan? Satu lagi, pakaian yang berserakan dilantai.” Pancing Kenichi dengan tertawa mengejek yang sukses membakar hati Kyuhyun dilanda kecemburuan

.

“BRENGSEK.”

Kyuhyun baru ingin mengajar wajah Kenichi lagi tapi tpria itu sudah dengan sigap menahan dan saat ini memiting tangan Kyuhyun dengan angkuh. “Jika kau datang kepadaku hanya untuk mengantarkan nyawamu, sebaiknya kau pergi karena saat ini aku sedang berbahagia atas kembalinya istriku. Alana Shinoda. Kau dengar? Alana Shinoda! Yang bahkan akan dengan mudah mematahkan keaslian pernikahan kilatmu!” lalu Kenichi melepas pitingannya dan mendorong tubuh Kyuhyun hingga pria itu terhuyung dan di tahan oleh Kim Hyun Sik, manager sekaligus suami dari wanita yang menjadi tetangga sebelah flat Alana dan dari wanita itu juga Alana mendapatkan pekerjaan.

“Kyu …”

Alana keluar dari kamar mandi dengan wajah sembab dan rambut dikuncir berantakan. Tubuh S linenya dibalut dengan kemeja hitam laki-laki yang tampak kebesaran ditubuhnya. Alana, ia benar-benar cantik dan seksi membuat naluri ke kelelakian Kyuhyun bangkit seketika. Baru Kyuhyun ingin menghampiri wanita yang diyakini sebagai istrinya tapi tubuh tinggi menjulang milik Kenichi sudah menghalanginya.

“Aku tak akan mengijinkan kau menyentuh istriku.” ujar Kenichi.

“Dia juga istriku!” bantah Kyuhyun dengan sengit.

“Dari pernikahan yang mana? Pernikahan kilat itu?” Cibir Kenichi ia merasakan genggaman Shin Je Wo menguat di lengannya.

“Aku menikah sungguhan dengannya dan kau harus terima itu!”

“Semua orang di Jerman tahu, pernikahan macam apa itu? Jadi tidak akan setara dibandingkan dengan pernikahan resmiku.”

“Aku akan membawa pernikahan ini kepengadilan! Dan membiarkan Shin Je Wo memilihku atau dirimu.”

“Berkas gugatanmu akan segera teronggok ditempat sampah sebelum menyentuh meja pengadilan. Menyingkirlah dari hidup kami dan tata hatimu kembali, kau hanya seorang bintang besar yang tak memiliki kekuatan apapun dia mata pemerintahan.”

“Oh ya? Kita lihat saja nanti! Sebelum persidangan itu bergulir dan Shin Je Wo menjatuhkan pilihannya padamu, maka dia masih resmi menjadi istriku!”

Kyuhyun pergi dengan tatapan penuh kekecewaan pada Shin Je Wo, ia terluka, ia sakit hati! Mengapa wanita itu tidak meronta dan berlari kesisinya? Wanita itu lebih memilih bersembunyi dibelakang pria itu dari pada menghampiri Kyuhyun yang bersedia mati untuk dirinya. Sebongkal rasa sesal menggelayuti jiwanya, inikah yang dinamakan cinta? Benarkah ia telah jatuh cinta dengan wanita asing yang sudah berubah status menjadi istrinya? Lalu bagaimana dengan Qian? Bukankah wanita itu penyebab terjadinya pernikahan konyol ini? Jika bukan karena Qian yang terus-menerus menolaknya, ia pastikan ia akan berhenti memberi clue-clue tentang perasaanya dan rumour itupun akan lenyap dengan sendirinya.

Ia tertawa pahit, bagaimana mungkin dalam waktu 6 hari ia sudah merubah hidupnya secara drastis? Menikahi wanita bersuami dan sekarang ia sudah jatuh cinta pada wanita itu dan tak sanggup melepaskannya. Kyuhyun berjalan gontai memasuki taxi yang diberhentikan oleh Hyun Sik, pria itu hanya berusaha menenangkan Kyuhyun dengan menepuk-nepuk bahunya berharap dongsaengnya ini lebih tenang.

BRUGGG

Tak lama setelah taxi Kyuhyun pergi kecelakaan naas terjadi, seorang wanita muda ditabrak dari arah samping saat menerobos lampu merah. Rambutnya yang terurai panjang tertiup angin dan darah segar mengalir dari pelipisnya, mata itu terbuka perlahan menutup menggumamkan sebuah kalimat yang hanya Tuhan dan dia yang mengetahuinya. Semuanya terasa bising sampai ia merasa seorang pria tengah mendekapnya dan memanggil-manggil namanya lalu perlahan kebisingan itu berganti menjadi kesunyian menyatu dengan pekatnya kegelapan.

 

 

 

***

 

 

 

Kyuhyun memohon pada para Hyungnya agar membiarkannya tinggal lebih lama lagi di Jerman ketika ia mendapatkan kabar dari Ken kalau Je Wo baru saja mengalami kecelakaan. Meski ia harus mendapat amarah kelima Hyungnya karena telah melakukan hal sesukanya mengenai Je Wo, ia tidak peduli.

