Angry…

Untitled-1 copy

“Aku pulang saja.” Cetus Je Wo ketika baru saja ia dan Ha Won serta anak-anak mereka menginjakkan kaki di dalam Dorm. Tidak ada siapapun disana saat ini, karena beberapa member sedang berada di Luar Negri dan sisanya sedang memiliki jadwal masing-masing. Dan hari ini, Kyuhyun, Donghae, Eunhyuk dan Ryeowook sebentar lagi akan pulang kesana.

            Ha Won yang sedang menggendong Eunje membalikkan tubuhnya kebelakang, mendelik garang pada Je Wo yang sejak tadi mengerucutkan bibirnya dengan wajah enggan. “Sudah datang jauh-jauh kemari, kau ingin kembali pulang?”

            “Kau yang memaksaku datang, Eonnie!” rutuknya.

            Ha  Won tidak menyahut, ia segera menyecahkan bokong besarnya keatas sofa yang tidak terlalu empuk disana. Meletakkan Eunje keatas pangkuannya, “Eunje-ya… kau ingin bertemu dengan Appa?” tanya Ha Won dengan senyuman manis.

            Entah mengapa, Eunje memang terbilang dekat dengan Ha Won. Setiap kali wanita itu berada di dekatnya, maka ia seakan menganggap Ha Won adalah Ibunya dan sama sekali tidak memerdulikan Je Wo. Jika dicermati, sifat Eunje tidak jauh berbeda dari Hyunje. Meski Hyunje memang sangat nakal, tapi bocah itu tidak terlalu keras kepala seperti Eunje. Eunje tidak pernah bisa dibujuk, setiap ia menginginkan sesuatu makan jangan pernah tidak menyanggupinya atau ia tidak akan berhenti menangis hingga keinginannya terpenuhi. Eunje selalu berlindung di balik wajah polosnya.

            Eunje akan sangat menjadi penurut pada orang-orang yang selalu memenuhi apa pun keinginannya; bagun ditengah malam dan bermain dengannya, berada didalam bak mandi lebih lama dari biasanya. Tidak melarangnya ketika ia selalu menggunakan tangan kirinya untuk mengerjakan sesuatu. Kyuhyun selalu menuruti segala keinginan Eunje, sedangkan Je Wo adalah satu-satunya manusia paling cerewet dan menjadi musuh besar Eunje. Maka dari itu, Eunje hanya akan membutuhkan Je Wo ketika ia ingin tidur, bangun tidur dan sakit. Karena ketika ia ingin tidur, maka Je Wo harus ada disisinya. Dan ketika ia bangun, jika bukan Je Wo yang mengangkatnya dari dalam Box bayi, maka ia akan menangis. Terlebih ketika ia sakit, tidak ada satu orangpun yang berani menyentuhnya selain Je Wo. Karena Eunje akan memekik kuat bila bukan Je Wo yang menyentuhnya.

            “Cih, dia sama sekali tidak merindukan Kyuhyun.” Sahut Je Wo, lalu ia melirik kearah dapur, dimana Hyunje dan Dong Ha mulai beraksi menghabisi satu persatu makanan apa saja yang ada di dalam kulkas, “Jangan menyentuh susu milik Eunhyuk Ahjussi!” teriaknya.

            “Tidak! Akan kami tinggalkan satu kotak kecil untuknya.” Teriak kedua bocah itu bersamaan, lalu diikuti tawa geli keduanya.

            “Anakku menjadi sangat nakal setiap kali berada di dekat Hyunje.” Gumam Ha Won.

            Je Wo terlalu malas menyahutinya, ia lebih memilih menghempaskan diri disamping Ha Won. Lalu mencubit gemas sebelah pipi Eunje yang sontak memerah.

            “Papapapapa.” Celoteh bocah itu pada Je Wo.

            Kedua mata Je Wo menyipit, “Jangan merindukannya, awas saja kau.” Ancamnya.

            “Eiy… bagaimana bisa kau megancam anakmu seperti itu, Kyuhyun adalah Ayahnya, bodoh. Dasar wanita gila.” Omel Ha Won.

            “Masa bodoh,” sungutnya, ia menarik napas panjang saat menyandarkan diri. “Ayah seperti apa dia yang memarahi istri di depan anaknya. Lalu pergi ke Jerman tanpa berpamitan, bahkan, hampir satu minggu dia berada disana, tapi tidak sekalipun ia mencoba memberi kabar.”

            Setiap kali mengingat pertengakaran mereka beberapa waktu yang lalu, Je Wo memang seakan ingin mencekik Kyuhyun.

