[Freelance] Love For A While

    Pukul setengah sebelas malam. Sudah hampir tengah malam tapi pria itu masih sibuk dengan lembaran-lembaran kertas hasil observasinya. Cho Kyuhyun, pria itu. Dengan wajah lelahnya ia tetap berusaha memeriksa detail demi detail hasil observasi mengenai bintang. Tepat disampingnya, sebuah teropong modern siap menemaninya kapan saja. Sesekali ia melihat keadaan bintang dengan teropongnya tersebut.

    Kyuhyun seorang mahasiswa astronomi tingkat akhir yang sedang menyelesaikan skripsinya. Skripsi mengenai bintang. Dan dia cukup mahir di bidang yang satu ini. Selain kelebihannya mengenal seluk beluk bintang yang membuatnya memilih materi bintang sebagai bahan skripsinya, ada seseorang yang menyukai bintang. Seorang spesial yang membuatnya lebih hidup. Dan tanpa keraguan sama sekali, ia memilih bintang dan melakukan observasinya seorang diri.

    Setengah jam kemudian, rasa kantuk mulai menyerangnya. Ia meraih cangkir kopi yang ada di atas meja kerjanya. Pria itu mendengus sebal. Pasalnya, cangkir itu telah kosong sejak beberapa belas menit yang lalu karena isinya sudah berpindah tempat di perut Kyuhyun.

    Setelah dirasanya ia terlalu mementingkan tugas skrisinya, ia merasa perlu istirahat. Lagipula tugasnya tinggal sedikit lagi. Mengecek ulang hasil observasinya dengan kenyataan dan menyusunnya.

    Kyuhyun merapikan semua peralatannya dan berkas-berkas hasil observasinya di atas meja. Setelah selesai merapikan semua alatnya, ia merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Mendesah lega karena ia telah mengendurkan otot-ototnya kembali. Ia harus istirahat agar tubuhnya kembali fit esok hari.

    Ia meraih cangkir kopinya yang kosong dan membawanya kembali menuju dapur. Setelah memastikan pintu ruang kerjanya benar-benar terkunci, ia berjalan menuju rumahnya yang berjarak sepuluh meter dari ruang kerjanya. Yah, ia yang mendesain rumah kecilnya itu sendiri. Membuat ruang kerja yang strategis dan nyaman untuk melakukan observasi-observasi kecilnya terhadap benda langit. Lagipula, tak masalah untuknya mau membuat model rumah seperti apa. Toh, orang tuanya telah meninggal dunia dan memberi warisan yang cukup untuk dirinya seorang.

    Udara malam menusuk kulit putihnya. Ia melihat sekeliling. Kenapa malam ini begitu terlihat mencekam? Pikirnya. Entahlah, mungkin karena sudah akan memasuki musim dingin. Tapi, suasana tidak harus ikut menakutkan seperti ini, bukan?

    Tidak. Kyuhyun tidak takut sama sekali tentang hal-hal berbau mistis atau apa. Ia hanya sedikit trauma dengan suasana malam yang mencekam. Pikirannya akan melantur kemana-mana jika keadaan mulai memburuk seperti ini.

    Kyuhyun mencoba menetralkan detak jantungnya untuk membuang bayangan-bayangan mengerikan itu muncul di otaknya. Ia menggeleng pelan. Dia tidak bisa begini terus. Membayangkan hal yang membuatnya menderita.

    “Eungh…”

    Langkah Kyuhyun berhenti seketika ketika sebuah lenguhan ia dengar. Ia kembali menggeleng. Tidak! Setelah bayang-bayang mengerikan itu hilang dari kepalanya, ia tidak mungkin mendengar hal-hal aneh lainnya. Kyuhyun tetap melanjutkan langkahnya, namun sebuah suara yang sukses membuat bulu kuduknya meremang membuatnya berhenti lagi. Bahkan ia sudah mencari asal suara.

    “Eomma… Appa… Tolong aku…”

    Mata Kyuhyun menjelajah seluruh penjuru taman kecilnya ini. Suara seorang wanita. Tapi, apakah itu… hantu?

    Memikirkan itu saja sudah membuat Kyuhyun merinding. Tidak mungkin ada hantu sialan yang akan muncul menakutinya. Itu hanya mitos, yakinnya.

    Baru saja Kyuhyun akan memulai kembali langkahnya, sebuah gerakan pada polybag sampah besar mengejutkannya kembali. Suara-suara itu juga kembali terdengar.

    “Eomma…”

    Kyuhyun meringis kecil mendengar suara rintihan seorang gadis dari dalam polybag hitam besar itu. Yang benar saja? Suara seorang gadis dari dalam tempat sampah? Apakah terdengar dramatis?

    Karena penasaran, Kyuhyun mendekati polybag hitam besar itu. Ia baru sadar, sejak kapan ia menghasilkan sampah sebanyak ini? Ia jadi was-was. Apakah benar ada seseorang di dalam sana?

    Namun, perasaan waspada yang lebih mendominasi membuatnya urung membuka bungkusan besar itu dengan kedua tangannya. Ia memilih menjulurkan kakinya pada benda itu dan menendangnya cukup keras hingga membuat bungkusan itu sedikit oleng. Suara rintihan seorang gadis kembali terdengar.

    “Eunghh…”

    Mata Kyuhyun terbelalak. Hatinya jadi ikut was-was. Jangan-jangan seseorang menerornya. Dengan gerakan hati-hati, Kyuhyun menjulurkan tangannya dan berusaha melepas ikatan pada bungkusan sampah itu. Ia membuka bungkusan itu dengan hati-hati. Betapa terkejutnya ia, setelah mendapati seorang gadis dengan luka hampir di seluruh wajahnya yang membuatnya menjerit ketakutan.    

    “OMONA!!!”

    Kyuhyun terjungkal beberapa meter ke belakang yang sukses membuat cangkir kosongnya jatuh terpental ke tanah. Syukur saja cangkir itu tidak pecah.

    “Eungh… Appo…” ringis gadis itu dengan keadaan tidak sadar.

    Kyuhyun mengernyit heran. Perasaan takut sekaligus waspada terus menyerangnya. Apakah mungkin gadis ini berniat menerornya? Tapi, dilihat dari keadaan gadis ini membuatnya terenyuh.

    “Appo…” gumam gadis itu lagi dengan kerutan-kerutan yang muncul di dahinya.

    Kyuhyun kembali sadar dari lamunannya. Hatinya tergerak untuk menolong gadis itu. Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, Kyuhyun mengeluarkan gadis itu dari dalam bungkusan dan membopongnya masuk ke dalam rumah.

    “Sebenarnya apa yang terjadi pada gadis ini? Kenapa dia terluka sebanyak ini?” gumam Kyuhyun lebih pada dirinya sendiri.

“Eungh…”

    Seorang gadis menggeliat pelan di atas kasur empuk yang digunakannya untuk tidur semalam. Matanya mengerjap pelan, hendak tidur kembali. Namun, tiba-tiba matanya terbelalak. Dia, dia… tidak mengenali tempat ini. Segera ia bangkit dari tidurnya dengan kepala yang berdenyut menyakitkan.

    “Annyeonghaseo! Kau sudah bangun?”