Kyuhyun segera melesat kerumah sakit dimana Je Wo dirawat setelah ia mendapatkan persetujuan dari mereka. Jantungnya tidak berhenti berdebar keras dan cemas, memikirkan bagaimana keadaan wanita itu saat ini.

Tidak peduli sebesar apa kekecewaannya pada Je Wo yang ternyata telah bersuami. Lalu melihat bagaimana keadaan wanita itu saat mereka terakhir kali bertemu; yang menggambarkan jika ia dan Ken baru saja melakukan percintaan di malam hari. Ia tidak peduli. Sekarang, Kyuhyun sudah sangat terperosot jauh pada perasaan cintanya.

Napas Kyuhyun memburu, ia berlari menghmpiri Ken yang terduduk lemas di sebuah kursi panjang yang berada di depan sebuah kamar rawat. Langkah Kyuhyun mulai menyurut saat mendapati guratan kesedihan dari wajah Ken. Ini buruk, ya Tuhan… kumohon, selamatkan dia.

 

“Apa yang terjadi?” tanya Kyuhyun dingin, sama sekali tidak ingin beramah tamah pada pria itu meski saat ini ia begitu cemas.

Ken masih menunduk, sama sekali tidak bergerak bahkan untuk sekedar menoleh pada Kyuhyun yang berdiri di hadapannya. Wajahnya pucat dan keadaannya sangat kacau. Kemeja putih yang ia kenakan berlumaran noda darah yang membuat Kyuhyun meringis melihatnya.

“Dia wanita yang ceria, cantik dan polos.” Gumam Ken pelan. Kyuhyun tidak menyahut, terbesit kepedihan dalam hatinya ketika mendengar suara lirih Ken. “Aku jatuh cinta padanya setelah bertemu dengannya untuk yang pertama kali. Kau tahu, mendapatkan hatinya sangat sulit. Aku bahkan harus menggunakan cara yang licik untuk itu. Tapi… setelah mendapatkannya, aku sama sekali tidak menyesal.”

Kyuhyun mengalihkan pandangannya pada pintu kamar. Jakunnya bergerak naik turun saat membayangkan bagaimana keadaan Je Wo didalam sana.

“Alana, sangat mencintaiku. Begitu juga denganku. Aku tidak pernah berpikir hal seperti ini akan terjadi pada kami. Selama ini, pernikahan kami sangat sempurna. Ya, sangat sempurna hingga kecelakaan terkutuk itu terjadi, dan aku harus kehilangan dirinya untuk yang pertama kalinya.”

“Apa yang terjadi padanya? Bagaimana keadaannya saat ini? Aku sama sekali tidak ingin mendengar cerita cintamu dengannya, sialan! Aku sama sekali tidak peduli!” umpat Kyuhyun yang cukup merasa sakit mendengar bagaimana bahagianya Ken dan Je Wo selama ini.

“Aku mencarinya seperti orang gila, Cho Kyuhyun. Hidupku selesai begitu saja saat dia tidak ada lagi disampingku.”

“Apa yang terjadi pada Shin Je Wo?!” teriak Kyuhyun kuat.

“Dan setelah aku mendapatkannya, setelah kupikir akhirnya aku menemukan kebahagiaanku lagi. Ternyata semuanya tetap sama, aku memang sudah kehilangannya sejak lama.”

“Kenichi Shinoda, aku bertanya padamu!!”

“Dia memohon padaku,” akhirnya, Ken menengadah keatas, memandang Kyuhyun dengan genangan air matanya. “Saat kau pergi, saat kau pergi setelah memandangnya dengan pandangan kecewamu. Dia menangis dan memohon padaku, Cho Kyuhyun. Dia mencintaimu.”

Wajah emosi Kyuhyun memudar. Digantikan dengan pandangan sayunya. Wanita itu, Shin Je Wo, mencintainya?

“Hubungan kami hanya sebatas masa lalu baginya. Dan sekarang, yang ada di dalam hatinya adalah kau, kehidupannya hanyalah kau. Dia tidak bisa hidup tanpamu, dia memilihmu.” Setetes buliran air mata jantuh memabasahi wajah Ken. Ia hancur, sudah tidak lagi berbentuk. “Dia pergi berlari mengejarmu seperti orang gila. Dia tidak ingin kau pergi. Aku sudah lelah memanggilnya, hingga saat mobil itu_ saat tubuhnya terpental terlalu jauh di jalanan, aku hanya bisa berdiri seperti orang bodoh memandangnya.”

“Tidak, tidak mungkin. Ini semua_”

“Dokter mengatakan Alana sedang berada dalam masa Koma. Kuharap, kau mau menamaninya bersamaku hingga dia sadar.”

 

***

 

 

Napas Alana terlihat sangat teratur. Ia seperti putri tidur yang sedang tertidur pulas. Hanya saja, kali ini banyak sekali alat-alat rumah sakit yang mengelilingi tubuh si putri tidur ini. kecelakaan yang menimpanya begitu tragis hingga vonis Dokter sangat mengejutkan.

