War For Love part9

Shin je wo membuka pelan kedua matanya. Berusaha membiasakan matanya dengan cahaya sinar matahari yang menembus celah-celah jendela kamarnya. Je wo memiringkan tubuhnya kesamping, mencari sosok namja yang semalaman ini tidur menemaninya. Menghabiskan malam yang tidak dapat dikatakan indah itu bersama Cho kyuhyun. Semalaman ini ia selalu berada di pelukan hangat namja itu, tidak ada yang terjadi setelah ciuman itu. Hanya saja Cho kyuhyun memaksa menemani yeoja itu tidur semalaman ini.

 

Je wo menghembuskan nafas panjang saat menemukan sebelah ranjangnya telah kosong. Kyuhyun sudah tidak ada disana, ia mendudukkan tubuhnya, menyandar pada sisi ranjang sembari mengingat-ingat momen yang ia lakukan bersama Kyuhyun tadi malama. “Sekarang sudah jelas, aku.. akan kembali menjadi Shin je wo saat pertama kali bertemu dengannya” gumamnya lirih.

***

Je wo berjalan perlahan kearah dapur, menatap punggung namja yang tampak sibuk dengan peralatan memasak. Seperti biasanya, Cho kyuhyun selalu menyiapkan sarapan pagi untuk mereka berdua. Shin je wo mengambil nafas panjang sebelum kembali melangkahkan kakinya kesana.

“Pagi” sapanya ringan.

Kyuhyun memutar kepalanya kebelakang, ia telah menemukan yeoja itu duduk manis di tempatnya dan menunggui sarapan miliknya. “Tunggu sebentar. Masakannya hampir selesai” ujar Kyuhyun datar. Kemudian kembali fokus pada masakannya. Tidak ada percakapan yang terjadi setelah itu. Keduanya sama-sama berusaha bersikap seperti biasa. Menganggap apa yang terjadi semalaman ini sama sekali tidak terjadi.

“Ini”

Je wo tersenyum kecil pada Kyuhyun yang memberikan sepiring sandwich untuknya. Keduanya kembali saling diam. Menikmati makanan yang tersaji di hadapan masing-masing. “Nanti malam aku akan menyuruh Hye kyung menemani mu disini” ucap Kyuhyun tanpa menatap Je wo.

“Waeo?” tanya Je wo bingung.

“Kau tidak perlu datang ke pesta pertunanganku” Kyuhyun masih terus menikmati makanannya. Ia memang sengaja melakukan itu untuk menghindari tatapan Je wo. Sementara Je wo yang mengerti maksud Kyuhyun hanya dapat menatap namja itu lirih. Ia tau kenapa namja itu melarangnya untuk hadir disana.

“Aku akan datang”

Kepala yang sedari tadi tertunduk itu mulai terangkat. Menatap lekat wajah yang sedang tersenyum tulus di hadapannya. “Aku akan datang. Kau tidak boleh merepotkan Hye kyung, lagi pula dia pasti juga ingin menghadiri pertungan mu. Dan aku… tidak apa-apa” ucapnya dengan mimik wajah biasa. Walaupun ia tau Kyuhyun pasti tidak akan suka mendengarnya. Namja itu memang sudah tidak ingin menyakiti dirinya lebih banyak lagi.

“Sudah kubilang kau tidak perlu datang”

“Tapi aku juga tidak ingin di rumah. Lagi pula siang ini aku sudah berjanji dengan Eunjin untuk pergi berbelanja. Dia bilang kemarin pagi dia sudah tiba di Seoul, kami akan membeli gaun untuk menghadiri pertunganmu”

Kyuhyun ingin membuka mulutnya untuk kembali melarang yeoja itu. Namun ada sesuatu yang menarik perhatiannya dari ucapan Je wo tadi. “Tadi kau bilang apa? Eunjin baru tiba di Seoul pagi kemarin?” tanya Kyuhyun dan di jawab anggukan ringan oleh Je wo.

“Kalau begitu, tadi malam kau menginap bersama siapa di rumah Siwon Hyung?”

“Hanya berdua saja bersama Siwon Oppa”

Mendengar itu rahang Cho kyuhyun seketika mengeras. Ia menghentakkan garpu dan sendok yang berada di kedua tangannya. “Kau sudah gila?! Kenapa kau mau menginap di rumahnya, padahal sudah jelas saat itu kalian hanya berdua?!” bentaknya pada Je wo. Kekesalannya semakin bertambah mendengar Je wo memanggil Siwon dengan panggilan Oppa.

“Memangnya kenapa?” tanya Je wo tidak mengerti.

“Kenapa? Kau masih bertanya kenapa?! Dia itu namja dan kau adalah yeoja! Bagaimana kalau sesuatu terjadi pada kalian?!” bentaknya lagi. Kedua nafasnya memburu menahan kesal. Namun Je wo hanya dapat mengerutkan dahinya tidak mengerti. Ia sedikit bingung dengan kemarahan Kyuhyun padanya.

“Tapi.. tidak terjadi apa-apa antara aku dan Siwon Oppa. Kami hanya mengobrol semalaman”

“Oppa? Cih.. sejak kapan kau memanggilnya semesra itu?”

Bibir Je wo membentuk sebuah lingkaran, menatap namja yang tengah melemparkan tatapan membunuhnya itu dengan tatapan tidak percaya. Kini ia mengerti mengapa Kyuhyun terlihat sangat kesal padanya. Ada sedikit rasa bahagian dalam dirinya saat menyadrai kecemburuan Kyuhyun. Namun ia cepat-cepa menepisnya karena tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama.

“Dia menyuruhku untuk memanggilnya seperti itu. Lagi pula.. dia memang lebih tua dari ku kan? Jadi tidak ada salahnya bila aku memanggilnya Oppa. Eum.. Jaksa Cho! Kalau masalah itu, sepertinya kau tidak berhak melarangku” ucapnya ragu. Ia menatap Kyuhyun cemas, takut bila namja itu kembali mengamuk seperti tadi malam. Cho kyuhyun memanglah namja bertype sedikit tempramen dan Shin je wo sudah sangat hapal dengan sikapnya.

“Baiklah! Lakukan sesukamu”

Cho kyuhyun memundurkan kursinya kebelakang, segera berdiri da beranjak dari sana tanpa memperdulikan tatapan bingung Je wo. Yeoja itu hanya dapat menghela nafas panjangnya melihat sikap Kyuhyun.

****

“Yang ini bagaimana?” tanya Je wo memperlihatkan sebuah gaun pesta pada Eunjin.

“Atau yang ini saja? Aku menyukai warnanya” sambung Je wo. Kini ia menggoyang-goyangkan kedua baju yang menjadi pilihannya di hadapan Eunjin. Namun yeoja yang sedari tadi di tanya hanya diam sambil tersenyum-senyum sendiri.

“Yah Choi eunjin!!!” teriak Je wo kesal.

“Waeo?”

“Waeo? Yah! Jadi dari tadi kau tidak memperhatikanku eo? Haish! Percuma saja aku bertanya ini itu padamu”

Eunjin tersenyum kaku dan menggaruk belakang kepalanya. Sedari tadi yeoja itu memang tidak memperhatikan Je wo. Pikirannya sedang melayang pada kekasihnya. Kejadian kemarin malam seakan membuatnya kembali jatuh cinta pada sosok Lee donghae. Namja itu terlalu manis untuknya. Ucapan namja itu yang terdengar sangat serius berhasil membuat Choi unjin melambung jauh.

“Je wo-ya..” panggilnya pelan.

“Mwo?!”

“Jika kau sudah menemukan seorang namja yang sangat mencintai mu dan juga sangat kau cintai. Apa yang akan kau lakukan?”

Je wo mengerjapkan matanya pelan pada Eunjin yang tengah menatapnya serius. Ia memiringkan kepalanya seakan sedang memikirkan sesuatu. “Jika seperti itu. Berarti aku sudah menemukan teman hidupku. Dan yang akan aku lakukan… apa lagi selain menikah dengannya”

Eunjin membulatkan kedua matanya lebar mendengar kata pernikahan dari bibir Shin je wo.

“Menikah?” tanyanya tidak percaya.

“Eo!”

Eunjin tersenyum samar kemudian meraih gaun yang sedang di pegang Je wo. Menutupi wajahnya dengan gaun itu untuk meredam teriakan nyaringnya. “Yah!” pekik Je wo sembari menarik gaun itu dari tangan Eunjin.

“Kau itu kenapa? Aneh sekali!”

“Je wo-ya.. aku butuh bantuan mu”

“Bantuan ku?”

Eunjin mengangguk semangat dan menatap Je wo penuh harap.

“Apa itu?”

“Membujuk Siwon Oppa untuk merestuiku menikah dengan Lee donghae”

****

“Tidak! Aku tidak mengijinkannya”

Seorang namja yang tengah duduk berhadapan dengan seorang pria paruh baya tersenyum kecut mendengar jawaban pria itu. Ia memainkan pinggiran gelas kristal yang berada di genggamannya, lidahnya menjulur sempurna membasahi bibirnya yang terasa kering.

“Kau tau aku tidak pernah menerima sebuah penolakan C” desisnya tajam.

Pria paruh baya yang di panggil C olehnya itu mendengus kuat. Ia mengepalkan sebelah tangannya menahan amarah. Ini yang paling tidak ia sukai dari namja itu, sekali saja bekerja sama dengannya. Itu berarti ia akan terikat kontrak seumur hidupnya dengan namja itu.