    Sebuah suara dari belakang tubuhnya membuatnya membalik dengan mata melotot. Andai saja kepalanya tidak berdenyut sakit, ia pasti sudah menjerit ketakutan melihat seorang pria asing yang menyapanya ramah disaat ia baru saja membuka mata.

    “Nu-nuguse…yo?” tanya gadis itu takut-takut. Ia memperhatikan sekeliling. Dia berada dimana sekarang?

    “Ah… choneun Cho Kyuhyun imnida. Eumb, siapa namamu? Aku menemukanmu di tamanku semalam. Apakah sudah baikan?”

    Gadis itu masih menatap Kyuhyun dengan pandangan menuntut penjelasan. Menemukannya? Memangnya dia kenapa?

    “Na..neun, Shin Je.. Wo imnida. kau… Me-menemukanku…?” tanya gadis itu lagi dengan nada terputus. Tenaganya benar-benar habis. Entah apa yang sebelumnya ia lakukan. Untuk mengeluarkan suara saja sangat sulit.

    “Ne. Nanti saja kujelaskan. Apakah kau lelah? Atau… lapar? Kebetulan aku membuat bubur banyak pagi ini.” Jelas Kyuhyun sedikit berbohong. Sebenarnya, ia sengaja membuat bubur untuk gadis itu. Karena merasa kasihan saja. Lagipula, ia juga tidak begitu menyukai makanan lembek itu.

    Gadis itu mengangguk pelan. Merasa malu sekaligus takut. Siapa tahu pria di hadapannya ini berniat jahat padanya?

    Kyuhyun tersenyum lebar. Tidak sia-sia juga ia bersusah payah membuat bubur dengan kemampuan memasaknya yang pas-pasan.

    “Baiklah. Ayo ikut aku.”

    Kyuhyun memapah gadis itu menuju dapurnya. Ia sangat tahu kalau gadis itu masih sangat lemas. Terlihat dari wajahnya yang terlihat sangat pucat.

    Je Wo telah menghabiskan hampir tujuh piring bubur buatan Kyuhyun. Gadis ini makan dengan sangat tergesa-gesa. Alasannya, dia sangat kelaparan. Dan Kyuhyun memberikannya seluruh bubur buatan tangan pria itu sendiri sedangkan ia kembali sibuk dengan berkas-berkas hasil observasinya.

    Sesekali Je Wo melirik ke arah Kyuhyun di balik dinding dapur yang memisahkan mereka. Setelah menghabiskan tujuh piring bubur yang, yaahh lumayan, tangannya tak bisa berhenti untuk mengambil lagi bubur dari dalam panci yang tak terasa sudah hampir habis. Je Wo tak peduli, toh dia benar-benar kelaparan dan Kyuhyun telah memberikannya padanya.

    Baru saja ia memulai beberapa suapan kasarnya ke dalam mulut, Kyuhyun tiba-tiba datang. Gadis itu segera melambatkan suapannya dan menunduk malu. Seharusnya dia melihat situasi dulu sebelum Kyuhyun memasuki dapur secara tiba-tiba. Dia malu. Tentu saja. Wanita mana yang tidak malu jika cara makannya yang brutal dilihat oleh lawan jenisnya?

    Sedangkan Kyuhyun sendiri, pria itu lebih memilih tersenyum. Melihat bubur buatannya habis dalam sekejap oleh gadis itu, membuatnya sedikit senang. Yaah, meskipun ia harus melihat cara makan gadis itu yang sangat mengerikan -menurutnya.

    “Tidak apa-apa. Aku hanya ingin memberikan ini.” Segelas air putih Kyuhyun taruh di atas meja di samping panci bubur yang hanya tersisa satu suapan lagi. Ia melemparkan senyum pada Je Wo yang menunduk takut padanya.

    “Mianhae…”

    Kyuhyun menaikkan sebelah alisnya tidak mengerti. Tiba-tiba saja Je Wo meminta maaf untuk sesuatu yang tidak jelas. Memangnya dia melakukan kesalahan?

    “Mianhae… mwo?” tanya Kyuhyun meminta penjelasan.

    Je Wo mendesah pasrah. Dia melakukan kesalahan pagi ini. Setelah merepotkan pria itu, ia baru sadar kalau ia telah menghabiskan sarapan pria itu karena perutnya yang menuntut untuk terus diisi. Walaupun Kyuhyun memberikan bubur itu padanya, tak seharusnya ia menghabiskannya semuanya, kan?

    “Itu… buburmu habis…” jawab Je Wo dengan gumaman kecilnya.

    Kepalanya menunduk semakin dalam. Nafsu makannya hilang begitu saja setelah menyadari kerakusannya.

    Kyuhyun tersenyum lagi. Gadis ini… polos sekali –pikirnya.

    “Aniyo… gwenchana. Lagipula, aku tidak terlalu suka bubur.” Ucap Kyuhyun menenangkan.

    “Tapi kau belum sarapan…” balas Je Wo setengah merengek. Sifat aslinya mulai keluar setelah mendapat tenaganya kembali.

    “Eumb, memang. Tapi aku bisa memesan menu breakfast di restoran cepat saji. Dan, bukankah buburnya sudah habis? Jadi tidak masalah, kan?”

    “Igo…” tiba-tiba saja Je Wo menjulurkan kedua tangannya ke depan Kyuhyun. Memberikan setengah buburnya yang masih tersisa di piring ke delapannya. Membuat Kyuhyun sekali lagi merasa gemas dengan kepolosan gadis itu.

    “Gwenchana, habiskan saja. Kau masih lapar, kan?”

    Je Wo menggeleng, “makan saja. Aku sudah tidak lapar.” Ucapnya ketus.

    Ia menaruh piringnya di atas meja dengan tidak hati-hati. Menimbulkan bunyi gesekan yang cukup kuat dan terkesan tidak sopan. Apalagi ia segera meninggalkan dapur dengan piring-piring kotornya di atas meja makan Kyuhyun.

    Kyuhyun menggelengkan kepalanya. Childish sekali –pikirnya. Tapi, kalau dilihat-lihat, Je Wo terlihat menggemaskan kalau sedang merajuk seperti ini. Wajahnya terlihat semakin kekanak-kanakan.

    Je Wo berdiri tepat di hadapan sebuah jendela kaca besar yang menghadapkannya pada taman kecil milik Kyuhyun. Ia kembali teringat kata-kata Kyuhyun pagi sekali tadi yang mengatakan kalau dirinya ditemukan di taman itu.

    “Baiklah, aku akan memakannya. Kau puas?” interupsi sebuah suara dari balik punggungnya.

    Gadis itu bergeming. Pikirannya menerawang untuk mengingat-ingat kembali kejadian yang telah dilaluinya hingga ia bisa berada dalam rumah pria itu, Kyuhyun. Pria baik hati yang tak ia kenal sedikitpun. Dan dia bertanya-tanya dalam hati, benarkah masih ada orang-orang sebaik Kyuhyun? Mau menolong orang dengan sepenuh hati?

    “Hey, apa yang kau pikirkan? Aku sudah memakan sisa buburnya. Kalau kau tidak percaya, lihat saja di dapur. Tidak ada bubur yang tersisa.” Jelas Kyuhyun pada Je Wo. Takut-takut kalau tamu dadakannya ini kecewa padanya karena tidak mampu melayani tamu dengan baik.