“Kau mau kemana?”

            Shin Je Wo yang sedang memasukkan beberapa pakaian Eunje kedalam tas kecil, berbalik kebelakang ketika mendengar suara Kyuhyun yang tiba-tiba berada di kamar mereka. Kedua alisnya mulai saling bertaut, menatap suaminya aneh, “Kenapa kau sudah pulang?” tanya wanita itu.

            Kyuhyun tidak menyahut, ia malah melangkah pelan mendekati Eunje yang terdengar berceloteh girang di dalam box bayinya. Saat kepalanya menjulur panjang kedalam sana, kedua matanya melebar seiring pekikan terkejutnya terdengar, “Ige mwoya? Kenapa PSP-ku ada ditangannya?” dengan wajah yang sedikit menegang, Kyuhyun menarik benda keramat itu dari kedua tangan Eunje. Menatap PSP miliknya yang dalam keadaan mengenaskan itu dengan tatapan menyedihkan. Seluruh permukaannya dibaluti oleh air liur Eunje. Belum lagi PSP itu dalam keadaan mati dan ketika ia mencoba menghidupkannya, sama sekali tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan disana.

            “Aku sedang mengemasi beberapa pakaiannya, dia tidak mau diam jika kuletakkan disana. Akhir-akhir ini Eunje sering merecoki Hyunje saat bocah itu bermain PSP. Kupikir dia juga menyukainya, jadi kuberikan saja punyamu.”

            Mendengar dengan ringannya Je Wo menjelaskan, Kyuhyun segera menatap wanita itu dengan wajah emosi, “Kau tahu PSP ini adalah PSP yang memang sering kugunakan, kan? Kenapa harus memberikannya PSP ini? Di dalam laci kan masih ada 3 PSP lainnya. Sekarang bagaimana dengan seluruh lavel gameku?” bentaknya.

            Je Wo mencibir pelan, “Kau terlalu berlebihan. Bukankah kau masih bisa melanjutkan level dan game itu di PSP lainnya? Lagi pula bukan aku yang menghancurkannya, tapi Eunje.” Kilahnya, kemudian kembali melanjutkan kegiatannya memasukkan beberapa pakian Eunje kedalam tas.

Kali ini wajah Kyuhyun benar-benar memerah menahan marah, pria ini tidak akan memberi keringanan pada siapapun yang merusak barang berharga miliknya, “Mudah sekali kau bicara.” Sahutnya dingin.

Mendengar nada berbeda yang terdengar dari suaminya, membuat tubuh Je Wo sedikit menegang di tempatnya. Ia sudah sangat mengenali nada seperti apa yang Kyuhyun perdengarkan. Dengan helaan napas lelah, Je Wo kembali menoleh padanya, sebelah tangannya tampak masih memegang sepasang pakaian Eunje, “Ayolah, Cho Kyuhyun. Aku tidak memiliki banyak waktu untuk bertengkar denganmu saat ini. Ibumu sedang menunggu Eunje dirumah, ia ingin membawa_”

“Kau kira aku peduli?!” bentaknya, sehingga membuat wajah Je Wo tersentak. “Seharusnya kau tahu aku tidak suka barang-barangku di sentuh seenaknya! Sudah berapa lama kau hidup denganku?!”

Seakan turut terpancing emosi, Je Wo menghempaskan pakaian Eunje keatas lantai dan menatap tajam Kyuhyun disana, “Yang menyentuhnya adalah anakmu sendiri! Haruskah kau semarah itu?” balasnya.

“Masalahnya, kau membiarkannya hancur seperti ini,” sebelah tangan Kyuhyun yang masih memegang PSP itu terangkat diudara. “Padahal kau bisa memberikan PSP yang lain padanya.”

“Aku sudah terlalu sibuk mengurus anak-anakmu seharian penuh, jangan kau kira pekerjaanku hanya menjaga seluruh barang-barang tidak berguna milikmu, Cho Kyuhyun! Jika kau tidak ingin barang-barangmu hancur di rumah ini, silahkan bawa dan simpan sendiri barang-barang sialan itu!”

“Tutup mulutmu!”

BRAK!