Kami sudah membantu sebisanya. Alana berada dalam masa koma. Jika dalam waktu 48 jam ia tidak sadarkan diri, hanya Tuhan yang dapat membantunya.

Mata Kyuhyun terpejam kuat saat kalimat itu terngiang lagi ditelinganya. Sampai saat ini ia dan Ken tidak pernah beranjak dari sisi Alana yang terbaring lemah. Mereka berada di posisi yang berlainan arah. Ken berada di sisi kanan Alana, sedangkan Kyuhyun berada di sisi kirinya.

Bedanya, kalau Ken tidak pernah melepas genggaman tangannya, Kyuhyun lebih memilih diam dan memerhatikan wajah damai istrinya. Ia seperti takut. Takut jika mengganggu perjuangan Je Wo dialam bawah sadarnya untuk kembali bersama dengannya. Yang ia lakukan saat ini hanya berdoa dan berharap.

“Aku pergi keluar sebentar. Tidak apa-apa, kan, kalau aku meninggalkan kalian.” Ujar Ken yang sudah melepas genggaman tangannya dari Alana.

Kyuhyun hanya mengangguk, sama sekali tidak menatap pria itu. Tatapannya selalu jatuh pada wajah Je Wo.

Ken pergi meninggalkan mereka. Menyisakan keheningan yang begitu dingin. Tubuh Kyuhyun bergerak mendekati wajah Je Wo. Mengamati wajah wanita itu lebih dekat.

“Dulu, aku mencintai seorang wanita. Wanita yang kugilai bertahun-tahun lamanya, tapi tidak juga dapat kumiliki,” bisik Kyuhyun pelan. “Aku sudah menyatakan perasaanku padanya. Orang-orang diluar sana juga tahu bagaimana kedekatan kami. Meski tidak boleh, tapi aku selalu menunjukan perhatianku padanya di depan orang banyak. Kami juga sering terlibat skandal dan jujur saja, aku menyukainya.”

“Tapi semakin lama, aku semakin bosan dengan skandal itu. Skandal hanya sebatas skandal. Yang sama sekali tidak pernah berubah, selama dia belum menerimaku. Dan semakin lama, aku menyadari sesuatu. Dia… wanita yang kucintai itu, ternyata mencintai orang lain. Dia mencintai sahabatku.”

“Kau tahu? Kedatanganku ke negara ini, adalah salah satu pelarian perasaan sesalku. Aku ingin marah padanya, tapi tidak mungkin. Dan sialnya, aku juga tidak bisa marah pada sahabatku. Aku bodoh, kan?”

Kyuhyun kembali duduk seperti semua di tempatnya. Ia memandang jemari kaku Je Wo dengan pandangan sayu, kemudian menggenggamnya, memberikan kehangatan pada dinginnya suhu tubuh istrinya.

“Saat aku bertemu denganmu, entah kenapa hatiku mengatakan kau adalah orangnya. Aku tidak tahu untuk apa, tapi melihatmu membuat aku dapat melupakan semuanya. Awalnya, kukira aku bisa menjadikan sosokmu untuk membalaskan sedikit dendamku padanya,” Kyuhyun tersenyum kecil. “Tapi lagi-lagi aku sungguh sial. Aku telah jatuh cinta padamu, sayang. Benar-benar jatuh cinta hingga pernikahan yang awalnya hanya untuk kesenanganku, menjadi rencana indah yang ingin kujadikan nyata.”

Kyuhyun menggigit bibir bawahnya kuat. Perasaannya sesak dan berkecamuk. Ia juga merasa jemari Je Wo mulai menghangat.

“Aku tidak tahu ternyata_ ternyata kau sudah bersuami. Tapi kenyataan itu sama sekali tidak mengusik rasa cintaku padamu. Bahkan kupikir, ketika kita bertemu dan aku tahu akan statusmu, aku tetap akan jatuh cinta padamu.”

“Sayang, aku disini. Aku menunggumu. Kembalilah…” isak Kyuhyun. Ia mengecup lama punggung tangan Je Wo. “Kau bilang kau mencintaiku, kan? kalau begitu jangan pergi. Kita hadapi semuanya bersama-sama. Aku berjanji, aku tidak akan melepasmu.”

Isakan Kyuhyun tidak teredam. Ia membebaskan suaranya diruangan itu tanpa tahu, ada sepasang kaki yang gemetar, sedang mengamatinya dari balik pintu kamar. Memandangnya yang terisak dengan pandangan yang sulit diartikan, meski matanya kembali basah oleh air mata. Memandangi suami dari istrinya.

 

 

***

 

“Kau mencintainya?” tanya Ken dengan tatapan tajamnya pada Kyuhyun.

Pagi ini, Ken yang terlihat sangat rapi dengan jas biru tuanya. Meminta Kyuhyun untuk menemuinya disalah satu café yang berada di dekat rumah sakit dimana Alana di rawat. Bahkan tadi malam, Ken tidak berada disana untuk menemani Je Wo seperti biasanya.