    Je Wo menggeleng. Kembali pada alam sadarnya. Ia menatap sendu wajah Kyuhyun yang baru ia sadari sangat tampan ini.

    “Kau…”

    “Panggil Kyuhyun saja.” Potong Kyuhyun cepat.

    “Kyuu… bisa kau ceritakan kenapa kau bisa menemukanku?” tanya Je Wo hati-hati. -Wajah penuh lukanya benar –benar membuatnya harus mati-matian menahan perih. Bahkan gaun putih selututnya sudah sangat kotor dengan bermacam-macam noda. Tak sedikit noda darah juga ada disana.

    “Oh itu… aku juga tidak tahu. Kau ada di sebuah kantong sampahku.”

    “Kantong sampah?” tanya Je Wo terkejut.

    “Ne. Kau terlihat kesakitan tadi malam. Apa terjadi sesuatu sebelumnya?”

    Je Wo terdiam. Pikirannya kembali melayang untuk mengingat-ingat kejadian tadi malam. Tapi yang dia ingat hanya sebuah memori di saat ayahnya pergi meninggalkannya di rumah sendirian dan selang beberapa waktu sekumpulan pria berjas rapi menculiknya secara paksa.

    “Appa… eomma… hiks… hiks…”

    Je Wo tak kuasa menahan tangisnya. Appanya, kenapa appanya tega membiarkannya sendirian dan diculik orang-orang seperti ini? Bahkan dia sendiri tidak tahu bagaimana ceritanya hingga ia bisa berada di tempat Kyuhyun. Pria baik hati.

    Kyuhyun menatap panik Je Wo yang menangis tiba-tiba. Sebagai pria yang mengerti keadaan seorang wanita, Kyuhyun segera merengkuh bahu gadis itu yang semakin bergetar hebat ketika menyebut eomma dan appanya.

    “Kau kenapa?” tanya Kyuhyun pelan.

    Je Wo menggeleng. Semakin menangis tersedu dan mengeratkan pelukan Kyuhyun padanya. Dia butuh sandaran saat ini. Untuk saat ini saja…

    Setelah Je Wo selesai dengan tangisannya, ia baru sadar selama ia menangis Kyuhyun mendekap tubuhnya dan mengelus lembut punggungnya. Ia terkejut, tentu saja. Tapi, ia dapat merasakan kehangatan yang sangat ia butuhkan akhir-akhir ini.

    “Hiks… hikss…” isakan tangis Je Wo sesekali masih terdengar di ruangan itu. Tangannya masih setia melingkar di pinggang Kyuhyun dengan wajah yang ia sembunyikan di dada bidang pria itu. Masih terlalu berat untuk melepas pelukan hangat Kyuhyun yang membuatnya tenang.

    “Uljima…”

    Berkali-kali Kyuhyun hanya dapat mengucapkan kata itu untuk menenangkan gadis di pelukannya. Ia tahu, gadis itu sudah berhenti menangis. Tapi entah kenapa, ia sendiri juga tidak ingin melepas pelukan gadis itu.

    Pikiran Kyuhyun benar-benar kalut. Perasaan rindunya terhadap seorang gadis kembali membuncah. Dan Je Wo sangat mirip dengan gadis itu. Gadisnya yang hilang entah kemana. Kyuhyun seperti menemukan sosok gadis yang ia rindukan ada pada diri Je Wo.

    “Aku tahu kau sudah berhenti menangis.” Ucap Kyuhyun pelan dan lembut.

    Je Wo mengangguk dalam dekapan pria itu. Ia segera melepaskan pelukan Kyuhyun dan menatap pria itu dengan mata sembabnya. Bahkan pria itu saja belum tahu apa masalahnya hingga ia menangis seperti ini.

    “Bu-bukan maksudku melukaimu…” ucap Kyuhyun merasa bersalah karena pelukannya terlepas begitu saja.

    “Aniyo… jeongmal gomawoyo. Kau pria yang sangat baik Kyuhyun-ssi.” Balas Je Wo dengan senyuman tipisnya.

    Kyuhyun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dengan gerakan canggung, ia menyuruh Je Wo untuk membersihkan diri. Melihat kondisi Je Wo yang sungguh berantakan.

    “Aa… itu… gomawo. Kalau kau tidak keberatan, kau bisa membagi cerita padaku. Tapi, akan lebih baik jika kau membersihkan dirimu dulu, Je Wo-ssi.”

    “Ta-tapi… aku tidak punya ganti. Apakah kau punya?” tanya Je Wo malu-malu.

    Ia menatap penampilannya saat ini. Benar-benar kacau. Bahkan gaun putihnya sudah sangat kotor dan tak sedikit pula robek entah karena apa.

    Seakan menangkap kekhawatiran Je Wo, Kyuhyun berdehem pelan. Membuat gadis itu mendongakkan kepalanya pada Kyuhyun.

    “Geurom, aku punya beberapa pakaian wanita. Siapa tahu kau muat dengannya. Pergilah mandi, akan aku siapkan bajunya.”

    

    “Seharusnya aku memilih tempat dimana, ya? Bintang berkabut itu harus aku dapatkan.” Gumam Kyuhyun di hadapan sebuah peta besar untuk mencari tempat strategis untuk melakukan observasinya sebagai pelengkap.

    Ia sudah berkali-kali mencari-cari tempat yang tepat untuk observasinya tersebut. Bahkan sudah banyak daerah yang ia lingkari untuk dijadikan tempat observasinya.

    “Tidak, tidak! Tempat ini terlalu ramai penduduk. Eumb… kalau Makpo,” ucapannya menggantung ketika sebuah suara pintu berdecit terbuka.

    Muncullah Je Wo dengan rambut basahnya yang ia keringkan dengan handuk yang ia pinjamkan. Baju yang ia berikan pada Je Wo pun terlihat sangat pas di tubuh gadis itu. Kulit putih susunya terlihat sangat bersih dan membuatnya semakin cantik.

    Kyuhyun mengerjapkan matanya menatap pemandangan yang ada di hadapannya. Bahkan pulpen yang ia gunakan tadi terjatuh tanpa sadar. Sadar sedang diperhatikan, Je Wo menolehkan kepalanya dan tersenyum manis pada Kyuhyun yang nampak terpesona dengannya.

    “Hai, Kyuhyun-ssi.” Sapa Je Wo masih canggung.

    Kyuhyun segera tersadar dari keterpesonaannya terhadap Je Wo dan berdehem kecil. kepalanya mengangguk kecil pada gadis itu untuk membalas sapaannya. Kyuhyun segera beralih menuju dapur untuk mengambil air minum. Pikirannya sepertinya sedang lelah. Melihat Je Wo yang seperti itu saja sudah membuatnya terbengong. Pasti dia benar-benar kelelahan.

    Tapi, dugaannya itu sepertinya salah. Nyatanya, matanya masih saja melirik-lirik pada Je Wo yang sedang mengeringkan rambutnya di sofa tunggal dekat jendela. Kyuhyun membuka pintu kulkasnya. Tetapi matanya masih saja tidak lepas dari Je Wo yang terlihat sangat cantik itu. Dan, kejadian memalukan itu terjadi…

    “Aakh!!!”