“Tapi kali ini aku tidak bisa menuruti keinginan mu. L, ini adalah hari penting baginya”

“Untuk masalah itu kau tenang saja, aku berjanji tidak akan merusak apapun pada hari penting itu. Yang ku inginkan hanya satu. Yeoja busuk itu harus segera mati. Di tangan ku, ataupun tidak”

C menggelengkan kepalanya frustasi mendengarnya. “Kau sudah terlalu jauh melangkah L. Tidak bisakah kau melupakan dendam lama mu itu? Bukankah dia juga tidak tau apa-apa mengenai dendam mu itu?”

Sorot mata L menajam. Ia menatap bengis wajah pria paruh baya itu. Telinganya terlalu sensitif ketika ada orang yang merendahkan dendamnya pada yeoja itu. “Kau bilang apa? Melupakannya?” desisnya tajam dan membuat C meneguk ludahnya berat.

“Jika aku bisa melupakan bagaimana rasa sakitnya saat kedua orang tuaku meninggal. Mungkin saja aku bisa melupakan dendamku padanya. Tapi apa kau tau? Rasa sakit itu semakin melebar dan menguat di setiap harinya. Dan itu tidak akan berhenti sebelum Shin je wo mati”

“Dan kau harus tau C! Kau juga telah menjadi bagian dari ku. Yah.. walaupun ketamakanmu itu yang lebih mendominasinya”

****

Shin je wo menyandarkan tubuhnya malas di ruang televisi. Ia sudah siap dengan dandanannya sedari tadi dan saat ini yang ia lakukan adalah menunggu namja yang akan segera bertunangan malam ini keluar dari kamarnya. Sejujurnya sedari tadi pikiran yeoja itu tengah berkecamuk. Sebenarnya ia tidak ingin datang ke acara itu. Melihat namja yang jelas-jelas sangat ia cintai akan segera melakukan proses pengikatan hidup bersama yeoja lain. Namun ini semua ia lakukan karena tidak mau membuat keadaan semakin parah dari sebelumnya. Ia sudah berjanji akan melupakan dan membuang segala perasaannya pada Kyuhyun.

“Maaf lama menunggu”

Suara berat dari balik sofa yang di duduki Je wo membuat lamunan yeoja itu buyar. Ia menghela nafas berat sebelum berdiri dan memutar tubuhnya kebelakang. Dalam sekejap tubuhnya seakan kaku, namja itu berdiri tegak disana. Mengenakan pakaian formal dan tentu saja itu ia gunakan karena malam ini adalah malam penting baginya. Cho kyuhyun terlihat sangat tampan dimata Je wo, ia bahkan merasakan tenggorokannya tercekat saat mendapati sosok itu di hadapannya.

Perlahan senyuman kecil itu mengembang pada bibirnya. Ia melangkah pelan kehadapan Kyuhyun, memiringkan kepalanya sekedar mengamati namja itu. “Kau sangat tampan. Jaksa Cho..” ucapnya tersenyum. Ia mengulurkan tangannya, merapikan dasi yang melingkar pada kerah baju Cho kyuhyun. Membuat namja itu lagi-lagi merasa benar-benar tidak ingin melepasnya. “Park hyemi pasti akan sangat bahagia memiliki calon suami seperti mu” lagi-lagi Kyuhyun mengutuk senyuman palsu yang terkembang di bibir Je wo. Entah bagaimana caranya lagi ia melarang Je wo tersenyum seperti itu padanya.

“Chukkae! Semoga kau selalu bahagia bersamanya” ucap Je wo tulus sebelum berniat melewati tubuh Kyuhyun. Namun langkahnya terhenti saat Kyuhyun menahan sebelah lengannya. Menariknya kembali kehadapannya, menatap lekat wajah yang sudah hampir menumpahkan air matanya.

“Mianhae..”

Shin je wo tersenyum kecil dan mengangguk pelan. “Gwencanha” ucapnya lembut.

Kyuhyun menarik Je wo ke pelukannya. Memeluk tubuh kecil itu seposesif mungkin. Berharap pelukan itu tidak akan pernah terlepas. Namun semuanya kembali hanya sebuah harapan. Karena nyatanya setelah beberapa jam setelah ini dia akan segera menggenggam tangan yeoja lain. Tangan Park hyemi, yeoja yang nantinya akan menjadi pendamping hidupnya kelak.

“Aku pasti pria terberengsek yang pernah kau temui” bisiknya.

Je wo yang tadinya masih belum bergeming, kini mulai memberanikan mengangkat kedua lengannya. Melingkari pinggang Kyuhyun dan memeluknya erat. Menghirup wangi tubuh namja itu dan berusaha menyimpan di memori-memori ingatannya. “Aku mencintai mu” bisik Kyuhyun lagi. “Aku benar-benar tidak tau apa yang harus aku lakukan sekarang” sambungnya.

“Kenapa aku harus bertemu Hyemi lebih dulu? Kenapa kau tidak menghampiriku sebelum aku menemukannya?”

“Tidak bisakah kita kembali memutar waktu?”

Je wo menengadahkan kepalanya keatas, mencoba menahan sesuatu yang sebentar lagi akan mengotori wajahnya. “Jika kita bisa memutar waktu. Maka aku akan mencoba menghindari mu. Berhentilah merasa bersalah padaku. Aku tidak apa-apa. Kau hanya butuh melewati malam ini dengan senyuman” ujar Je wo. Cho kyuhyun semakin memeluk erat tubuh Je wo, menenggelamkan wajahnya pada lekukan leher yeoja itu, seakan tidak ingin mengakhiri momen itu. “Jaksa Cho, nanti kau bisa terlambat” bisik Je wo.

“Sebentar lagi, aku masih ingin memelukmu seperti ini”

***

“Orang penting di kejaksaan? Siapa dia?” gumam Siwon. Namja itu sudah berjam-jam berkutat dengan pikirannya di ruang kerja rumahnya. Ucapan Kibum kemarin berhasil membuatnya bertanya-tanya. Terlebih Kim kibum belum juga mengirimkan semua informasi yang ia butuhkan. “Apa hubungannya rumah itu dengan bajingan-bajingan yang menincar nyawa Je wo?” gumamnya lagi.

“Oppa!!”

Lamunan Siwon memudar seiring terdengarnya sebuah teriakan nyaring dari luar rumahnya. Ia berjalan mendekati beranda ruang kerjanya dan melihat kebawah. Eunjin mengayun-ayunkan tangannya ke atas. “Aku pergi dengan Donghae saja Oppa! Kau pergi sendiri saja ne?” teriak Eunjin dari bawah. Choi siwon menganggukkan kepalanya sekali sebagai tanda persetujuannya.

***

Di sebuah hotel megah di kawasan Seoul, disanalah tempat dimana pertungan Kyuhyun di lakukan. Para tamu undangan yang berasal dari kalangan atas satu-persatu mulai berdatangan. Sementara itu, Cho kyuhyun memusatkan pandangannya pada sosok yeoja yang sedari tadi terlihat sangat menikmati perbincangannya pada kedua yeoja yang berada di sampingnya. Bahkan ia tidak menyadari keberadaan yeoja yang sebentar lagi resmi menjadi tunangannya. Ia terlalu sibuk memikirkan bagaimana perasaan Shin je wo nanti ketika ia menyematkan cincin itu pada Hyemi.

“Kyu..”

Kyuhyun menolehkan kepalanya kesamping. Mendapati seorang yeoja anggun berdiri di sampingnya dengan senyuman manis. Untuk sekejap ia cukup tekesiap oleh sosok anggun itu. “Aku sangat gugup” bisik Hyemi cemas. Raut wajahnya memang terlihat sangat tidak tenang. Kyuhyun tersenyum simpul padanya. Ia mengulurkan tangannya dan mengusap lembut kepala Hyemi.

“Apa yang kau cemaskan? Semuanya akan berjalan lancar” ujarnya menenangkan.

Kyuhyun dan Hyemi saling melempar senyuman hangat.

Di tempat lain, Shin je wo merasakan denyutan perih pada hatinya. Menyaksikan kemesraan sepasang kekasih itu benar-benar membuatnya seakan di hujam dengan beribu pisau. Kata cinta namja itu beberapa waktu lalu yang terdengar sangat manis, kini berubah menjadi hambar rasanya. Namun ia tidak ingin berlarut terlalu lama. Bagaimana pun ini memang pilihannya, dan ia harus siap dengan semua itu.

Je wo kembali mendesah berat saat kedua teman bicaranya tadi telah kembali pada kekasih mereka masing-masing. Eunjin dan Hye kyung tampak tertawa rianh dengan kekasih mereka. Perasaan iri mulai menguasai Je wo. Ia juga menginginkan hal yang sama, namun tidak tau harus berbuat apa. Bahkan namja yang telah menempati seluruh tempat di hatinya saja sama sekali tidak dapat melakukan hal itu padanya.

Dengan langkah malas Je wo beranjak dari sana, menyeret paksa kedua kakinya. Mungkin Cho kyuhyun benar, ia tidak seharusnya datang ke sana. Maka dari itu ia akan segera meninggalkan tempat itu. Namun langkahnya tiba-tiba saja terhenti saat merasa ada sepasang mata yang memperhatikan gerak-geriknya. Ada sebuah aura aneh yang mulai ia rasakan, kepala itu menoleh begitu saja mengikuti instingnya. Dan ternyata benar! Ada sosok namja yang tengah berdiri tidak jauh darinya, namja yang menggunakan baju serba hitam dan menggunakan sebuah topi. Shin je wo mempertajam pengelihatannya, seperti mengenal sosok namja yang masih menundukkan kepalanya tersebut.

Dan semuanya terjawab, ketika namja itu mengangkat perlahan kepalanya. Menatap tajam Shin je wo dengan seringaian mengerikan miliknya. Nafas yeoja itu tercekat begitu saja mendapat suguhan senyuman namja itu. Namja yang selalu menjadi sosok malaikat pencabut nyawa baginya. Kai.