Wajah Je Wo semakin mengeras ketika Kyuhyun membentaknya sembari mencampakkan PSP itu kesudut kamar, ia sadar bagaimana sudah tidak sehatnya pertengkaran mereka saat ini. Tapi bukan Shin Je Wo namanya jika akan mengalah begitu saja, “Baik, aku akan menutup mulutku,” sahutnya dingin. Diliriknya Eunje yang seakan membatu didalam Bos bayinya. Wajah bocah itu memucat sedangkan bibirnya terkatup rapat. Sejujurnya Je Wo sangat tidak tega melihat Putranya seperti itu. Tapi otaknya memerintahkan agar ia segera memberi Kyuhyun pelajaran atas ucapannya. “Antar anakmu kerumah orangtuamu. Jemput Hyunje dari sekolahnya nanti,” cetusnya. Setelah itu kembali menatap Kyuhyun penuh ancaman. “Jangan sekali-sekali menyuruhku melakukan apapun. Jaga kedua anakmu sendiri, jika kau tidak mau, biarkan saja mereka melakukan apapun sesukanya.”

            “Hahaha, jadi dia tidak memberimu kabar?” goda Ha Won.

            Je Wo melirik kesal padanya, “Memangnya Donghae Oppa pernah meneleponmu?”

            “Tentu saja,” Ha Won melirik kearah dapur ketika mendengar suara Dong Ha memanggilnya. Kepalanya menggeleng pelan, “Pasti mereka bertengkar lagi,” rutuknya. Setelah itu menyerahkan Eunje keatas pangkuan Je Wo. “Aku memeriksa mereka dulu.”

            Melihat Ha Won beranjak pergi, Eunje merengek dengan kedua tangan terangkat, seperti ingin digendong oleh Ha Won, “Ck, yah! Ibumu adalah aku, bukan wanita itu.” Rutuk Je Wo. Dan seperti biasa, bibir Eunje melengkung kebawah, menandakan sebentar lagi ia akan menangis. “Omo… kau mulai lagi. Arraseo… maaf, oke? Ice cream?”

            Wajah Eunje yang tadinya merengut, kini kembali ceria seperti sebelumnya.

            “Cih, dasar. Kalau kau ingin Ice Cream, kau harus mau belajar berjalan. Jangan hanya ingin digendong kemana-mana.” Omelnya. Eunje memang kerap kali menolak setiap kali Je Wo mencoba mengajarinya berjalan. Umurnya sudah mencapai satu tahun dua bulan, tapi yang bisa ia lakukan hanyalah merangkak dan kegemarannya adalah digendong oleh semua orang.

            “Tubuhku sedikit pegal.”

            “Nanti kubuatkan the ginseng, Hyung.”

“Buatkan aku juga, Wookie.”

Jantung Je Wo bagaikan ingin melompat dari tempatnya ketika itu, suara pria-pria itu sudah terdengar, itu berarti suaminya juga sudah berada disana. Oh Tuhan… matilah aku.

“Appa!!!”

“Buatkan aku juga, Wookie.”

Jantung Je Wo bagaikan ingin melompat dari tempatnya ketika itu, suara pria-pria itu sudah terdengar, itu berarti suaminya juga sudah berada disana. Oh Tuhan… matilah aku.

“Appa!!!”

Entah dari mana datangnya kedua bocah yang berlari menyongsong Ayah mereka masing-masing, Je Wo menoleh kebelakang dan menemukan Ha Won berdiri diambang pintu dapur dengan senyuman penuh kerinduan yang ia tujukan pada Donghae. Je Wo bergidik ngeri, lalu kembali melirik kedepan. Kyuhyun tampak berjongkok dan berbicara dengan sedikit menahan kesal pada Hyunje yang tampak menarik-narik koper pria itu. Jika Dong Ha lebih memilih bermanja-manja dalam pelukan Donghae, Hyunje pasti lebih memilih memeriksa isi Koper Kyuhyun lebih dulu, dan mencari hadiah untuknya.

Dan kini, Eunje berteriak dengan suara melengking. Tubuhnya meronta-ronta kedepan, seakan turut ingin menyongsong kearah Kyuhyun. Ketika Kyuhyun menoleh kearah mereka, Je Wo tidak berhenti merutuki lengkingan Eunje yang membuat Kyuhyun menyadari keberadaannya. Mulanya pria itu memang menatap Eunje, namun setelah itu ia tampak termenung lama menatap Je Wo yang lebih memilih mengedarkan pandangannya kesegala arah, kemanapun, asal tidak bertemu pandang dengan pria itu.

“Eo, Eunje juga ada disini?” Je Wo menoleh pada Eunhyuk, pria itu mendekati mereka dengan pandangan berbinar yang tertuju pada Eunje. “Annyeong… Eunje-ya, kau tidak merindukan Appa?”