    Je Wo menatap kelakuan konyol Kyuhyun dengan mata terbelalak. Tapi, sedetik kemudian gadis itu tertawa renyah ketika kepala Kyuhyun tidak dapat keluar dari dalam lemari es karena sebelah tangan pria itu yang menahan pintu.

    “Ahahahaha…” suara tawa renyah Je Wo terdengar. Dia benar-benar tak habis pikir dengan Kyuhyun. Bagaimana bisa pria itu melakukan hal konyol, bahkan tanpa dilogika pun dia dapat mengeluarkan kepalanya sendiri dari dalam lemari es itu. Konyol sekali.

    ****

    Beberapa hari kemudian….

    “Kau mau kemana?” tanya Je Wo yang tidak mengerti kenapa Kyuhyun merapikan barang-barangnya.

    “Eh, kau rupanya. Ikutlah denganku. Aku akan melakukan observasi di Makpo. Aku juga akan menginap di sana. Lebih baik kau ikut saja.”

    “Aku boleh ikut???” tanya Je Wo sangat antusias, memastikan ajakan pria itu.

    “Ya, tentu saja. Cepat bereskan barangmu, lalu masukkan ke dalam van.”

    Dengan semangat, Je Wo segera merapikan barang-barang yang telah Kyuhyun pinjamkan padanya. Beberapa helai pakaian ia masukkan ke dalam tas jinjingnya.

    “Kita akan menginap berapa lama, Kyu?” teriak Je Wo dari dalam kamarnya.

    “Semalam. Tidak usah membawa terlalu banyak pakaian.” Balas Kyuhyun dari ruang kerjanya.

    “Sudah siap?”

    Je Wo menganggukkan kepalanya semangat. Membuat Kyuhyun tak kuasa menahan tangannya untuk tidak mencubit pipi gadis itu.

    “Akkh!! Appo…” ucap Je Wo berpura-pura. Ia mengelus pipinya yang dicubit oleh Kyuhyun.

    “Benarkah? Sini oppa sembuhkan.” Canda Kyuhyun dengan mengelus pipi mulus milik Je Wo.

    “Oppa? Menggelikan sekali.” Balas Je Wo dengan ledekan pada Kyuhyun.

    “Yah!!! Kau ini masih kecil, bodoh!” cubit Kyuhyun lagi pada pipi Je Wo.

    “Aakhh!! Arraseo, arraseo. Tapi jangan mencubit pipiku terus.” Je Wo memanyunkan bibirnya karena sebal. Walaupun sudah sembuh, tapi bekas luka pada wajahnya masih terasa perih walaupun sudah tidak terlihat.

    “Oke. Tapi, panggil aku oppa dulu.” Bujuk Kyuhyun dengan cengiran lebarnya. Ternyata menggoda gadis ini sangat menyenangkan.

    “Andwae! Kau bukan oppaku!” canda Je Wo yang sudah sedikit melupakan masalah pipinya.

    “Mwo?? Kau tidak mau? Baiklah, sepertinya kau sangat ingin sekali aku mencubiti pipimu…” goda Kyuhyun lagi yang membuat Je Wo mendelik padanya.

    “Arraseo, arraseo! Oke, siapa? Oppa? Kyuhyun… oppa?”

    “Ucapkan sekali lagi.” Pinta Kyuhyun sambil memajukan wajahnya tepat di depan wajah Je Wo.

    Je Wo menipiskan bibirnya gugup. Wajah mereka sedekat ini. Dan… jantungnya. Kenapa jantungnya berdetak secepat ini?

    “Kyuhyun… oppa…?” gumam Je Wo hampir berupa bisikan. Matanya masih terbelalak memandangi wajah tampan Kyuhyun di hadapannya. Bahkan ia sudah mengatur napasnya agar tidak terlihat salah tingkah di hadapan Kyuhyun.

    Kyuhyun tersenyum puas, “nah! Anak pintar…”

    Tangan Kyuhyun terulur untuk mengacak rambut Je Wo. Sedangkan Je Wo masih mematung di tempatnya dengan desiran aneh ketika tangan Kyuhyun berada di atas kepalanya.

    “Ayo kita berangkat! Sebelum menjelang sore!”

    “Aigoo!!! Indah sekali tempat ini!” seru Je Wo spontan setelah ia baru saja menginjakkan kakinya dari dalam van milik Kyuhyun.

    Gadis ini segera melarikan dirinya menuju ke tengah padang rumput sambil tertawa senang.

    “Hey! Hati-hati!” teriak Kyuhyun dari dalam van yang masih sibuk dengan teropong bintangnya.

    Je Wo merentangkan kedua tangannya ke udara sambil memutar-mutarkan tubuhnya. Tempat yang dipilih Kyuhyun sangat tepat. Ia sangat menyukainya. Rumput-rumput tinggi menyapa kedua kakinya dengan lembut membuatnya tergelitik untuk selalu bergerak di tengah padang rumput indah ini.

    “Aaaa!!!! Indah sekali!!!” teriak Je Wo dengan bibir yang selalu mengembang.

    Kyuhyun menggeleng kecil melihat tingkah Je Wo yang seperti anak kecil. yaah, setidaknya ia cukup tahu apa yang terjadi pada gadis itu sebelumnya. Kebebasan, hidup Je Wo jauh dari kata itu. Apalagi, semenjak ibunya meninggal dunia dan ayahnya yang meninggalkannya entah kemana dan menyerahkan gadis polos itu pada kelompok mafia untuk melunasi hutang-hutangnya.

    “Kyuhyun!!! Kyuhyun!!! Udaranya segar sekali!” teriak Je Wo kegirangan.

    Ia melambaikan tangannya pada Kyuhyun yang kini sibuk menyusun teropong bintangnya untuk melakukan observasi. Kyuhyun tersenyum lebar, membalas lambaian tangan Je Wo dengan sebelah tangannya yang terangkat.

    “Jangan pergi jauh-jauh!” perintah Kyuhyun mengingatkan.

    “Arraseo!” balas Je Wo yang suaranya terdengar seperti suara anak kecil yang bahagia.

    Baru beberapa detik Kyuhyun menyusun bentuk teropongnya, terdengar suara renyah Je Wo yang sedang terkikik kecil saat memainkan ujung gaunnya yang panjang pada pucuk-pucuk rumput tinggi di sekelilingnya.

    Kyuhyun tak tahan untuk tersenyum. Gadis itu, sudah dewasa tapi tetap saja terlihat seperti anak kecil –pikirnya. Entah kenapa, melihat paras Je Wo, ia selalu saja teringat dengan seseorang yang selalu mengisi hatinya. Seorang gadis yang berhasil mencuri hatinya dan meninggalkannya tanpa kabar begitu saja. Kyuhyun menggeleng, Je Wo bukan Hye In, dan Hye In bukan Je Wo –yakinnya.

    “Kyuhyun…”

    Kyuhyun menengadahkan kepalanya untuk melihat ke arah sumber suara. Gadis itu, Je Wo, tengah berdiri di hadapannya dengan senyuman lebarnya.

    “Ada apa?” tanya Kyuhyun heran. Padahal ia baru sibuk untuk mencari fokus bintang yang akan ditelitinya.

    “Aku… eumb… mau kubantu?” ucap Je Wo malu-malu.