Dengan kaki gemetar, Shin je wo berusaha melangkah kan kakinya. Menjauh dari sana dan meminta perlindungan dari siapa saja. Mata yeoja itu sibuk mengitari keramaian yang ada disana. Hingga kedua mata dengan penuh sorot ketakutan itu menangkap sosok namja yang tengah berbincang ringan dengan temannya. Shin je wo memaksa kakinya melangkah mendekati Choi siwon dan Lee hyukje. Namun sialnya, entah bagaimana caranya sosok malaikat pencabut nyawa itu telah berdiri di hadapannya. Kedua mata Je wo melebar saat Kai kembali tersenyum ngeri padanya. Ia menggelengkan kepalanya lemah, sekelebat ingatan saat ia bertemu dengan namja itu kembali memutari otaknya. Ia sangat yakin jika malam ini kejadian itu pasti akan terulang lagi.

Kaki itu melangkah mundur perlahan. Satu langkah mundur darinya akan di bayar dengan dua langkah maju dari Kai. Dan itu semakin membuat sisa-sisa tenaga yang ia miliki semakin berkurang. Ketakutannya seakan menyedot habis tenaga yang ia miliki. Dengan keberanian yang ada, Shin je wo segera memabalikkan tubuhnya. Mencari tempat untuk menghindar taupun bersembunyi. Ia mengelilingi keramaian itu dengan perasan tak tentu arah. Sesekali menoleh kebelakangnya dan tetap saja menemui namja itu disana.

“Ottokkaeh?” gumamnya terengah.

Je wo terus mengedarkan pandangannya kesegala arah. Hingga ia menemukan sebuah Lift di sudut ruangan itu. Dengan langkah seribu ia segera menuju kesana. Tangan yang sudah bergetar kuat itu berkal-kali menekan tombol lift yang masih tertutup. Kepalanya tidak mau diam menoleh kebelakangnya, berharap Kai tidak ada disana. Namun sayangnya harapan itu sama sekali tidak ada. Karena sosok pencabutn nyawa itu sedang berjalan perlahan kearahnya. Menyebabkan teriakan tertahan meluncur sempurna dari bibir yang bergetar itu.

“Cepat terbuka.. aku mohon!” rutuknya.

TING

Dengan satu langkah lebar Shin je wo berhasil masuk kesana. Tangan kanannya dengan cepat menakan tombol Close seiring semakin mendekatnya sosok pencabut nyawa itu. Tepat di saat selangkah lagi Kai memasuki lift, pintu itu tertutup sempurna. Nafas Je wo semakin tercekat saat melihat seringaian mengerikan milik Kai sebelum pintu lift itu tertutup. Ia menyadarkan tubuhnya lemah pada dinding lift. Sebelah tangannya meremas kuat dadanya yang bergemuruh kuat.

“Dia ada disini. Apa yang harus aku lakukan??”

Ia ingin menangis, ingin berteriak dan meminta pertolongan pada orang lain. Namun tidak ada yang bisa ia lakukan dari itu semua. Tenaganya tidak cukup kuat untuk menangis dan berteriak. Satu-satunya yang dapat ia alukan hanyalah berlari sejauh mungkin. Menghindari namja itu demi menyelamatkan nyawanya.

****

Kyuhyun menoleh kesampingnya saat merasakan sebuah tepukan pelan pada bahunya. “Ini sudah saatnya” ucap Appa namja itu sambil tersenyum simpul. Kyuhyun menganggukkan kepalanya sekali dan mengikuti Appa-nya. Kini ia, Hyemi dan juga seluruh keluarganya telah berdiri di hadapan semua orang yang akan menjadi saksi dimana ia akan mengikat seorang yeoja sebagai calon pendamping hidupnya kelak.

“Para hadirin sekalian. Kini tibalah saat dimana kalian akan menjadi saksi pewaris tunggal keluarga Cho. Yaitu Cho kyuhyun. Akan menyematkan sebuah cincin pada yeoja yang akan menjadi calon menantu keluar Cho” ucap Appa Kyuhyun lantang.

Sontak gemuruh tepukan tangan para tamu menggelegar disana. Keluarga Cho adalah keluarga yang cukup terpandag di kalangan elit lainnya. Bisnis yang di miliki sang Presdir Cho Corp itu sangatlah berpengaruh besar pada perusahaan-perusahaan besar lainnya. Maka itu tak perlu heran melihat banyaknya para undangan yang menghadiri pesat pertunangan itu.

Sementara itu, namja yang sedang menjadi tokoh utama pada malam itu. Sibuk mengitari pandangannya kesegala tempat. Pasalnya, ia sudah tidak dapat menemukan sosok yang sedari tadi menjadi pusat perhatiannya. Yeoja itu lagi berada dalam jarak pandangnya. Membuat perasaan cemas mulai menyeruak padanya.

“Kyuhyun-ah.. ayo cepat pasangkan cincin itu pada Hyemi” ucap Nyonya Cho lembut.

Kyuhyun menatap Omma-nya dan Hyemi bergantian. Tatapannya sangat tidak fokus. Ia bahkan berkali-kali melempar tatapannya pada keramaian tamu undangan.

“Gwencanha?” tegur sang Appa.

Kyuhyun meneguk ludahnya berat sebelum mengangguk singkat. “Appa! Tunggu sebentar, ada yang harus aku katakan pada Siwon Hyung” ucapnya dan setelah itusegera beranjak dari tempatnya tanpa menunggu persetujuan Appa-nya. Bahkan ia tidak lagi menghiraukan suara tercekat dari kekasihnya.

Kyuhyun berjalan tergesa-gesa ke arah Siwon. Tidak memperdulikan tatapan aneh para tamu. Bagaimana tidak? Pemuda yang sebentar lagi akan bertungan itu tampak terlihat cemas dan mengulur waktu pertunangannya. Berbagai bisikan sumbang mulai terdengar di setiap sudut keramaian. Namun namja itu tidak peduli, karena baginya saat ini hanya satu. Manemukan dimana keberadaan yeoja itu.

“Yah! Waeo? Kenapa kau malah kesini?” tanya Siwon bingung.

“Hyung! Dimana Je wo?” tanya Kyuhyun tanpa basa-basi.

Choi siwon menautkan dahinya bingung. Ia menoleh kesamping menatap Hyukjae yang hanya mengedikkan bahunya tidak tau.  Namun setelah itu ia mengrahkan telunjuknya dimana Eunjin berada. “Eo? Tadi sepertinya aku melihat dia bersama Eunjin” gumam Siwon bingung karena tidak menemukan sosok yang di cari. Kedua namja itu saling bertatap penuh arti satu sama lain. Kemudian melemparkan tatapan masing-masing pada Hye kyung dan Ill wo. Namun hasilnya sama. Yeoja itu tidak berada disana.

“Kau tenang dulu. Mungkin saja dia sedang ke toilet. Kyu, ini adalah hari penting bagi mu. Cepat lanjutkan pertungan mu. Masalah Je wo biar aku, Hye kyung dan juga Ill wo yang mengurusnya” ucap Siwon menenangkan. Meskipun ia sudah mulai merasakan perasaan aneh pada dirinya.

Kyuhyun mengangguk ragu dan kembali melangkahkan kakinya kembali ketempat dimana seharusnya ia berada.

“Cho kyuhyun! Untuk kali ini saja, Appa mohon lupakan masalah pekerjaan mu. Kau hanya butuh melakukannya dengan cepat dan setelah itu segalanya akan selesai” bisik sang Appa tajam padanya. Pria paruh baya itu mulai mengedarkan pandangannya kesekeliling ruangan. Dan ia segera mendengus kesal saat mendapati seorang namja tengah tersenyum sinis padaya.

Dengan ragu Kyuhyun mengambil sebuah kotak dari saku celananya. Membuka kotak itu perlahan dan mengambil sebuah cincin emas yang akan ia sematkan di jari manis Park Hyemi. Ia meraih telapak tangan halus Hyemi, tanpa menatap sedikitpun wajah yang terlihat tidak tenang itu. Namun lagi-lagi Kyuhyun melemparkan pandangannya kearah sekerumunan tamu undangan. Mencari sosok yeoja itu, namun sayangnya yang ia temukan hanyalah ketiga orang yang berjalan kesana kemari, mencari sosok yeoja yang ia cari. Kedua mata itu melebar saat mendapatkan gelengan putus asa dari Hye kyung.

“Sial!”

Kyuhyun mengepalkan kedua tangannya. Merampas begitu saja Microphone yang berada di genggaman Appanya.

“Shin je wo! Jika kau mendengar suara ku coba angkat tangan mu!!” teriaknya kuat. Berharap jika yeoja itu masih berada di ruangan yang sama dengannya. Namun yang ia dapat hanya suara berisik dari para tamu yang semakin membuat ia mengerang kesal. Ia mendekati Appa-nya. Menyerahkan kotak cincin itu padanya.

“Mianhae Appa. Aku tidak dapat melanjutkan pertunangan ini sekarang. Dia.. sedang dalam bahaya”

****

TING

Pintu lift kembali terbuka. Shin je wo melangkah lebar keluar dari sana. Ia menyusuri setiap lorong sepi disana. Ia bahkan tidak tau di lantai berapa ia berada. Yeoja itu berjalan tak tau arah, sekujur tubuhnya masih terus bergetar. Ia mengedarkan pandangannya kesegala arah. Berharap akan menemukan seseorang yang bisa membantunya.

“Hai!”