“Apa maksud pertanyaanmu?” balas Kyuhyun tak kalah tajam.

“Jawab saja.”

“Ya, aku mencintainya. Tapi sekarang aku sedang tidak ingin membahas mengenai hal itu. Masalah Je Wo akan memilih siapa, nanti akan kita selesaikan saat ia sembuh. Saat ini, satu-satunya yang ingin kulakukan adalah membuat ia sembuh, tidak untuk yang lain.”

Ken tersenyum bengis. Tapi matanya memancarkan kelelehan. Ken menarik cangkir ekspresonya, lalu meneguk minuman itu beberapa kali, “Baiklah,” desahnya pelan seraya meletakan lagi cangkirnya. “Aku mengalah.”

Wajah Kyuhyun mengeras dengan cepat. “Apa maksudmu?”

Ken kembali tersenyum, senyuman yang begitu miris. Ia melayangkan pandangannya kearah pintu café, dimana banyak orang yang berlalu lalang masuk dan keluar dari sana, “Kupikir, aku memang tidak ditakdirkan untuknya. Melihat bagaimana dia memohon padaku pagi itu, lalu bagaimana tangisanmu yang berusaha membangunkannya,” Ken tersenyum kecut meski matanya memerah. “Aku akan mengalah.”

“Kau_”

“Bahagiakan dia,” cetus Ken tajam, setajam pandangannya yang tiba-tiba pada Kyuhyun. “Aku akan kembali ke Jepang pagi ini. Setelah itu aku juga akan mengurus perceraian kami. Cho Kyuhyun, kuberikan dia padamu.”

Kyuhyun tercengang, tapi tidak juga bahagia. Je Wo belum sadarkan diri, meski pria itu telah memberikan Je Wo padanya. Wanita itu masih tertidur dengan waktu yang sangat menipis.

“Dia masih koma, Ken. Dan kau tahu tentang_”

Percakapan itu terhenti saat deringan ponsel Ken terdengar. Pria itu mengangkat panggilannya dengan menggunakan bahasa Jerman yang sama sekali tidak Kyuhyun ketahui. Tapi, ada sebuah guratan lega sekaligus hancur dari wajah Ken saat ini.

“Ada apa?” tanya Kyuhyun setelah Ken mengakhiri panggilannya.

Ken tertawa, hambar, dan renyah. Ia kembali meneguk minumannya sebelum menjawab pertanyaan Kyuhyun, “Kau benar-benar beruntung, Cho Kyuhyun. Alana… baru saja sadarkan diri.” Gumamnya pedih.

 

***

 

Perasaan Kyuhyun seperti taburan bunga yang merekah segar. Ia berlari menyusuri jalanan, menuju rumah sakit dengan senyum mengembang. Shin Je Wo, aku pasti akan membahagiakanmu. Dewi fortuna benar-benar berpihak padanya kali ini. Ken telah menyerahkan Je Wo padanya, dan sekarang, wanita itu sadarkan diri. Itu berarti mereka akan hidup bersama setelah ini.

Kyuhyun menyentuh dan memutar knop pintu kamar rumah skait itu dengan perasaan tidak sabar. Dan ketika ia membukanya, ia melihat sosok wanita yang sangat ia cintai sudah duduk nyaman, menyandar pada kepala tempat tidurnya dan memandang keluar jendela dengan tatapan sayu.

Kyuhyun mengamatinya begitu lama, hingga wajah wanita itu menoleh padanya dengan kedua alis yang melengkung. Melihat itu, Cho Kyuhyun tidak mampu menahan kakinya untuk tidak melangkah mendekati Je Wo, dan memeluk tubuh istrinya dengan sangat erat.

“Kau kembali. Sukurlah, kau kembali, sayang.” Desahnya lega dan bahagia. Ia mengecup ujung kepala Je Wo beberapa kali hingga tiba-tiba saja tangan wanita itu mendorongnya kuat dan pelukan itu terlepas.

Kyuhyun menatap Je Wo tidak mengeri, sedangkan wanita itu menatapnya takut dengan wajah bingung.

“Kau siapa?” bibir tipis itu akhirnya bergerak dengan sedikit gemetar.

Dan jantung Kyuhyun berdebar kuat saat mendengarnya, “Shin Je Wo, apa maksudmu? Aku suamimu, bagaimana bisa kau lupa denganku.” Jawabnya dengan kekehan kecil. Ia mengira Je Wo sedang membuat lelucon kecil padanya.

Tapi sayangnya, reaksi yang di berikan Je Wo sangat berbeda. Ia menatap Kyuhyun terkejut, marah, dan murka. “Tidak! Jangan mempermainkanku! Kau bukan suamimu!” teriaknya. “Ken! Suamiku adalah Ken, bukan kau!”

Sontak Kyuhyun menegang. Ken, Je Wo mengingat Ken sedangkan ia tidak mengingat dirinya. Apa mungkin wanita itu telah… mengingat semuanya?