    Kyuhyun tersenyum, “tentu saja. Kau bisa membawakan berkas-berkasku ke atas sini?” jemari Kyuhyun menunjuk sebuah meja lipat yang ia siapkan di samping teropongnya.

    Je Wo mengangguk, dengan langkah riang ia segera mengambil apa yang Kyuhyun suruh padanya.

    “Ini…” Je Wo meletakkan berkas-berkas Kyuhyun di atas meja yang dimaksud. Ia tersenyum kecil, Kyuhyun, pria itu terlalu gila kerja. Pria yang bekerja keras.

    “Ada lagi?” tanya Je Wo hati-hati. Takut mengganggu konsentrasi Kyuhyun.

    Kyuhyun untuk beberapa saat tidak menjawab. Namun, setelah apa yang ia cari telah ia temukan, Kyuhyun menghadap Je Wo yang sedang memainkan bibirnya seperti anak kecil.

    “Apa yang kau lakukan?” tanya Kyuhyun spontan.

    Je Wo segera menghentikan gerakan bibirnya dan menyengir lebar pada Kyuhyun. Untuk kesekian kalinya, tingkah konyolnya ketahuan oleh Kyuhyun.

    “Hehehe, tidak ada.” Balasnya masih dengan cengiran bocahnya.

    “Kau ini. Sini, duduk di sampingku saja. Aku akan memberi tahumu sesuatu.” Suruh Kyuhyun sambil menepuk sebuah kursi kecil di sampingnya.

    Je Wo menurut saja. Daripada ia bermain-main seorang diri, lebih baik dia membantu Kyuhyun meskipun hanya duduk manis di samping pria itu.

    Kyuhyun kembali bergelut dengan setumpuk berkas-berkas di tangannya, sesekali pria itu melihat angkasa dari teropongnya dan menulis apa yang telah ia lihat di berkas-berkas tadi. Langit sudah mulai gelap. Semburat-semburat sinar matahari masih terpancar di ujung barat. Je Wo berdecak kagum. Tempat ini benar-benar menakjubkan.

    “Indahnya…” gumam Je Wo tanpa sadar dengan kedua tangannya yang saling bertaut menutupi mulutnya yang berdecak kagum.

    Mendengar suara kekaguman Je Wo, Kyuhyun kembali menoleh pada gadis itu. Ia tersenyum lagi. Entahlah, melihat wajah bahagia Je Wo selalu membuatnya ingin tersenyum.

    “Kyuhyun, lihat itu!” jerit Je Wo yang secara tidak sadar memanggil pria di sampingnya.

    Tentu saja Kyuhyun sudah menghadap ke arahnya karena sedari tadi, tanpa Je Wo sadari Kyuhyun sudah memperhatikannya.

    “Upss…”

    “Tidak apa-apa…” potong Kyuhyun saat Je Wo merasa tidak enak padanya, “ya, indah sekali…”

    Sebelah tangan Kyuhyun sudah menopang kepalanya dan melihat ke arah sunset yang tengah ia nikmati bersama Je Wo. Je Wo tersenyum, melihat wajah tampan Kyuhyun yang nampak sendu. Tangannya terulur begitu saja, mengelus lembut wajah Kyuhyun yang begitu kelelahan.

    “Kau terlihat lelah, oppa.” Ucapnya lembut. Usapan tangannya sukses membuat Kyuhyun memejamkan matanya. Lembutnya tangan ini, ia kembali mengingat seseorang yang telah lama pergi.

    “Seharusnya kau beristirahat cukup.” Ucap Je Wo lagi.

    Usapan tangan Je Wo yang semakin lembut membuatnya tersadar. Tubuhnya berdesir hebat. Sentuhan kulit lembut Je Wo seakan memberikannya sengatan-sengatan kecil yang membuatnya goyah. Matanya terbuka, namun bukan Je Wo yang ia lihat di sana. Melainkan sosok gadis yang selama ini ia rindukan.

    “Hye In…?” gumam Kyuhyun pelan. Matanya memanas, ingin sekali ia memeluk tubuh gadis itu jika saja sebuah suara tidak segera menginterupsinya.

    “Hye In?” gumam Je Wo heran.

    Tangannya terlepas begitu saja dari wajah Kyuhyun. Entah kenapa, saat Kyuhyun mengucapkan nama gadis lain, hatinya tiba-tiba sesak. Kyuhyun adalah pria baik. Pria terbaik yang ia temui sepanjang hidupnya. Dan dari Kyuhyun lah ia mendapatkan kehangatan dan kebahagiaan hidup. Apakah dia menyukai Kyuhyun? Dan apakah dia cemburu pada gadis yang baru saja Kyuhyun ucapkan namanya itu?

    Tapi yang jelas, perasaan Je Wo begitu sesak saat mendengar Kyuhyun mengucapkan gadis lain. Senyuman senangnya hari ini lenyap begitu saja berganti dengan perasaan getir yang membuatnya hampir menumpahkan air mata.

    “Je-Je Wo-yaa, bukan begitu…” ucap Kyuhyun kala ia menyadari kalau dirinya salah. Menyebut nama gadis lain di hadapan seorang gadis.

    Kedua mata Je Wo terasa panas. Dan Kyuhyun dapat melihat mata gadis itu berkaca-kaca yang membuatnya semakin panik.

    “Je Wo…?”

    Je Wo menggeleng, tidak ia tidak boleh seperti ini. Kyuhyun bukan siapa-siapanya, bukan? Seharusnya ia bisa menjaga sikapnya dengan baik. Dan juga… perasaannya.

    “Maafkan aku. Aku hanya…”

    “Gwenchana oppa. Mianhae…” lirih Je Wo sembari membalikkan tubuhnya menghindari Kyuhyun. Usahanya sia-sia untuk menahan air mata itu. Buliran air mata langsung turun bebas tepat saat ia membalikkan tubuhnya membelakangi pria itu.

    “Aniyo… kau kenapa? Maafkan aku karena menyebut nama gadis lain di hadapanmu. Asal kau tahu, dia gadis yang begitu berarti untukku.”

    Seiring selesainya ucapan Kyuhyun, air mata Je Wo semakin menjadi. Bahkan, bukan hanya air mata yang keluar, isakan-isakan kecil mulai menghiasi suasana mereka yang sedang kacau ini.

    Kyuhyun terperangah, gadis ini menangis? Dan ia yang membuatnya menangis? Dengan perasaan bersalah dan kebingungan, Kyuhyun berusaha untuk menenangkan Je Wo. Ia dekati gadis itu, bahunya bergetar, menandakan kalau Je Wo memang sedang menangis. Melihat keadaan Je Wo yang seperti ini membuatnya serba salah. Ingatannya kembali disaat dimana ia menemukan Je Wo dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.

    Tangannya terulur untuk mengusap punggung Je Wo yang bergetar. Entahlah, ia tidak tahu dengan perasaannya. Disaat ia ingin menenangkan gadis itu dan membawanya ke dalam pelukannya, hatinya selalu mengingatkannya pada Hye In. Tetapi, melihat gadis ini yang terluka, ada suatu dorongan baginya untuk melindungi dan menjaga Je Wo dengan baik. Apalagi, dengan kenyataan kalau Hye In telah meninggalkannya tanpa kabar sama sekali.