Tubuh Je wo seakan terhuyung kebelakang saat tiba-tiba saja, Kai muncul dari sebuah lorong disana. Ia tersenyum mengerikan pada Jo wo yang mematung. “Lama tidak bertemu. Nona Shin” sapanya dingin.

“A-apa yang kau ingin kan?” tanya Je wo tercekat. Keringat dingin mulai membasahi wajahnya.

“Yang ku ingin kan? Apa kau masih harus bertanya?”

Kai melangkahkan kakinya perlahan mendekati Je wo. Namun Je wo berusaha sekuat tenaga menggerakkan kakinya untuk mundur kebelakang. “Nyawa mu! Aku menginginkan nyawa mu” ucapnya deduktif.

Bulu Je wo seakan meremang mendengarnya. Tubuhnya semakin bergatar menahan rasa takut. Nafasnya kembali tercekat saat belakang tubuhnya menabrak sesuatu.

“Kau sepertinya sangat takut pada ku Nona” cibir Kai.

Je wo menatap namja itu tajam, saat kedua tangannya menemukan sebuah benda yang sempat ia tabrak tadi. Sekuat tenaga, dengan tangan yang gemetaran, ia melemparkan vas bunga itu pada Kai. Setelah itu ia segera berlari meninggalkan namja itu. Kai yang mendapat perlakukan seperti itu hanya tersenyum kecut dan kembali mengejar Shin je wo. Lorong demi lorong Je wo lalui, mencari tempat untuk bersembunyi ataupun pertolongan, tidak perduli sudah sebanyak apa keringat dingin yang membasahi wajahnya, yang ia pikirakan hanya satu. Segera terbebas dari Kai.

Harapan itu seakan menunjukkan titik temu, saat mata yang penuh dengan rasa takut itu melihat seorang pria yang tengah memegang kop pintu kamar Hotel. Shin je wo segera berlari ke arahnya. “Choegio, aku_, kau_” ucapnya dengan nafas tersendat. Dadanya turun naik untuk sekedar menetralisir nafasnya.

“Waeo? Agashi.. gwencanha?” tanya pria itu cemas.

Je wo menggeleng kuat. “Aku_ tolong aku Tuan, ada seseorang ya_”

TARRRR

Kedua mata gadis itu membulat saat melihat darah segar mengaliri dari kepala pria itu, pria it ambruk tepat di hadapannya. Nafas Je wo kembali tercekat, mulutnya tidak dapat ia katupkan lagi, dengan tenaga yang masih ada, ia membalikkan tubuhnya kebelakang dan mendapati sosok pencabut nyawa itu berdiri dengan sebuah senapan yang teracung padanya.

“Kita berjumpa lagi, Nona”

****

“Kosongkan tempat ini secepat mungkin, kirim lebih banyak lagi petugas ke Hotel ini, periksa setiap kamar di seluruh lantai, perintahkan beberapa petugas untuk memeriksa setiap orang yang di evakuasi, mungkin ada yang bisa di curigai” perintah Kyuhyun pada Il woo.

“Ne, Sajangnim” Il woo bergegas pergi melaksankan perintah Cho kyuhyun.

Suasana mendadak riuh saat Il woo memberitau semua tamu disana jika Hotel ini harus di evakuasi, orang-orang segera berlari kesana-kemari, beberapa petugas dari kepolisian mulai berdatangan, teriakan dan jeritan mulai terdengar di setiap sudut.

“Kau tidak bisa melakukan ini Cho kyuhyun” ucap  Cho Yeung Hwan tajam pada anaknya. “Sekalipun kau seorang Jaksa, kau tidak bisa melakukan tugasmu di saat hari penting mu seperti ini” sambungnya lagi.

Kyuhyun mendesah gusar dan menatap  Cho Yeung Hwan dengan tatapan memohon. “Tapi dia sedang dalam bahaya Appa, aku tidak bisa membiarkannya tertangkap lagi” Kyuhyun menunduk dalam di hadapan  Cho Yeung Hwan yang sama sekali tidak merasakan keluluhan pada hatinya.

“Lihat disana” tunjuk  Cho Yeung Hwan pada dua sosok yeoja yang terlihat sangat kebingungan. Kim Hanna, Ibu Kyuhyun dan Park hyemi berdiri kebingungan di sudut ruangan, melihat itu hati Kyuhyun mencelos. Wajah lirih Hyemi cukup membuatnya sangat merasa bersalah. Ia dapat melihat Ibunya menepuk-nepuk pelan lengan Hyemi, bermaksud menenangkan gadis itu.

“Apa kau tega menyakiti mereka? Omma sudah sangat berharap banyak pada mu untuk mengikat Hyemi. Dan Hyemi, apa kau tega mempermalukannya seperti ini, Cho kyuhyun?!” bentak  Cho Yeung Hwan. Setelah itu, pria separuh baya itu kembali mengedarkan tatapannya pada sekelilingnya. Manatap tajam seseorang yang tengah tersenyum penuh kemenangan padanya.

“Aku mengerti Appa, hanya saja.. aku tidak bisa” jawabnya lemah.

“Cho kyuhyun!” panggil Siwon dari arah belakang. “Kami telah berhasil menemukan tempat Je wo dan Kai berada” ucap Siwon, mendengar kalimat ‘tempat Je wo dan Kai berada’ jantung Kyuhyun seakan melompat. Gadis itu sedang dalam bahaya, Kai bersamanya dan itu sungguh membahayakan bagi nyawa Shin je wo. Tanpa pikir panjang, ia segera berlari mengikuti Choi siwon, tidak memperdulikan  Cho Yeung Hwan yang menatap tajam padanya.

“Hyung, mereka berada dimana?” tanya Kyuhyun sembari menyamakan kedua kakinya dengan Siwon.

“Aku telah memeriksa CCTV, saat ini mereka berada di lantai 12, Kai telah membunuh seorang pria dan mereka.. berada di sebuah kamar yang sama” ucap Siwon lirih dan tetap melanjutkan langkahnya. Pria itu sudah tidak dapat memikirkan apapun lagi selain menyelamatkan Shin je wo. Ucapan Kim kibum beberapa waktu yang lalu terus terngiang di telinganya.

****

“Kita berjumpa lagi, Nona”

Suara tajam pria itu, membuat tubuh Je wo tidak bisa bergerak. Hanya mendengar suaranya saja, nyawa gadis itu seakan sedang dalam ambang batas tubuhnya, bersiap-siap menerima satu tarikan kuat, dan setelah itu dapat di pastikan, ia akan segera menghilang dari dunia ini.

Kai melangkah pelan mendekati Je wo, senyuman tipis yang menghiasi wajahnya seperti sebuah doa pengantar kematian gadis itu. Setiap langkahnya memiliki makna yang berbeda, namun dalam satu tujuan. Kematiannya.

‘Bergeraklah Shin je wo, bergeraklah”

 

Tak henti-hentinya batin gadis itu meneriaki tubuhnya sendiri, namun teriakan itu sangat sulit di respon oleh setiap organ tubuhnya. Hingga ia memiliki inisiatif sendiri, mengingit bibir dalamnya dengan kuat hingga mengeluarkan darah segar. Namun hal itu berhasil membuat tubuhnya yang sedari berdiri kaku, mulai bergerak. Ia menolehkan kepalanya kesamping, mendapati sebuah pintu kamar pria yang telah terbunuh keji itu, sedikit terbuka. Dengan cepat, ia segera menarik knop pintu kamar itu dan masuk ke dalam sana. Mengunci pintu itu dengan sigap.

DOK DOK DOK

Gadis itu menatap pintu bercat putih itu dengan isakan kuat, Kai menggedor-gedor pintu itu dengan kasar, membuat gadis itu kembali kerakutan. Ia tau, hal ini bukanlah sesuatu yang dapat menyelamatkannya.

Dan hal itu ternyata benar, saat sebuah tembakan mendarat pada knop pintu itu, beberapa tembakan dari Kai di luar sana, berhasil membuka pintu itu. Kai mengedarkan mata tajamnya kesetiap sudut kamat, kamar yang besar dan mewah. Memiliki banyak ruang di dalamnya. Pria itu tersenyum, sebuah senyuman licik yang biasanya terkembang di bibirnya.

“Bersembunyilah Nona, bersembunyilah sejauh yang kau bisa” ucapnya bersenandung ringan.

Namun kedua kakinya tak henti menyusuri tiap ruangan, tangannya membuka segala sesuatu ataupun tempat yang mungkin di gunakan Je wo untuk bersembunyi. Derap kaki pelan namun berat itu semakin terdengar di kamar sunyi itu, menambah suasana mencekam bagi gadis yang sedang menyembunyikan dirinya.

****

Cho kyuhyun dan Choi Siwon, kedua pria itu telah berada di lantai 12, menyusuri setiap lorong untuk mencari kamar yang mereka tuju. Kedua kaki pria itu melangkah tanpa rasa sabar. Kesabaran tidak lagi dapat di lakukan keduanya, jika menyangkut dengan nyawa gadis itu. Nyawa gadis yang memiliki arti masing-masing pada keduanya.

143

144

145

Kedua langkah pria itu terhenti di depan kamar itu, Kyuhyun dan Siwon saling beratatap tajam satu sama lain, semakin menggenggam erat senjata yang berada di tangan keduanya, setelah itu melemparkan tatapan mereka pada kamar yang terletak di sebelahnya.

146

****

“Bersembunyilah Nona, bersembunyilah sejauh yang kau bisa”

Shin je wo menggigit ibu jarinya kuat, berusaha mengalihkan sebuah isakan tak tertahan dari mulutnya. Suara itu benar-benar membuat sekujur tubuhnya gemetar tanpa ampun, suara derap kaki pria itu semakin terdengar sangat dekat ketelinganya. Ia takut jika Kai menemukannya yang bersembunyi di bawah sebuah ranjang berukuran 3 kaki itu.