“Tapi aku suamimu. Cho Kyuhyun, kau ingat, kan? Kita sudah menikah beberapa hari yang lalu.”

Je Wo menggeleng kuat. Matanya mulai basah. Wajahnya kembali pucat seperti kapas. Ia menatap Kyuhyun tidak terima, “Tidak, aku tidak pernah menikah denganmu. Siapa kau sebenarnya?! Tuan, kumohon jangan mempermainkanku.” Bentaknya. “Dimana, dimana suamiku? Dimana Ken?”

“Suamimu adalah aku, Shin Je Wo!” bentak Kyuhyun.

“Tidak, kau bohong! Aku tidak mengenalmu!”

Kyuhyun merengsek maju. Menarik kedua pergelangan tangan Je Wo hingga wanita itu tercengang menatapnya, “Lihat, lihat wajahku baik-baik,” teriaknya. “Apa aku kelihatan berbohong padamu, hah? Aku yang menjagamu selama kau terbaring disini. Aku yang merawatmu, Shin Je Wo. Kenapa kau tidak mengingatku?!”

Je Wo terisak takut. Ia memejamkan matanya menerima amukan Kyuhyun. Tubuhnya gemetar. Bagaimana tidak, setelah ia sadar, ia malah menemukan pria asing itu yang mengaku sebagai suaminya, lalu ketidak beradaan Ken di sisinya.

Kyuhyun yang melihat ketakutan Je Wo akhirnya  melunak. Ia melepaskan cengkraman tangannya dan menatap wajah Je Wo dengan pandangan nanar. Wanita itu… tidak lagi memancarkan tatapan yang seperti dulu padanya. Kini tatapan itu benar-benar asing.

“Aku ingin Ken,” Je Wo menggumam dalam redaman isakannya. “Aku ingin suamiku. Dimana suamiku? Aku ingin dia.”

Kyuhyun memejam erat. Semuanya sudah selesai, batinnya. Dan ketika ia membuka matanya, tatapan elangnya kembali terlihat. Ia menarik selang infus yang masih terpasang di tangan Je Wo secara paksa hingga wanita itu meringis sakit ketika sebercak darah mengori tangannya. Lalu tanpa memedulikan pekikan Je Wo, ia menyeret wanita itu keluar dari sana.

“Apa yang kau lakukan? Kau ingin membawaku kemana?!” jerit Je Wo.

Tapi Kyuhyun bergeming. Ia terus menyeret langkah Je Wo yang terseok-seok. Berjalan dengan langkah lebar sedangkan sebelah tangannya menggenggam kuat pergelangan tangan Je Wo. Puluhan pasang mata menatap horor pada dirinya yang sedang menyeret seorang pasien rumah sakit, tapi tidak ada satupun yang dapat mencegahnya setelah melihat bagaimana mengerikannya aura yang terpancar dari sosok Cho Kyuhyun.

 

***

 

Kyuhyun tahu langkah Je Wo sudah terlalu menyedihkan. Ia baru saja sadar dari masa komanya, tapi sekarang sudah berjalan sejauh dan selama ini untuk mengelilingi bandara. Tapi Kyuhyun tidak peduli, kali ini ia ingin mengunci rasa kasihannya atas wanita itu.

Mata Kyuhyun bergerak liar menyusuri seluruh sudut bandara. Mencari sosok pria yang sedang wanita itu inginkan. Ya, pada akhirnya semuanya akan kembali pada kehidupan masing-masing.

Ketika Je Wo tidak lagi bisa menyebut namanya. Ketika Je Wo tidak lagi memandangnya, disaat itulah, Kyuhyun harus tahu dimana tempat mereka berdua seharusnya. Mungkin Tuhan memang tidak memberikan takdir pada mereka. Seperti kata pepatah. Tuhan tidak memberikan apa yang kau inginkan, tapi ia memberikan apa yang kau butuhkan.

Cho Kyuhyun menginginkan Shin Je Wo, tapi Tuhan merasa Kyuhyun tidak membutuhkan Shin Je Wo. Tentu saja, karena Je Wo tidak membuthkannya, ia membutuhkan Ken, seperti Ken membutuhkannya. Seperti apa yang Tuhan takdirkan.

“Tuan… aku lelah. Aku tidak sanggup berjalan lagi.” Rintih Je Wo memilukan.

Langkah Kyuhyun terhenti. Pertama, karena suara memilukan wanita itu dan yang kedua, karena matanya yang baru saja menangkap sosok Ken, sedang berjalan menuju pintu keberangkatan.

“Bertahanlah, sebentar lagi.” Ujarnya dengan sedikit nada ketusnya.

Kyuhyun kembali menyeret Je Wo, kali ini dengan genggamannya yang lebih kuat. Ia merasa seakan-akan sedang berjalan menuju altar untuk mengantarkan pengantin wanita pada pengantin pria, dihadapan Tuhan.

Dan saat Kyuhyun berhasil menarik lengan Ken hingga pria itu berbalik kearahnya. Saat itu juga ia melemparkan tubuh Je Wo hingga terhempas, berbenturan pada tubuh Ken.