    “Uljima… maafkan aku. Tapi, aku tidak tahu apa kesalahanku? Apakah karena aku menyebut…”

    “Hentikan!” potong Je Wo tegas. Namun, suaranya tersirat nada kecewa dan juga patah semangat saat mengatakan itu. Ia ingin Kyuhyun hanya untuknya, bukan gadis lain.

    Dengan wajah yang masih berlinangkan air mata, Je Wo membalikkan tubuhnya kembali. Mendapati wajah kalut Kyuhyun yang tidak bisa berbuat apa-apa terhadapnya.

    “Mianhae, oppa…” air matanya kembali jatuh. Ia tundukkan kepalanya untuk menyembunyikan tangisannya dari Kyuhyun.

    Kyuhyun tak tahan lagi, segera ia raih tubuh ringkih gadis di hadapannya untuk memeluknya. Mengusap punggungnya lembut untuk memberi ketenangan.

    “Uljima… kau bisa katakan apa salahku. Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Aku tahu aku yang salah, Je Wo-yaa. Maafkan aku…”

    “Hiks… oppa… hiks… mianhae…” tangisan Je Wo semakin menjadi. Ia benar-benar tak kuasa untuk menahannya lagi, tapi ia harus melakukannya. Hatinya sudah terlalu sakit.

    “Oppa… mianhae… hiks… tapi, aku..aku, aku mencintaimu oppa… hiks. Mianhae…” pelukan Je Wo semakin menguat di pinggang Kyuhyun. Air matanya semakin mengalir deras. Ia berhasil, ia berhasil mengucapkannya. Tapi, bagaimana dengan Kyuhyun?

    Tubuh Kyuhyun menegang saat itu juga. Usapannya pada punggung Je Wo terhempas begitu saja. Pengakuan Je Wo, membuatnya semakin kalut. Bagaimana bisa gadis itu mencintainya?

    “Oppa, kajima… jangan tinggalkan aku sendiri… aku-aku… aku tidak punya siapa-siapa lagi. Hanya kau yang aku miliki. Kajima… hiks.”

    Lagi, ucapan Je Wo seakan mengingatkannya pada keinginannya sendiri untuk menjaga dan melindungi gadis itu dengan baik. Kilasan memori lima tahun yang lalu menyeruak kembali untuk diingat. Dimana ia dengan Hye In, gadis yang ia cintai sepenuh hati, hidup bahagia bersama. Saling menyayangi dan menjaga satu sama lain. Hingga pada akhirnya, gadis itu menghilang entah kemana.

    Kyuhyun hanya tidak ingin ia kehilangan seseorang yang amat berarti baginya. Sudah cukup dengan kedua orang tuanya dan Hye In. Ia takut, disaat ia mulai menyayangi Je Wo, gadis itu juga akan pergi meninggalkannya. Jujur saja, hatinya masih penuh dengan kasih sayang Hye In dan tak tersisa sedikitpun untuk gadis lain.

    Kyuhyun mengangguk. Mengeratkan pelukannya pada Je Wo dan menghirup kuat-kuat aroma khas dari tubuh gadis itu.

    “Aku… akan mencobanya, Je Wo. Aku akan mencobanya…”

    Ia tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Yang ia tahu saat ini adalah menjaga dan membahagiakan Je Wo sebisanya, semampunya.

    Selama hampir setengah hari, Je Wo masih setia menemani Kyuhyun bekerja menyusun hasil observasinya di ruangan kerja pria itu. Tak bosan-bosannya Je Wo memandangi wajah tampan Kyuhyun yang nampak serius bekerja. Sesekali Je Wo tersenyum senang memandangi Kyuhyun. Seperti tak ada hal yang lebih menarik dibanding melihat wajah pria itu.

    Bahkan, tayangan televisi pun tak mengubah pandangannya. Tubuhnya lebih memilih menghadap pria itu yang saat ini tengah menatapnya dengan tawa tertahan.

    “Jangan memandangiku seperti itu nona Shin. Aku menjamin, kau akan jatuh terlalu dalam pada pesonaku.” Ucap Kyuhyun percaya diri.

    Je Wo mendecak kuat. Meskipun begitu, ia juga mengiyakan ucapan Kyuhyun di dalam hatinya. Dengan gurauan, ia membalas perkataan pria itu.

    “Kau percaya diri sekali. Siapa yang sedang memandangimu, huh?”

    “Jadi kau mengelak? Apakah kau perlu bukti?” tantang Kyuhyun dengan sebelah alis terangkat.

    Je Wo tertawa renyah. Membuat kedua matanya menyipit yang berhasil membuat Kyuhyun ikut tersenyum lebar memandangnya.

    “Itu tidak perlu Tuan Cho yang percaya diri. Karena aku sudah punya bukti lengkapnya.” Guraunya diselingi tawanya.

    Kyuhyun masih tersenyum, hatinya berdesir tiap kali melihat Je Wo dapat tertawa dan bahagia seperti itu. Apakah benar hatinya sudah mulai terbuka untuk Je Wo? Dan mulai melupakan Hye In dari dalam hatinya?

    Kringgg kringg….

    Lamunan singkat Kyuhyun buyar begitu saja, ketika ponselnya berbunyi. Panggilan masuk.

    “Nuguseyo?” tanya Je Wo penasaran yang baru saja selesai dengan tawanya.

    Kyuhyun menggedikkan bahunya, “tidak tahu. Tidak ada nama,” ucapnya, “Je Wo, tolong kecilkan volume TV nya.”

    Je Wo mengangguk saja. Tangannya segera meraih remote TV di samping tubuhnya dan mengecilkan volume suara TV hingga tak terdengar suara.

    Sedangkan Kyuhyun, ia sibuk mengangkat telepon dari orang yang tidak ia kenal sama sekali.

    “Yeobseo?” ucap Kyuhyun memulai percakapan.

    “Cho Kyuhyun?”

    “Ne, saya Cho Kyuhyun. Anda siapa?”

    Alis Je Wo saling bertaut saat Kyuhyun mengucapkan namanya sendiri. Apakah mereka tidak saling mengenal? Tapi kenapa serius sekali? Batinnya. Je Wo menggedikkan bahunya acuh. Ia segera meraih sekaleng choco chip dan memakannya sambil memerhatikan gerak-gerik Kyuhyun.

    “Itu tidak penting! Yang ingin aku tanyakan, kenapa kau mengambil kantong sampah yang ada di depan rumahmu?!”

    Kyuhyun mengernyit tidak mengerti. Orang aneh ini pasti salah sambung. Tapi, kantong sampah? Ia melirik Je Wo yang masih setia memandanginya dengan senyuman bocah khas miliknya. Apakah yang dimaksud pria ini adalah Je Wo?

    “Aku tidak mengerti apa maksudmu. Bisakah kau jelaskan?” balas Kyuhyun sedikit ketus. Sebal juga mendapat telepon dari orang yang tidak kau kenal dan malah membentak-bentakmu.

    “Ck! Begini, aku menukan gadismu, Jung Hye In. Dan kau ada Shin Je Wo, bukan? Aku membutuhkannya. Gadis di dalam kantong sampah itu. Mari kita tukaran.”