Dan gigitan itu semakin kuat saat ia dapat melihat sepasang kaki telah memasuki tempat dimana ia sedang bersembunyi, kaki itu melangkah perlahan menuju tempatnya bersembunyi. Shin je wo mati-matian menahan suaranya agar tidak terdengar, sementara air matanya sudah tidak dapat ia bendung lagi.

Kai menatap serius dua buah ranjang yang terpisah, ternyata di kamar itu memiliki dua ranjang berukuran kecil, pria itu mencoba menimang-nimang sesuatu, tatapannya mendadak sangat tajam saat menatap ranjang yang ada di sebelah kiri. Kakinya mulai mendekati ranjang itu, perlahan, namun dengan keyakinan yang teguh. Tubuhnya membungkuk perlahan, melihat ke arah bawah ranjang.

“Eo?” jerit Je wo terkejut saat melihat wajah Kai di seberang ranjangnya. Pria itu salah mengambil keputusan, dan hal itu membuat Je wo mengambil kesempatan untuk lari dari sana, ia berlari untuk keluar dari ruangan itu dan mencoba menutup pintunya, namun sebelum pintu itu tertutup, tangan Kai lebih dulu menyambar rambut Je wo yang tergerai, menghentakkannya kebelakang, hingga membuat gadis itu menjerit menahan sakit.

“Akhh”

Semakin Je wo mendorong pintu itu agar tertutup, semakin kuat pula tangan Kai yang menyelip dari celah pintu, menjambak rambutnya. “Hahaha kau pikir kau bisa lari dari ku? Hah?” tawanya penuh dengan gairan kekejaman.

BRAKKK

Satu dorongan kuat dari Kai, berhasil menghancurkan usaha Je wo untuk menahan pintu itu, gadis itu tercampak kedepan dan mendarat dengan keras di lantai. Kai tersenyum tipis saat mendapati Je wo tersungkur disana. Pria itu mendekati Je wo, menarik rambut gadis yang masih terlungkup di lantai itu dengan sadis.

“Akhh!” erang Je wo.

Kai menarik rambut itu dengan kasar, hingga Je wo berdiri di hadapannya. “Waktu mu telah habis, Nona” ucapnya dingin. Shin je wo menangis terisak di hadapannya, namun pria itu hanya membalas isakannya dengan sebuah seringai mengerikan.

PLAKKK

Shin je wo kembali tersungkur di atas lantai, bibirnya mengeluarkan banyak darah, tamparan Kai yang sangat kuat telah menyobek ujung bibirnya, dan kembali melebarkan luka yang sempat di buat oleh Je wo sendiri. Pria itu tertawa hambar sembari mengambil sesuatu dari balik jaketnya, sesuatu yang semakin membuat Je wo merasa sesak dan sulit bernafas.

“Selamat jalan, Nona” ucapnya dingin sembari mengacungkan sebuah pistol berukuran sedang di hadapan Je wo.

BRAKKKKK

Kedua mata Kai melebar saat menemukan dua pria masuk kesana, saling mengacungkan pistol masing-masing ke arahnya. Kai tersenyum picik dan kembali mengarahkan senapannya pada Je wo, namun belum sempat ia menembak gadis itu, sebuah tembakan telah mendarat pada lengan kirinya.

Cho kyuhyun dengan segera menerjang tubuh Kai yang sedikit oleng menerima tembakan darinya. Hal itu di gunakan Kyuhyun untuk menghajar pria berdarah dingin itu, namun Kai bukanlah pria lemah yang pasrah hanya karena sebuah tembakan di lengannya. Ia berdiri tegak setelah tadi sempat mendapatkan tendangan dari Cho kyuhyun, kedua pria itu saling baku hantam satu sama lain, memukul dan menendang tanpa ampun.

Sementara itu, Choi siwon segera membawa Je wo keluar dari sana, meskipun sedikit terhenyak saat Je wo meronta-ronta dari pelukannya. Pria itu membawanya keluar dan seketika di sambut oleh Il woo dan Hye kyung.

Cho kyuhyun bukan lagi meghajar pria itu karena sebuah tanggung jawabnya sebagai Jaksa, namun karena sebuah rasa emosi yang tersulut karena Kai telah melukai gadisnya. Berkali-kali Kai memukulnya, namun hal itu seakan tidak menimbulkan rasa puas bagi dirinya, ia semakin beringas untuk mengancurkan tulang-belulang pria itu.

Kai yang semakin kewalahan meladeni Kyuhyun segera mengambil celah untuk kabur dari sana, selain itu darah segar dari lengannya semakin banyak keluar. Mengharuskannya segera pergi atau dia akan mati karena kehilangan banyak darah. Ia mengedarkan pandangannya, menemukan kaca jendela yang tertutup rapat, otaknya mulai memikirkan cara untuk mengalihkan perhatian Kyuhyun. Akhirnya ia menggunakan sebuah meja berukuran sedang untuk melempar Kyuhyun, dan di saat Kyuhyun tersungkur di tempatnya, ia segera menembak kaca jendela itu, melompat dengan cekatan, mendaratkan dirinya di beranda kamar yang barada di bawah kamarnya. Ia kembali menembak kaca jendela kamar itu seperti tadi, dan menyelamatkan dirinya dari sana.

Cho kyuhyun tidak ingin membuang kesempataan itu, ia kembali berlari ke luar kamar itu untuk mengejar Kai. Namun langkahnya terhenti saat melihat Siwon, Il woo dan Hye kyung mengerumuni Shin je wo yang berteriak histeris.

“LEPASKAN AKU!!”

Hye kyung berkali-kali mencoba menenagkan Je wo, namun selalu di balas teriakan kuat olehnya. Mata gadis itu mendadak tajam namun sarat dengan ketakutan, ia menatap orang-orang di sekelilingnya dengan tatapan takut.

“Ada apa ini?” tanya Kyuhyun.

Ia bahkan masih dapat melihat Je wo berteriak histeris saat Siwon mencoba menyentuh bahunya.

“JANGAN SENTUH AKU! AKU TIDAK MAU! CEPAT LEPASKAN AKU!!”

“Sajangnim, kami tidak mengerti apa yang terjadi pada Je wo. Tiba-tiba saja dia seperti ini” jelas Il woo padanya.

Kyuhyun memusatkan tatapanya pada Je wo, gadis itu terlihat sangat berantakan, terdapat beberapa memar pada wajahnya. Dan yang paling membuat hati Kyuhyun mecelos adalah darah segar yang mengalir dari sudut bibirnya. Perlahan ia mendekati Je wo, mengulurkan tangannya pada wajah gadis itu. Namun baru saja ujung jarinya menyentuh permukaan kuliat yang teras dingin itu. Je wo kembali menjerit.

“JANGAN SENTUH AKU!! LEPASKAN AKU!!”

Kyuhyun kembali menarik tangannya, tatapan begitu memilukan namun sarat dengan kebencian. Demi apapun ia bersumpah pada dirinya sendiri akan membunuh Kai dengan kedua tangannya karena telah membuat gadis itu seperti ini. “Hyung, perintahkan semua bawahan untuk mencari Kai di setiap sudut hotel ini, dia mencoba melarikan diri melalui lantai bawah. Aku rasa kita masih sempat mengejarnya” ucapnya lemah, namun matanya tak berpaling dari tubuh yang terus gemetaran itu, meringkuk di sudut dinding dan menunduk dalam.

Choi siwon mengalihkan tatapannya pada Je wo. Jujur saja, ia sama sekali tidak ingin meninggalkan gadis itu sedikitpun dan sangat ingin menenangkan Je wo yang terlihat sangat ketakutan. Namun semua itu terpaksa ia urungkan saat Kyuhyun menarik paksa tubuh Je wo meskipun gadis itu meronta-ronta minta di lepaskan.

“LEPAS! JANGAN BUNUH AKU! TOLONG!”

“Kau tidak bisa memaksanya seperti ini Kyu, dia sangat ketakutan” cegah Siwon yang semakin tidak tega melihat mendengar jeritan Je wo.

Kyuhyun sama sekali tidak memperdulikan ucapan Siwon dan semakin menarik tubuh Je wo, mencengkarm kedua bahu Je wo dengan kuat agar gadis itu mau menatapnya. “Dengar kan aku, Shin je wo dengar kan aku!!” bentaknya.

Dan hal itu berhasil membuat Je wo menjerit dan meronta-ronta, Kyuhyun memang sudah pernah menghadapi hal ini sebelumnya saat Je wo mengalami trauma seperti ini di rumahnya. Ia menatap dalam mata Je wo yang masih terlihat sangat ketakutan. “Kai tidak akan mengejarmu lagi, dia sudah pergi. Kau mendengarku kan?” bujuknya lembut. Namun di balas gelengan takut oleh Je wo, ia menundukkan kepalanya, menolak bertemu pandang pada Kyuhyun.

Choi siwon mengerang tertahan, ia mengepalkan kedua tangannya kuat dan mendaratkannya pada dinding di hadapannya. Hatinya sakit melihat gadis yang di cintainya terlihat hancur seperti itu.

****

Cho kyuhyun membawa Je wo turun kelantai satu, segera membawa gadis itu keluar meskipun menggunakan cara yang memaksa. Ia harus berdiri di samping gadis itu dan mencengkram kedua bahunya, menahan rontaan Je wo dengan remasan kuat dari kedua tangannya, sebenarnya itu cukup menyakitkan baginya karena pasti akan menimbulkan memar pada kedua bahu Je wo. Tapi tidak cara lain, ia terpaksa melakukannya.