Je Wo memekik, Ken terperanjat, sedangkan Kyuhyun mematung ditempatnya saat melihat pandangan sepasang suami istri itu bertemu. Lalu memancarkan binaran kebahagian, yang tidak pernah ia temukan selama ia dan Je Wo bersama.

“Alana…” gumam Ken terkejut.

“Ken?” Alana tersenyum dalam ringisannya. Lalu berhambur memeluk suaminya. “Ken… ken…”

Kyuhyun mengepal kedua tangannya kuat, menahan emosi yang berkecamuk didalam dirinya. Beginikah akhirnya? Beginikah takdir Tuhan? Kenapa bukan dirinya dan Je Wo yang saling berpelukan seperti itu? Kenapa bukan namanya yang disebut Je Wo dengan  penuh kerinduan, seperti ia menyebut nama Ken? Dan sekali lagi, yang dapat Kyuhyun pikirkan adalah, karena ia dan Je Wo tidak saling membutuhkan, seperti yang Tuhan takdirkan.

Ken memandang Kyuhyun dengan wajah yang tidak terbaca. Ia masih memeluk Je Wo, menyandarkan wajah istrinya diatas dada, membiarkan Je Wo yang sudah terlihat lelah beristirahat padanya.

“Iangatannya kembali,” cetus Kyuhyun. Ia tidak lagi tahu seperti apa wajahnya saat ini. Tapi yang ia tahu, ia sama sekali tidak melepas pandangannya dari wajah Je Wo. “Dia mengingatmu, tapi tidak mengingatku.”

Mata Je Wo melirik kearahnya melalui lipatan kain kancing jas yang Ken kenakan. Memandang Kyuhyun lama, dan sedikit mengernyit ketika menyadari ketidak asingan wajah itu. Tapi ia masih memeluk Ken begitu erat.

Ken menarik napas panjangnya. Lalu sedikit melonggarkan pelukan mereka. Ia memandangi wajah Alana yang turut menatapnya juga. Ken tersenyum lembut, sebuah senyuman yang menengkan bagi Alana.

Honey… satu tahun yang lalu, kau mengalami kecelakaan,” tuturnya lembut. Ia mengusap peluh yang mengalir disekitar dahi Alana. “Kita terpisah sangat lama. Hingga beberapa hari yang lalu, aku akhirnya menemukanmu.”

Kyuhyun masih bungkam. Ia seperti sebuah patung yang hanya bisa berdiri mematung dihadapan sepasang suami istri itu.

“Dan beberapa hari yang lalu itu juga, kau sudah menikah dengannya.”

Mata Je Wo membelalak lebar. Seketika ia melemparkan pandangan tidak mengertinya pada Kyuhyun. Ia kembali teringat ketika tadi Kyuhyun menatapnya penuh rona kebahagiaan di rumah sakit, memeluknya erat dan bersukur atas kesadarannya. Pantas saja, pantas saja pria itu sangat bahagia melihatku sadar. Karena dia, karena dia adalah suamiku?

“Ya Tuhan…” gumam Je Wo, menutup mulutnya dengan sebelah tangan. Ia menggelengkan kepalanya putus asa. Lalu saat kepalanya berjengit perih, hingga ia memekik dan mencengkram lengan Ken erat.

“Alana, kau baik-baik saja?” tanya Ken cemas.

Kyuhyun melangkah sekali, ingin sekali merenggut tubuh itu kepelukannya. Tapi sayang, Ken sudah lebih dulu melakukannya.

Alana masih meringis, dan sekarang ringisan itu ditemani dengan tangisannya. Satu persatu ingatannya berkelebat setiap kali rasa perih itu menerjang kepalanya. Ia semakin kuat meremas lengan Ken, dan matanya kini telah bertemu pandang dengan mata Cho Kyuhyun. Seiring berputarnya memori kenangan mereka berdua.

“Alana, Honey… kau baik-baik, saja? Kau membutuhkan sesuatu? Katakan sesuatu.” Ken memberikan sedikit goncangan pada tubuh Alana.

Kyuhyun mengerang, “Bawa dia kerumah sakit, bodoh! Dia masih belum pulih sepenuhnya!” bentaknya.

“Tapi, aku_”

“Aku akan mencari taxi, kau harus membawanya keluar dari sini.” Kyuhyun sudah berbalik, ingin beranjak untuk mencarikan sebuah taxi meski seharusnya itu tidak perlu karena Ken masih memiliki mobil. Tapi langkah Kyuhyun terhenti saat Je Wo memanggilnya.

“Kyu…”

Kyuhyun menegang. Suara itu, suara yang baru saja ia dengar, adalah suara Shin Je Wo yang selama ini memanggilnya. Kyuhyun segera memutar tubuhnya kebelakang dengan wajah terperangah dan menemukan Je Wo yang menatapnya sembari menangis.

“Kau… mengingatku?”

Je Wo mengangguk kuat, ia hampir saja tersedak dengan tangisannya. Lalu perlahan, Je Wo meraih jemari Ken yang berdiri disampingnya, menggenggamnya erat meski matanya tak lepas memandang Kyuhyun, “Maaf kan aku, Kyu. Maaf kan aku.”