    Tubuh Kyuhyun menegang sempurna. Hye In, gadisnya… telah ketemu? Perlahan, matanya melirik pada Je Wo yang tengah tertawa kecil dengan hasil karyanya dari choco chip yang dibentuknya menjadi sebuah tulisan, ‘KyuJe’. Kyuhyun meneguk ludahnya berat. Tapi, bagaimana dengan Je Wo?

    “Tu-tukaran?” tanya Kyuhyun sekedar memastikan.

    “Ya, aku tunggu kau bersama gadis itu di Padang Rumput dekat rumahmu. Pukul 4 sore. Bawa gadis itu dan aku akan membawa gadismu.”

    Tutt tuttt tutttt

    Sambungan telepon terputus begitu saja. Tubuh Kyuhyun merosot di kursi kerjanya. Keringat dingin mulai membasahi dahinya. Matanya menangkap tayangan televisi yang tengah memberitakan orang hilang, ‘TELAH DITEMUKAN KEMBALI, GADIS YANG HILANG LIMA TAHUN LALU.’ Matanya memanas, itu… Hye In. Gadisnya…

    Pandangannya beralih pada lipatan surat kabar di atas mejanya. Sebuah headline surat kabar itu tertera, ‘SEORANG MAHASISWI KYUNGHEE UNIVERSITY HILANG.’ Beserta foto Je Wo yang terpampang jelas di bawahnya. Kyuhyun meremas rambutnya frustasi. Kenapa dia tidak mengetahuinya sendiri? Lalu, siapa yang harus ia pilih?

Ia harus melepaskan salah satu dari mereka. Tetapi hatinya belum siap untuk menentukan pilihan. Hye In sebagai cinta pertamanya, atau Je Wo dengan segala keluguan dan kepolosannya yang selalu membuatnya merasa tenang?

“Kita mau kemana, oppa?” tanya Je Wo heran dengan sikap diam Kyuhyun hari ini.

Tiba-tiba saja, Kyuhyun menyuruhnya berdandan dan mengajaknya pergi bersama. Bukan kepalang senangnya Je Wo saat Kyuhyun mengajaknya berkencan. Bahkan, pikiran-pikirannya telah melayang membayangkan bagaimana kencan mereka nanti.

Kyuhyun masih diam. pria itu seperti tengah terserang penyakit bisu hari ini. Banyak lontaran pertanyaan dari Je Wo yang tak dijawabnya sama sekali. Kyuhyun hanya mengajak gadis itu untuk mengikutinya ke suatu tempat. Dimana semuanya akan segera berakhir.

Je Wo terpekik senang saat Kyuhyun mengajaknya ke Padang Rumput lagi, tempat yang sama saat Kyuhyun mengajaknya bermalam untuk melakukan observasinya. Kedua tangannya spontan merentang ke udara saat mereka mulai berjalan melalui jalanan setapak. Je Wo bermain-main sebentar, membuatnya hampir terjatuh ke hamparan rumput-rumput yang tinggi itu.

“Hahahaha…” tawa Je Wo pecah saat jemari lentiknya menyentuh seekor kupu-kupu yang terbang di sampingnya. Mereka seperti tengah terbang bersama dengan kebahagiaan yang terpancar.

Sedangkan Kyuhyun, pria itu memejamkan matanya kuat saat mendengar tawa Je Wo. Gadis itu, kenapa ia tidak bisa melepasnya? Bahkan, sampai saat ini ia belum bisa menentukan pilihannya. Ia tidak bisa meninggalkan Je Wo, tapi ia juga tidak bisa mengecewakan Hye In nantinya.

Langkah Kyuhyun berhenti tiba-tiba. Ia telah melihat sebuah mobil sedan silver di seberang sana. Matanya kembali terpejam, ia menghirup udara sebanyak-banyaknya dan menghembuskannya secara kasar.

Tanpa sengaja, Je Wo menabrak tubuh Kyuhyun dan mengaduh pelan.

“Aduh,” gumamnya sambil mengusap dahinya yang terbentur punggung kokoh Kyuhyun.

Gadis itu mengernyit heran, kenapa Kyuhyun tiba-tiba berhenti?

“Ada apa, oppa?” tanyanya sambil berusaha melihat wajah Kyuhyun yang nampak kosong menatap ke depan dari balik tubuh pria itu.

Matanya ikut melihat apa yang Kyuhyun lihat. Tubuhnya tiba-tiba menegang. Mobil itu…

Dari kejauhan, seorang pria keluar dari dalam mobilnya dengan seorang gadis cantik yang nampak lemas di papahannya. Mata Je Wo membulat sempurna. Mobil itu… mobil mafia yang pernah menculiknya. Ia segera meraih tangan Kyuhyun untuk membawanya pergi.

“Oppa, ayo pergi! Ayo pergi dari sini! Dia ada di sini, oppa. Lindungi aku…” pinta Je Wo sembari menarik-narik tangan Kyuhyun.

Kyuhyun terdiam. Dia tidak bisa melakukan apa-apa. Rasa rindunya membuncah saat mendapati sosok Hye In di hadapannya. Tak terasa air matanya mengalir begitu saja. Ia sangat merindukan gadis itu.

“Oppa….” teriak Je Wo panik karena Kyuhyun malah menangis di hadapannya.

Mendengar Je Wo yang memanggilnya, Kyuhyun segera tersadar. Ia tatap Je Wo yang nampak cantik dengan balutan dress baby pink selututnya. Dress milik Hye In sebenarnya. Wajah cantik Je Wo nampak panik bukan main saat ini. Kyuhyun meraih telapak tangan gadis itu. Menggenggamnya kuat.

“Ikut aku.” Ucap Kyuhyun dingin.

Ia memejamkan matanya lagi, tak tahan melihat wajah terkejut Je Wo yang nampak kecewa padanya.

“Oppa…” lirih gadis itu pelan. Tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Jadi… gadis itu adalah Hye In? Benarkah itu Hye In? Kekasih Kyuhyun yang telah lama hilang.

    “Ayo, ikut aku!” kini Kyuhyun menarik tangan gadis itu untuk mengikutinya. Spontan, Je Wo segera menahan tubuhnya agar Kyuhyun tidak membawanya pada pria yang telah menyakitinya itu.

    “Shirreo!!!”

    “Ikut!”

    “Shirreo, oppa! Shirreo!!!” jerit Je Wo yang sudah mulai menangis. Bukan karena tangannya saja yang sakit karena tarikan Kyuhyun, tetapi hatinya juga sakit. Kyuhyun menghianatinya. Mengingkari janjinya sendiri untuk selalu melindungi gadis itu.

    “Ikut aku, Je Wo!!! Jangan membantah!”

    “Appo! Shirreo!!! Hiks… appo…”

    Je Wo masih bersikeras untuk lepas dari genggaman Kyuhyun. Tangisannya makin menjadi. Hatinya benar-benar sakit. Dia baru sadar, Kyuhyun akan menukarnya dengan Hye In. Setega itukah Kyuhyunnya yang baik hati?