Setibanya di depan pintu Hotel, ia merasakan tubuh Je wo tersentak dan menegang. Gadis itu tidak melanjutkan langkahnya dan bahkan meremas jas hitam Kyuhyun dari samping. Matanya menatap takut sekelilingnya, Kyuhyun yang mengikuti arah pandang Je wo, mengetahui ketakutan gadis itu. Banyaknya orang yang berada disana cukup kuat untuk membuat Je wo merasa tidak nyaman, gadis itu merasa sedang di perhatikan oleh beribu mata yang siap untuk melahapnya. Kini Kyuhyun mengerti mengapa dia berteriak histeris dan meronta-ronta saat orang lain ingin menyentuhnya.

‘Sial! Ini semua karena si berengsek itu. Kau tidak akan ku lepaskan Kai’

 

Tanpa menunggu lama, Kyuhyun segera membawa Je wo memasuki mobilnya, ia sempat melirik ke arah Donghae, Hyukjae dan Eunjin yang menatap cemas pada mereka. ‘Siapa dari kedua orang itu yang ikut andil dalam kasus ini?’ batin Kyuhyun. Pria itu mendudukkan paksa Je wo yang kembali meronta, dengan sigap ia segera memasang sabuk pengaman untuk Je wo dan berlari memutari mobil untuk masuk ke tempatnya. Namun lagi-lagi ia kesulitan untuk menahan tangan Je wo yang selalu berusaha membuka sabuk pengamannya agar bisa meloncat keluar.

“Shin je wo tenanglah, aku tidak akan menyakitimu” bujuknya pelan.

“Andwe, andwe” racau Je wo, tangannya sibuk melepaskan cengkraman Kyuhyun pada pergelangan tangannya. “Lepaskan aku, lepaskan aku” sambungnya lagi. Meskipun ia tidak berteriak seperti tadi, namun tetap membuat pria yang ada di hadapannya tersenyum kecut.

Kyuhyun menarik tubuh Je wo kedalam pelukannya, mendekapnya erat meskipun tubuh itu terus meronta dan kembali berteriak. “LEPASKAN AKU! LEPASKAN AKU”

“Aku mohon tenanglah” bisiknya frustasi. Kedua tangannya mengusap lembut punggung kecil itu. Memberikan ketenangan pada gadis itu, meskipun Je wo memukul punggungnya dari belakang dengan kuat. Ia tidak perduli, asalkan gadis itu bisa tenang, maka ia rela membiarkan punggungnya sebagai gantinya.

“Maafkan aku, seharusnya kau tidak perlu datang kesini. Seharusnya aku tetap menjagamu dirumah. Maafkan aku” bisiknya lagi. Lembut, suara itu terdengar sangat lembut di telinga Je wo, membuat pukulannya mulai melemah, namun isakannya semakin kuat, ia menangis sesenggukan di bahu Kyuhyun, bahkan pria itu dapat merasakan jas di sekitar bahunya basah.

Tanpa mereka sadari ada dua pasang kaki yang sedang memperhatikan mereka dari tempat yang tak jauh dari mobil Kyuhyun. Choi siwon. berdiri kaku dengan sebelah tangannya yang menggenggam sebuah botol minuman, sebelumnya ia bermaksud memberikannya pada Je wo, agar gadis itu bisa sedikit tenang. Dan Park Hyemi, ia berdiri dengan kedua lutut yang melemas, kakasihnya, atau pria yang sebelumnya akan menjadi tunangannya, tengah memeluk lembut tubuh Je wo, membelai punggungnya lembut dan memposisikan wajahnya pada lekukan leher gadis itu.

****

Mobil Cho kyuhyun memasuki area pekarangan rumahnya, ia berhenti di depan tempat pos penjaga, memanggil beberapa anak buahnya. “Perketat penjagaan, ambil posisi di setiap sudut halaman rumah. Kalian mengerti?” perintahnya tegas. Beberapa anak buahnya mengangguk mengerti, dan setelah itu dia kembali menjalankan mobilnya. Kyuhyun melirik Je wo yang telah tertidur pulas di sampingnya, di pandanginya wajah pucat itu dengan seksama, memabayangkan hal mengerikan apa yang telah Kai lakukan padanya.

Satu tarikan nafas berat terdengar darinya, ia memajukan tubuhnya ke hadapan Je wo, mengulurkan tangannya pada wajah pucat itu. Tangannya mengusap lembut peluh yang memabasahi wajah Je wo, lembut, seakan tidak ingin menyakitinya lagi. “Ini pasti malam terberat mu, maafkan aku” gumamnya sebemum mendaratkan kecupan lembut pada dahi Je wo.

Kyuhyun keluar dari mobilnya, membuka pintu mobil di sebelahnya, menggendong Je wo perlahan agar gadis itu tidak bangun nantinya. Ia menyandarkan kepala gadis itu pada dadanya, membawanya masuk ke kamar miliknya. Setelah itu, ia membaringkan Je wo di atas ranjang, membenarkan posisi berbaring gadis itu. Kedua tangannya mulai membuka jas, melepaskan dasi yang melingkar pada kerah bajunya. Membuangnya kesembarang tempat sembari keluar dari kamar.

Kyuhyun kembali kekamarnya dengan sebuah mangkuk kecil yang berisi air dan juga sekotak perlatan obat di sebelah tangannya. Ia membuka lemarinya, mengambil handuk kecil dan beranjak mendekati Je wo, duduk dengan hati-hati di samping tubuh gadis yang tertidur pulas di ranjangnya. Kyuhyun mulai menyeka wajah Je wo dengan handuk yang telah ia basahi dengan air yang ia bawa tadi, membersihkan dengan hati-hati darah yang telah tercetak kering disana.

“Eungh..”

Tangannya terhenti saat bibir itu mengeluarkan lenguhan tertahan, mungkin rasa perih itu terlalu menyakitkan hingga masuk kedalam batas mimpinya. Kyuhyun mendekatkan wajahnya, menghembus pelan sobekan di sudut bibir Je wo, mencoba menghilangkan rasa sakit yang di rasakan gadis itu. Dan saat Je wo kembali terlelap dalam tidurnya, Kyuhyun meraih kotak obat dan mengambil sebuah salep dari sana. Menaruh olesan salep itu dengan ujung jari telunjuknya pada sudut bibir Je wo yang terluka. Amat perlahan, hingga gadis itu tidak merasakan apapun.

Setelah itu, ia mencoba mengompres sebelah pipi Je wo yang terlihat memar. “Apa si berengsek itu menamparmu terlalu kuat?” gumamnya tajam. Emosinya tersulut sekelita, cetakan memar itu cukup membuat Kyuhyun bergedik ngeri membayangkan hal keji apa yang telah di lakukan Kai pada Je wo.

Setelah mengompres dan mengobati luka pada wajah Je wo, Kyuhyun beranjak dari tempatnya, berjalan cepat ke arah jendela kamarnya, menyibak sedikit kain gorden yang menutupi jendela itu. Matanya menatap sekeliling rumahnya dari atas sana, memastikan jika keadaan baik-baik saja.

“Eungh..”

Gumaman Shin je wo kembali terdengar, ia menoleh kebelakang dan mendapati gadis itu sedang menggeliat resah dalam tidurnya, tangannya mencengkram kain sprei dengan kuat, seakan sedang menahan beribu rasa sakit pada tubuhnya. Cho kyuhyun mendekati Je wo, perlahan mulai menaiki ranjangnya dan memposisikan tubuhnya di samping Je wo, menarik tubuh yeoja itu dalam dekapannya. Memberikan sensasi yang menenangkan untuknya.

****

“Arrghh”

Bercak-bercak darah segar mengotori sepanjang lantai yang di lewati oleh seorang pria, pria yang memiliki sebuah luka cukup besar pada lengannya. Kai, berjalan terhuyung-huyung memasuki daerah pribadi miliknya dalam sebuah Paviliun mewah, dimana selama ini ia menetap. Paviliun itu besar, bahkan sangat besar untuk di tinggali seorang diri. Letak Paviliun itu sedikit jauh dari perkotaan hingga tak jarang banyak orang yang tidak mengetahui tempat mewah itu.

Kai menyeret paksa ke dua kakinya berjalan memasuki dapur, menabrak apa saja yang seakan menghambat dan memperlama langkahnya, sebelah tangannya mulai membuka satu persatu laci-laci dapur itu, mencari sesuatu tanpa adanya rasa sabar. Rasa perih itu kian menusuk lengannya dan bahkan terasa semakin ingin memutuskannya dari sana.

“Arghh, dimana benda sialan itu?!” makinya, kini dapur itu sudah hampir tak berbentuk lagi. Segala bunyi dentuman dari setiap benda yang terjatuh menggema disana. Darah segar masih setia menetes dari lengan yang tertancap sebuah peluru panas, membuat dirinya merasa seakan ikut terbakar.

“Apa yang kau lakukan disini?!”

Suara tajam dari seseorang yang telah berdiri di ambang pintu dapur, membuat Kai menoleh padanya. Pria yang masih menggunakan setelan jas hitam formalnya berdiri mematung disana, menatap lengan Kai yang penuh dengan darah segarnya.

“H-hyung..” ucap Kai terbata, rasa takut dan bersalah itu mulai menghantuinya, kali ini ia masih melakukan kegagalan seperti sebelumnya dan itu pasti akan membuat rasa kesal pada pria yang di panggilnya dengan panggilan Hyung itu.

“A-aku_”

“Apa yang sedang kau cari?” potong pria itu.

“Anti bius, aku harus mengeluarkan peluru itu dari lenganku Hyung”

Kai berdiri kikuk menghadap pria itu, sesekali bibirnya masih mengeluarkan ringisan tertahan. Ia terlalu takut untuk menatap pria yang selama ini sudah menjadikannya sebagai manusia seutuhnya, menjadi sosok yang selama ini ia ingin kan.