Itu adalah sebuah permohonan. Dan lagi-lagi, Kyuhyun kalah. Jika saja ia tidak memiliki harga diri yang sangat tinggi, mungkin saja pria itu sudah jatuh terhempas keatas lantai.

“Sungguh, aku tidak berniat menyakitimu. Aku… aku sakit saat itu. Dan, dan aku sangat mencintai Ken. Aku hanya mencintainya. Maaf, kan, aku…”

Kyuhyun menggigit kuat bibir bawahnya, tapi tetap mencoba untuk tersenyum meski setetes air matanya jatuh membasahi pipi. Sangat menyakitkan, ketika seseorang yang kau cintai malah mencintai orang lain.

Je Wo melangkah mendekatinya, memandang Kyuhyun penuh rasa bersalah. Kedua tangannya terulur kedepan, membingkai wajah Kyuhyun, “Kau orang yang baik, Kyu. Kau pria yang hebat.” Isaknya. Alana berkata jujur, karena bagaimanapun, ia pernah mencintai pria itu meski sekejap dan tidak berada dalam sosok yang sesungguhnya.

Kyuhyun menggerakkan wajahnya seperti menggeliat kecil pada bingkaian tangan Je Wo. Air matanya masih terus mengalir. Ia juga sempat melihat memar merah di sekitar pergelangan tangan Je Wo akibat ulahnya. Wanita itu istrinya, sampai saat ini masih menjadi istrinya. Tapi takdir tetap berbicara lain. Karena Shin Je Wo, sampai kapanpun, tidak akan pernah menjadi miliknya.

“Maafkan aku…”

Tidak peduli disana Kenichi Shinoda sedang berdiri mematung menatap mereka berdua. Kyuhyun menarik Je Wo dalam pelukannya. Memeluk wanita itu erat, seperti tidak ingin melepaskannya lagi. Ia menenggelamkan wajahnya diatas bahu Je Wo, membiarkan tangisannya pecah disana.

Begitu juga dengan Je Wo. Ia menangis, tangisan penuh sesal dan rasa bersalah. Semua kesalahan ini, berasal darinya. Andai saja ia tidak mengalami kecelakaan, andai saja ia tidak nekat menerima lamaran Kyuhyun, andai saja ia tidak terhanyut dalam perasaannya yang salah, semua ini tidak akan terjadi.

“Aku melepaskanmu.”

Dan akhirnya, kalimat itu keluar dari bibir Kyuhyun. Kalimat yang sebelumnya ia dengar dari Ken saat menyerahkan Je Wo padanya. Kyuhyun melepas pelukannya, kali ini ia tersenyum, benar-benar tersenyum. Ia mengusap air mata Je Wo dengan kedua tangannya yang gemetar. Mengecup dahi wanita itu lama, sebelum berbalik dan meninggalkan mereka.

Meninggalkan cintanya, yang memang tidak boleh ia cintai sejak awal…

 

***

 

 

 

Epilog.

BRAKKK

Kenichi Shinoda terperanjat terkejut saat tiba-tiba saja, Jennifer mendobrak paksa pintu kantornya dan menghampirinya dengan wajah penuh amarah.

“Apa yang kau lakukan?!” geram Ken kesal.

Jen menyipitkan kedua matanya, “Kau menikahi Alana?” tanyanya penuh penekanan.

Ken membuang napas kasarnya, “Apa pedulimu? Ini adalah hidupku, Jen. Jangan ikut campur.” Cemo’ohnya.

“Tapi yang kau nikahi itu adalah sahabatku, sialan!”

“Dan apa masalahmu?”

“Apa masalahku? Kau masih bertanya apa masalahku?” geram Jennifer. Ia mengambil salah satu file yang berserakan diatas meja kerja Ken. Lalu melemparkannya asal hingga mengenai wajah tampan pria itu. “Kau menikahi sahabatku karena kau ingin membalas dendam atas sikapku padaku! Kau ingin membalas semua pengabaianku atas perasaamu padaku selama ini pada Alana. Aku tidak akan membiarkanmu, berengsek!”

“Tutup mulutmu, Jen! Jangan menuduhku sembarangan!”

“Kau yang harus menutup mulutmu, Ken!”

Sebuah suara benda yang terjatuh terdengar dari arah pintu ruangan Ken yang terbuka lebar. Dan disana, Alana telah berdiri dengan tubuh gemetar dan matanya yang memerah.

“Alana…” gumam Ken dan Jen bersamaan.

“Kau membohongiku?” tanya Alana lirih. Ia tersenyum mengejek pada keduanya, “Sialan sekali kalian!” umpatnya. Sebelum pergi meninggalkan kedua orang yang masih menegang di tempatnya.

Ken melemparkan pandangan murkanya pada Jen, “Kau puas, Jen?” cibirnya. “Selama ini kau memang tahu segalanya tentangku. Tapi kau tidak pernah tahu, seperti apa aku mencintai sahabatmu itu.”