    Dengan terpaksa, Kyuhyun tetap menarik tubuh Je Wo. Air matanya juga turun. Kilasan memori dengan Je Wo terngiang-ngiang di otaknya. Ia benar, dia harus menukar Je Wo dengan Hye In. Eunri hanyalah sebagai penghiburnya disaat ia mulai putus asa dengan usahanya untuk mencari Hye In. Dia tidak benar-benar mencintai Je Wo. Hatinya masih tetap untuk Hye In. Jung Hye In, kekasihnya…

    “Oppa… kajima… jangan tinggalkan aku… ku mohon, oppa… kajima…”

    Je Wo memohon lagi disela tangisnya. Kini, pria itu benar-benar telah menukarnya dengan Hye In. Kyuhyun segera memeluk gadis yang sangat ia rindukan itu erat. Je Wo menggeleng kuat. Tidak, itu bukan Kyuhyun yang ia kenal. Kyuhyun yang ia kenal akan melindunginya.

    “Oppa… tolong aku…” pinta Je Wo sambil menggapai-gapai Kyuhyun yang mulai berjalan menjauh dengan memapah Hye In di sampingnya.

    “Oppa… kajima!!! Tolong aku, oppa… jangan tinggalkan aku…. oppa!!! Kyuhyun oppa!!!” teriak Je Wo saat pria kejam yang menahannya ini menariknya masuk ke dalam mobil.

    “Diamlah, Shin Je Wo! Tidak ada gunanya kau menjerit padanya. Dia telah menukarkanmu padaku.” Gertak Jong Ahn, pria mafia tersebut.

    Je Wo menggeleng kuat. Air matanya sudah mengotori seluruh wajahnya. Kyuhyun pasti akan menolongnya.

    “Oppa!!! Kajima! Kajima, oppa! Kajima…. jangan tinggalkan aku di sini. Tolong aku oppa!!! Kajima… hiks… hiks…. kajima….” Je Wo tersungkur di tanah. Tangan Jong Ahn masih setia menahan tubuhnya untuk tidak berlari pada Kyuhyun kembali.

    “Kyu-Kyuhyun op…pa… kajima… hiks… kajima… OPPA!!! KAJIMA!!!”

    Jong Ahn segera menarik gadis itu dan memasukkannya ke dalam mobilnya. Dengan cepat, ia segera menutup pintu mobilnya dan menguncinya sebelum Je Wo kabur lagi.

    Di tempat lain, Kyuhyun menangis terisak dengan tangannya yang merengkuh tubuh ringkih Hye In.

    “Mianhae… mianhae Je Wo-yaa. Jeongmal Mianhae…”

    Bukan maksud Kyuhyun meninggalkan gadis itu pada seseorang yang menyakitinya. Tapi, ia harus memutuskan. Hye In akan sangat kecewa jika sadar kalau ia memilih Je Wo daripada dirinya.

Bukan maksud Kyuhyun membiarkan gadis itu menjerit, memanggil namanya, meminta tolong. Dia sadar, tapi ia menahannya. Menahan tubuhnya agar tidak berlari untuk memukuli pria mafia itu untuk menyelamatkan Je Wo. Ia harus sadar, Je Wo bukanlah tanggung jawabnya.

“Mianhae….” lirih Kyuhyun sambil mengikuti mobil sedan silver itu yang semakin menjauh dari jarak pandangnya.

FIN

    

131 pemikiran pada “[Freelance] Love For A While

  1. God Kyu sadissss, Ksian Jewo udh nangis, ngeronta-ronta mnta tolong  #IkutanNangis
    Eh bkan nya di tlong malah di sodorin , Need sequel ini mah
    keren dah Ff nya , tlisan nya jga rapihhh feel ny dpet.
    Doa ‘ tolong sdarkan Kyu oppa tuhan & cpet ksih pertolngan ke jewo supaya jewo bsa lpas dri tu orang, yg trakhir smoga aja ad sequel nya ya alloh ‘ smngat thor

  2. Aarrgghhh… ini songfict dont say goodbye..
    heheheheehe..

    huweeeee… q sll nangis miss kalo liat mv nya.. rasanya pengen nendang tuh namja.. tega bgt dy…

    bikin squel nya dong.. hrhehehe krn q masih penasaran dg cerita nya itu.. squel ala miss Ami hehehe..
    soalnya jengkel bgt tuh mv nya..
    bikin marah.. masak yo gtooo..

    heheheeh.. mian mian malah jd Gaje sendiri xixixixii..

    buat aja miss shin jewo lolos dr mafia itu trs hye in mati krn penyakit terus si jewo dendam & marah besar sm kyuhyun tp masih cinta.. & kyu pengen balikan & pengen ngulang dr awal.. kekekekeeke
    #kayalan konyol

  3. Ngenes bgt
    Sih
    sad sad banget
    tega banget kyuhyun ngasih HARAPAN YANG BENAR” PALSU! Lebih milih hye in
    Goddamn it!
    Sequel dong
    gmana je wo nya..
    ArgggHhH..Kesel gua jadinya ma kyuhyun

  4. Ngenes bgt
    Sih
    sad sad banget
    tega banget kyuhyun ngasih HARAPAN YANG BENAR” PALSU! Lebih milih hye in
    Goddamn it!
    Sequel dong
    gmana je wo nya..
    ArgggHhH..Kesel gua jadinya ma kyuhyun

    Miris

  5. Aih maunya ada sequelnya nih. Moga moga Je Wo baek2 aja Amin. Semoga kyuhyun sadar kalau dia tuh cinta ama Je Wo Amin. Daebakk thor

  6. apa kalau ada sekuel mereka akan bahagia?? mungkin penyesalan Kyuhyun sudah terlambat,, mungkin Je Wo sudah meninggal atau apalah karena disiksa gengster itu??

  7. Godd,, dbkin ff gni trsa bgtzz yakk..
    Ngliat mvx zaa sdh sdih bgtzz. Krenn bgtzz thour,, rangkaian kta2 dsni, sseolah2 dialog dlam mv itu

  8. waaaaaah ini cerita dari awal sampai akhir sama persis kayak video clip “dont say god bye” dr davichi,aq pikir author akan sedikit merubah ceritanya,atau mnambah di bagian akhir,aku kalo liat video clip itu rasanya nyesek banget,,,

    eh tp disini gak ada adegan ciumannya??hehe
    padahal aku nunggu banget adegan itu loch author hehe

  9. knpa kyu tega bgt sih , knpa dia gk minta bantuan maen serah serahin aja udah tau waktu kyu nemuin je wo gmana keadaan je wo . Nanti nasib je wo gmana ea? kta kyu ,hye in tiba tiba aja menghilang q kira tadi’y hye in mengilang karna ingin pergi ninggalin kyu tpi ternya dia hilang , tpi hilang’y tuh knpa ? Dia d culik atau apa?

  10. AKhirnya ada yang buatin ff mv davichi dont say goodbye, suka sama mv davichi yang itu, kasian je wo sebenarnya kyuhyun bimbang tapi kalo dipikir2 lagi aneh aja milih jewo mereka baru kenal berapa hari kalau milih jewo pasti ye in kecewa, walau dalam hati kyu ingin memilih jewo,baca ff ini sambil dengerin lagunya aduhhh 😥

  11. Ini cerita mv davinci dan ga tau knp ga ngena dihati ya min, udah ketebak soalnya hehehe mian
    Tp daebak qo, ff mimin nguras air mata kecuali yang ini✌✌

Tinggalkan Balasan ke azalea Batalkan balasan