“Kau pikir kau bisa melakukan ini sendirian? Kau benar-benar bodoh. Cepat masuk ke mobil ku, kau harus di bawa ke rumah sakit”

“Ta-tapi Hyung, aku…”

“Aku tau apa yang akan kau katakan, tidak perlau merasa bersalah. Yeoja sialan itu pada akhirnya akan mati di tangan ku, lagi pula aku sudah mempunyai rencana bagus kali ini”

****

Choi siwon merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat, pagi ini ia membuka pesan masuk pada email pribadinya, pesan yang di kirimkan oleh Kim kibum. Kedua tangannya terasa lemas hingga terkulai di kedua sisi tubuhnya, kepalanya tiada henti menggeleng pelan sambil sesekali bergumam tak jelas.

“Tidak, ini tidak mungkin. Ini sama sekali tidak mungkin” racaunya tak percaya.

Di raihnya ponsel yang terletak di samping tubuhnya yang sedang duduk di atas ranjangnya, mencoba menghubungi sesuatu yang menurutnya mengetahui apa yang sebenarna terjadi.

“Yeoboseo?”

 

“Kim kibum, jelaskan padaku apa maksud dari semua ini” desis Siwon tidak sabar. Matanya berkilat menahan emosi dan sebelah tangannya terkepal menahan rasa cemas.

“Kau.. sudah melihatnya, Hyung?”      

“CEPAT KELASKAN PADAKU!!” pekik Siwon, petanyaan Kibum terlalu bertele-tele baginya.

“Hah…. Ne, seperti yang telah kau lihat, pria itulah salah satu yang bekerja sama dengan seseorang yang berinisial L. Pria yang berinisial L itu tidak mampu menembus ruang lingkup keamanan kejaksaaan tanpanya, aku rasa kau mengerti dengan apa yang ku maksud Hyung”

Choi siwon merasa nafasnya tercekat, segala keanehan yang terjadi selama ini pada Je wo kembali memenuhi pikirannya, kini keanehan itu seakan menemukan jawaban, ya… jawabannya adalah foto seorang pria yang sedang terpampang jelas di layar Laptopnya.

“Ini tidak mungkin, sama sekali tidak mungkin” racaunya lagi. “Bagaimana bisa, Cho Yeung Hwan Ahjussi melakukan ini?” tujarnya tidak mengerti.

“Awalnya aku juga merasa sama seperti mu, tidak percaya jika Cho Ahjussi dapat melakukan itu, namun setelah aku periksa lebih lanjut mengenai si pemilik rumah itu, aku seperti menemukan keterkaitan di antara keduanya. Rumah milik yeoja yang bernama Shin je wo itu, sama sekali tidak jatuh ketangannya karena masalah hutang piutang keluarga Shin je wo”

“Bahkan Tuang Shin sama sekali tidak memiliki hutang apapun, baik perusahaannya yang di katakan telah bangkrut, maupun saham pribadi miliknya. Semua itu seakan di susun secara rapi hingga tidak tercium oleh siapapun, dan yang lebih mengejutkan lagi, aku menemukan sebuah dugaan mengenai kematian Keluarga Shin”

Siwon menajamkan pendengarannya, tangannya meremas ponsel itu dengan kuat, sementara sebelah lagi sudah terkepal manahan rasa emosi yang mulai tersulut. “Apa itu?”

“Keluarga Shin meninggal bukan murni karena kecelakaan, melainkan… sebuah pembunuhan berencana”

“M-mwo?”

“Hyung, masih sangat banyak yang perlu aku sampaikan padamu. Hanya saja, aku tidak dapat mengatakannya melalui ponsel seperti ini” ujar Kibum, suara pria itu masih terdengar sama, tenang dan tegas. Pria itu memang selalu berada dalam sikap seperti itu, sikap yang sama sekali tidak dapat di tebak oleh siapapun.

“Kim kibum, besok siang kau sudah harus berada di rumah ku, tidak perduli saat ini kau sedang berada dimana. Mulai detik ini, kau telah bergabung dalam kasus ini” ucap Siwon tegas, ya… dia memang sangat memerlukan pria berotak cerdas itu untuk menyelasaikan kasus ini.

“Tapi Hyung, bagaimana dengan Kyuhyun? Kau tau kan hubungan ku dengannya masih_”

“Kau tidak perlu cemas, Kyuhyun aku yang akan mengurusnya”

****

 Je wo mengerjap pelan, menatap langit-langit kamarnya dengan mata yang masih mengabur, ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Gadis itu masih dalam posisi tidurnya, mencoba meraih kepingan-kepingan ingatannya tadi malam, dimulai dari pelukan Cho kyuhyun padanya sebelum mereka pergi ketempat dimana Kyuhyun akan melangsungkan pertunangannya, kemudian ingat bagaimana sakit hatinya ia saat melihat pria itu terlihat mesra dengan calon tunangannya. Namun tubuh itu segera terperanjat saat ingatannya mengenai sosok pria yang menjadi malaikat pencabut nyawa dalam kehidupannya, mulai melintas dalam batas kepingan-kepingan itu.

Tubuhnya terduduk seketika, kedua tangannya mencengkram sprei ranjang, matanya mulai kembali tak fokus, bergerak kesana-kemari merasa cemas. Namun rasa cemas itu menguap saat melihat pria yang baru saja memasuki kamarnya. “Jaksa Cho” gumamnya pelan.

Cho kyuhyun, berdiri kaku disana, menatap tubuh gadis itu tanpa ekspresi apapun. Wajah itu masih terlihat pucat dan lelah. Benci, ia terlalu benci melihat gadisnya seperti itu. “Kau sudah bangun?” tanya Kyuhyun pelan. Ia melangkahkan kakinya medekati Je wo, berdiri berhadapan pada tubuh gadis yang masih duduk di atas ranjang.

“Bagaimana bisa, bagaimana bisa aku selamat darinya?” tanya Je wo parau, ia masih ingat dengan jelas aat Kai mengacungkan pistol kehadapan wajahnya dan bahkan ia ragu saat ini dirinya masih hidup ataupun tidak.

Kyuhyun mendesah panjang, memposisikan tubuhnya duduk berhadapan dengan Je wo. “Kau tidak mengingat kejadian tadi malam?” tanya Kyuhyun yang dijawab gelengan berat dari Je wo. Pria itu menyadari satu hal, sikap Je wo tadi malam diluar batas kesadarannya, Kyuhyun merasa Je wo tidak boleh mengalami trauma lebih lama lagi.

“Lupakan” ucapnya pelan dengan senyuman tipis.

“Wae?” tanya Je wo tidak mengerti. “Aku ingin tau Jaksa Cho” mohonnya.

Kyuhyun menggenggam lembut tangan Je wo, berusaha memberikan sentuhan hangat yang menenangkan padanya. “Sebelum dia menembakmu, aku dan Siwon Hyung datang lebih dulu. Tapi sialnya dia berhasil lolos. Si berengsek itu terlalu lihai dalam melarikan diri” maki Kyuhyun dengan nada yang kesal.

Je wo mendesah gusar dan menunduk dalam, rasa takut masih terlalu menghantui dirinya. Ia bahkan semakin merasa takut walaupun Kyuhyun dapat menyelamatkannya tadi malam, karena tidak menutup kemungkinan pria itu dapat menemukannya lagi dimalam-malam selanjutnya.

Dalam keresahan hatinya, terbesit sebuah pertanyaan besar dalam benaknya, ia segera menatap Kyuhyun yang ternyata sedang memanjakan matanya menatapi wajah Je wo. “Kau, tadi malam…” gumam Je wo takut. “Eum, pertunanganmu..” sambungnya lagi.

Kyuhyun tersenyum tipis mendekatkan wajahnya, mengecup lama dahi gadis yang semalaman ini berhasil membuatnya tidak dapat memejamkan mata sedetikpun. Ia terlalu cemas jika terjadi sesuatu yang mengganggu tidur nyenyak Je wo. “Sebaiknya kau bersiap-siap, aku telah membuatkan sarapan untukmu” ujarnya lembut. Ia berniat berdiri namun Je wo mencekal pergelangan tangannya.

“Kau belum menjawabku” desahnya lirih, bagaimanapun gadis itu merasa sedikit bersalah jika saja pertunangan itu batal karenanya. Meskipun hal itu sungguh sangat menguntungkan perasaan mereka berdua.

Kyuhyun kembali tersenyum tipis dan menarik tangannya, memperlihatkan jari-jarinya pada Je wo.  “Apa kau melihat ada cincin yang melingkar di jariku?” tanya Kyuhyun ringan. Ia tersenyum kecil saat melihat raut wajah shock Je wo.

“Kau_”

“Ne, pertunangannya kubatalkan karena kau tiba-tiba saja menghilang”

Gadis itu menatap Kyuhyun bersalah, ia merutuki dirinya yang selalu membuat susah semua orang yang berada di sekelilingnya. “Mianhae, aku menyusahkanmu lagi” ucapnya pelan.

Kyuhyun membuang nafas panjang, ia tau gadis itu pasti merasa bersalah padanya. “Gwencanha, paling tidak ada sesuatu yang dapat aku sukuri dari sikap berengsek pria itu yang tadi malam berhasil mendapatkanmu” ujarnya serius dan menghasilkan kerutan di dahi Je wo.

“Apa itu?”