Setelah kepergian Ken, tubuh Jen ambruk begitu saja diatas lantai. Ia baru saja menyadari kesalahannya. Dan baru saja, karena dirinya, Alana dan Ken harus terlibat dalam masalah.

Jen tidak ingin begini. Ia sangat menyangi Alana. Dan Ken? Pria itu sudah ia anggap seperti saudaranya sendiri. Kemudian Jen berdiri, dan berlari mengejar mereka berdua dengan tergesa-gesa.

Meskipun pada akhirnya, ia yang lebih dulu menemukan Alana. Lebih tepatnya, menemukan tubuh Alana yang mengenaskan dipinggir jalan. Jen membawanya kerumah sakit, dan rumah sakit itu menyuruhnya membawa Alana kerumah sakit yang mereka rekomendasikan.

Munich…

Di sebuah kota, dimana kehidupan baru menunggu Alana. Sebuah kehidupan baru, yang nantinya akan membawanya pada kehidupan awalnya.

 

 

FIN

 

 

Tiaraaaaaaaaaaaa XD

 

Udah kelar. Huwaaa akhirnya….

 

Semalam, pas aku dengar kalau hari ini libur, aku langsung jingkrak-jingkrak ditempat 😀 akhirnya punya waktu juga ngelanjutin FF situ. Fiuhhh. Maklumlah, saya orang sibuk #KibasBuluMata #Plakkk

 

Nah, buat semua Readers, jangan kaget kalau di tengah-tengah cerita bahasa Ffnya beda wkwkwkwk. Soalnya, part satu sampek pertengahan part dua, itu si Tiara yang ngerjain. Dan berhubung tiba-tiba si Jenong *Read Tiara* kehilangan feel ngetik nih FF dan aku yang memang suka sama ide ceritanya, jadilah aku yang nerusin XD

 

Tapi aku nerusinnya sesuai sama keinginan tuh orang. Aku tau, aku tau… kalian semua pasti akhirnya bilang ‘Yah… kog Alana gak sama Kyuhyun?’ cih, udah tau bangetlah cemana Readers unyu-unyu disini *Muntah berjama’ah* wkwkwkwkwk. Tapi… berhubung si empunya cerita, pengennya dengan ending yang seperti ini, jadi beginilah akhirnya XD

 

Terus terus, aku kan udah bilang kalau sekarang lagi dalam masa mood yang amat sangat parah. Jadi, *Pelototin Tiara* jangan protes kalau ceritanya jadi kek gini HOHOHO. Soalnya aku lagi niat hiatus bentar selama moodku kacau.

 

Dan… FF ini gak aku protect, soalnya punya si Tiara kekekeke.

 

Okeh, sepertinya kali ini Princess kebanyakan bacrotttt. Nanti cantiknya hilang ikh BEHAHAHAHAHA. Sampai jumpa di FF selanjutnya… *Wink, kasih kode* kekeke

 

Ami.

 

83 pemikiran pada “[Freelance] Two Husband 2/2

  1. Ngeliat curcolan si princess*muntahdarah* *kidding* di atas. kok saya jd pengen nyekek eonni tiara ya. KESIAN LAKI GUE WOYY*peluk kyu*
    INI SAD BANGET T.T

    kirain je wo bakal idup brg dua suami diliat dr judulnya. jadiny malah nyesek gini.
    TETEP KEREN TAPI^^

  2. sempet bingung sm endingnya trnyata balik lg ke awal bersama kenichi huhu. kyuhyun takdirmu syedih skali, qian tak dapat begitupun je wo /pukpuk tuan cho/ hehe daebak eon 4 jmpol utk ff ini kekeke~

  3. Ping balik: Library | Shin Je Wo

  4. akhirnya aku ngerti,sumpah malem2 aku nangis baca nih ff waktu kyuhyun bilang aku melepaskanmu,kasian bebep aku tersiksa:-(
    kak,tanggung jawab gitu bikin saya nangis

  5. Seru..sampai menguras air mata..
    Ken dan Kyu sama-sama mencintai Alana,,bahkan keduanya menyerahkan keputusan kepada Alana untuk memilih salah satu diantara keduanya,,Ɣªήğ akhirnya Alana lebih milih Ken..
    Dari epilognya akhirnya ketahuan klu Ken punya niat Jahat untuk balas dendam ke Jen dengan ngedeketin Alana,,tapi akhirnya malah jatuh cinta beneran..
    Happy ending buat Ken-Alana, but poor my Kyu 😦

  6. kerennnn… 🙂 jlan ceritany suka bgt,
    endingny kena, feelny dpet..
    pas bca smbil nerka2 siapa yg bkal diplih, dan keren 🙂

  7. Aku sempet bingung bacanya eonni,,,
    Tapi lama2 mengerti dikit2,,, biasanya kyu yg pnya 2 istri,, tapi ini kebalikannya,,,
    Cie,, kyu rela lepasin alana ,,,
    Daebak deh critanyaa

Tinggalkan komentar