“Aku dapat menemukan takdir untuk  tetap bersama denganmu” Kyuhyun menundukkan tubuhnya, mensejajarkannya dengan Je wo. Mengecup singkat bibir gadis yang masih memperlihatkan ekspresi terkejutnya. Apa yang baru saja dikatakan Kyuhyun sungguh mengejutkan, pria itu seakan ingin memperjelas hubungan diantara keduanya.

“Aku sudah memutuskan” bisik Kyuhyun.

“Aku tidak akan lari lagi, aku tidak akan melakukan hal bodoh lagi untuk berpisah darimu. Kita, akan menghadapinya bersama”

“Shin je wo, aku akan melepaskan Hyemi, apa kau bisa menungguku?”

****

Setiap langkah yang dilakukan seorang pria yang baru saja menginjakkan kantor kejaksaan Seoul itu, membuat semua orang yang berada disana memusatkan perhatiannya pada pemilik langkah itu. Ia berjalan ringan tanpa mengindahkan tatapan menyelidik dari semua mata yang pasti menghujami dirinya. Ia sudah terlalu biasa menghadapi tatapan-tatapan seperti itu, bahkan sejak dua tahun yang lalu.

“Apa Jaksa Choi ada diruangannya?” tanya pria itu pada seorang sekretaris yang berada tak jauh dari ruangan Siwon.

“Ne, dia ada didalam” jawab sekretaris Choi siwon itu. Pria itu mengangguk mengerti dengan sebuah senyuman tipis yang mampu menggetarkan hati setiap gadis yang melihatnya. Ia segera melangkah ringan memasuki ruangan Siwon.

“Hyung” panggilnya pada pria yang tampak sibuk dimeja kerjanya.

“Kibum-ah?”

TBC

OTTE? Actionnya pas? Atau masih kurang?

Klo ada yang nanya kenapa ini kependekan? Jawabannya karena saya emang lagi males buat lanjutin, mweheheheh tinggal 2 part lagi dan semua masih AMBIGU! Hahaha mana masih teka teki semua…

Tapi udah pada taukan siapa C itu????

Jadi selamat berimajinasi ria kenapa ayahnya kyuhyun bisa ikut serta dalam masalah si L, dan aku udah kasih clue loh diatas, main tebak2an yukkkkk hohoho.

Kemaren aku janjiin ada NC di ff ini kan? itu bukan di part ini loh…. Hahaha pasti pada mikir, si Kyuhyun bakalan yadongan sama aku diranjang. Wkwkwk, sebenarnya rencana NC di wfl mau aku skip ajah, masih trauma sama FF NC kemaren. Meskipun itu gk HOT, Cuma cukup buat aku merinding sendiri buatnya. Malah bener2 blank sama adegannya. Wkwkwkw.

Aku tau aku itu paling ngaret klo mau publish FF chapter, liat ajah noh masih pada ngegantung semua, heheheh. Tapi tapi tapi, mau gimana lagi… aku udah pernah bilangkan? Aku ngerjain FF sesuai sama perintah otak, nahhh klo otak gk merintah kesana aku mau buat apa? Klo dipaksain hasilnya kayak part ini. PENDEK DAN GK NYAMBUNG!

Cuma aku selalu ngerasa gk enak klo kalian udah lama nunggu, jadi yah aku pada2in lah sama kerja otak, heheh maaf ye klo part ini diluar bayangan kalian.

And last, ini FF terakhir yg berada di list documen ff ku. Hehehe jadi gk ada ff lain yg nunggu buat diselesain, setelah ini bakal berenti publish ff di waktu yg berdekatan, tapi bukan hiatus lagi lohhhh. Cuma yaitu! Gk ada FF di documenku. Jadi mau cari wangsit dulu.

Oke, kritik dan saran diterima! Jangan takut buat kritik aku karena kritik kalian amat sangat membantu!

Pai pai

Shin je wo

235 pemikiran pada “War For Love part9

  1. Nah, udah ketahuan si C itu bapaknya kyuhyun. Tp kenapa dia gk turun tangan sendiri buat ngebunuh jewo? Kan lebih mudah, secara jewo tinggal di rumah anaknya….

    Ohh ohhh ternyata kyuhyun lebih memilih jewo drpd hyemi. Sabar ya hyemi. Cari cowok lain saja. Tuh kibum nganggur(?)

  2. Eon ini gak dilanjutin? Hhhmmm
    Seru banget sebenernya.
    Penasaran gimana reaksinya kyu-je kalo tau ayahnya kyu ngelakuin pembunuhan ke ortunya je 😦

  3. Hallo, drpd panggil thor, aku panggil eon aja ya :3
    ini ff-nyaaa………
    YAAAKKK! DAEBAAAKKK!!
    keren, greget bgt doh liat itu je wo sma kyuhyun :3
    aduh, idenya unyu bet.
    Dilanjut dong eon, kan sayang klo ngga smpe end, ditunggu yaa 😉
    fighting!! 😉

  4. Hallo thor,,
    aq reader baru disini..
    hehehe

    critax bgus ini,,
    ah penuh teka teki L & C,, siapa kira2?
    eh ternyata di part ini jadi terungkap yg C,,

    wah bgus thor,,
    aq tetep tunggu klanjutanx,, 🙂

    semangat 😀

  5. Halooo eon saya reader baru disini, maap baru meninggalkan jejak disini tdk bermaksud jadi silent reader loh ya 😦 ini emang kebiasaan buruk kl baca kl blm beres suka penasaran gitu hehe
    ini ff bener” keren gausah ada nc juga bagus pemilihan bahasa juga gampang dicerna jadi gausah mikir lama” deh
    udh segitu ajah komennya bisi pusing bacanya haha XD

  6. Kak, baru baca. Duh keren banget, ada cinta segitiga gitu, kyu srakah banget, masa iya mau ama hyemi tp juga mau ama je wo, heish. Kputusan yg diambil diakhir emg bner” pas deh, tnggalin hyemi trs happy end ama je wo, pliss deh kak happy end oke? Jan ada yg mati deh, nyesek weh. Baca part” yg sad aja nyesek abis, apalagi klo sampe sad ending, ga terbayangkan. Ga nyangka bgt klo trnyata cho ahjussi yg jahat, astaga, itu si L, kok aku nebaknya donghae ya? Dia kan yg punya gelagat aneh gitu, tp donghae itu siapa? Dl dia blang je wo itu dongsaengnya? Adeknya dong? Tp masa iya je wo ga kenal ama donghae? Heum, makin pnasran kak, dtnggu next part, semangat 😘

  7. kak ini kapan dilanjutin…..
    pnsrn bgt. baru ktm blog kk. sooo excited. semoga lanjut ya kak. paling ga dijelasin aja endingnya gmn. gomawo^^

  8. kadang sedih bgt baca ini, siwon baper ma je wo. & kadang gue lebih milih siwon daripada kyuhyun. kyuhyun nggak mikirin persaan yeojachingunya.
    see next part yah chingu. suka bgt sama ceritanya

  9. Ya ampun…
    akhirnya si kyu berani juga ngambil keputusan…
    Terus pertahankan cintamu kyu dan juga ungkap secepatnya siapa penjahatnya…
    biar semuanya cepat berakhir bahagia…

  10. eonni kpn nih next nya wfl kan penasaran nih sm kelanjutan cinta nya jaksa cho sm je wo trus si L masih jd teka teki :-O
    aq tetep setia (?) menunggu mu hlo eonn #hloh *lebay mode on 😀
    tetep semangat nyari wangsit nya ya eonn biar cepet next nya 😀

  11. YeY akhornya Kyu Hyun bisa tegas…ngambil keputusan walo harus ada kejadian kaya giti lagi….aishhhh kshan Je Wo dia samsegitu takutnya sma Kai….
    udah aq duga ‘C’ ituh bapaknya Kyu Hyun…tapi kenapa bapaknya Kyu Hyun ikut2an emank phnya masalah sma keluarganya Je Wo….
    ‘L’ itu dendam apa sma orangtuanya Je Wo sampe2 dia benafsu banget mau ngbunuh J e Wo….
    oiii Kim Bum mampir ye kerumab aku…kamu kan baru muncul….
    tapi masih penasaran sama ‘L’ yang sebenernya….apa Dong Hae atau Eun Hyuk…mereka sma2Kuat jadi tersangkanya
    next partnya ditunggu yaaa

  12. hoho….tegang bacanya. padahal tadinya udah mewekk. karena kyuhyun bkalan ninggalin jewo dan lebih memilih hyemi.
    untuk kesekian kalinya jewo berhasil selamat,meskipun aku yakin kalau jewo bkala trauma lebih parah.
    dan ttg si “c” itu akhirnya ketauan juga, baca part ini emng dr awal udh mulai ketebak siapa siC ini. aku sih mikirnya siC ini bantuin siL krna mungkin dlunya siL bantuin siC buat melenyapkan kel.shin, jadinya kali ini siC yg ganti bantuin siL menjalankan balas dendamnya ke jewo.
    yg masih jd peetanyaan adl ttg sosok siL dan juga dendam apa yg dia punya ke jewo?
    dan juga tentang kibum yg kayaknya egak akur sama kyuhyun.huffft
    gak kebayang deh gmna jadinya nnti kalau kyu tahu bahwa ayah dia terlibat dalam semua ini. apa dia bkalan ttep bertahan disamping jewo atau melepas jewo krn rasa bersalahnya…huhu

  13. Tebakan aku sih L itu Donghae. Makin ga sabar gimn sama kelanjutannya. Si Kyu bner bner suka ya sama Je Wo. Kasian liat Hyemi kayak gitu, mgkin nnti Hyemi sama Kibum aja. Kibum sama Kyu ga akur ya? Mgkin dulu ada masalah menyangkut Hyemi ya

Tinggalkan Balasan ke fairytalesfanfictions Batalkan balasan