“Dia bukan anakmu, Hyung. Harus berapa kali kukatakan padamu, jangan menyebut dirimu Appa didepannya.”

Shin Je Wo reflek menoleh pada Kyuhyun yang telah berjalan mendekati mereka. Ia sempat melirik Hyunje yang berdevak kesal karena koper yang sedang ia amankan ternyata masih terkunci. Jantung Je Wo berdebar keras ketika Kyuhyun telah berdiri disampingnya.

Walau bagaimanapun, ia memang sangat merindukan pria itu. Bagaimana tidak, selama Kyuhyun berada di Jerman, tidak sekalipun ia mau menelepon. Tentu saja, selama itu juga Je Wo tidak lagi mendengar suara Kyuhyun. Dan sekarang, jika saja saat ini mereka masih berada dalam keadaan perang dingin, mungkin saja Je Wo sudah meloncat kedalam pelukannya sejak tadi.

“Tapi dia menyukaiku. Iya, kan, Eunje-ya?” sungut Eunhyuk.

Sayangnya, Eunje tidak menanggapinya, ia bahkan telah mencondongkan dirinya pada Kyuhyun, “Lihat, dia tahu siapa Ayahnya.” Sindir Kyuhyun penuh kemenangan. Kyuhyun segera mengambil Eunje dari dalam gendongan Je Wo. Membuat Eunhyuk berdecak kesal dan segera mengangkat kakinya dari sana, menyisakan Je Wo dan Kyuhyun serta Eunje.

Lagi-lagi Je Wo harus kembali memandang kesegalah arah, demi menghindari Kyuhyun. Sebenarnya, ia bisa saja pergi untuk menjauhkan diri dari pria itu, seperti menggoda Ha Won dan Donghae yang tampak sedang berpelukan meski Eunhyuk, Hyunje dan Donghae sedang menggoda mereka habis-habisan. Tapi sialnya, untuk menggerakkan kedua kakinya saja ia sudah mereka kesulitan.

“Kau tidak merindukan Appa?”

“Tatatata, Mamamamama.”

Dalam hati, Je Wo mengerang kesal. Kenapa Eunje harus menyebut-nyebut namanya? Bocah kecil itu sama saja seperti Hyunje. Selalu membuka rahasianya.

Dan ketika ia merasakan jemarinya menghangat, tidak ada yang dapat Je Wo lakukan selain membulatkan matanya terkejut. Kehangatan itu jelas berasal dari jemari Kyuhyun yang menggenggam jemarinya. Matanya mengerjap beberapa kali sebelum ia mendengar bisikan suaminya.

“Bagaimana kabarmu?”

Seperti bongkahan batu es yang meleleh, begitulah yang sedang Je Wo rasakan. Dadanya terasa menghangat dan lututnya seakan lemas gemetar. Sudah sangat lama rasanya Kyuhyun tidak menggenggam jemarinya seperti itu, menanyai kabarnya dengan suara lembut. Persetan dengan dengan pertengkaran itu, batinnya.

Akhirnya, ia menoleh pada Kyuhyun, tersenyum samar dan kaku, “Aku baik-baik saja.” Jawabnya pendek. Tapi ketika melihat tatapan sendu Kyuhyun padanya, tatapan yang jelas sekali tengah menahan rindu sepertinya, Je Wo segera menggigit bibir bawahnya, menahan tubuhnya yang sudah ingin sekali memeluk pria itu.

Tidak-tidak… mana boleh aku memeluknya lebih dulu. Bagaimanapun aku…

Wajahnya menghangat saat perlahan, Kyuhyun menarik lengannya mendekat dan mengecup lama dahinya. Bibirnya tidak bisa menahan senyum kemenangannya, akhirnya pria itu yang melakukannya lebih dulu, kan? Setidaknya, dalam pertengkaran mereka dialah pemenangnya, seperti biasa.

“Apa yang kau belikan untukku? Hadiah dari Jerman?” goda Je Wo, namun kedua matanya seakan tengah memuaskan diri memandang raut wajah suaminya. Wajah tanpa make-up pria ini memang sangat disukai Je Wo. Karena baginya, Cho Kyuhyun tanpa Make-up adalah Cho Kyuhyun yang sebanarnya, Cho Kyuhyun miliknya.

Kyuhyun menghela napas berat, ia melirik kebelakang tubuh Je Wo, “Eunhyuk Hyung.” panggilnya.

“Apa?”

“Ini, bawa Eunje bersamamu.”

Dahi Je Wo mengernyit, kenapa tiba-tiba Kyuhyun menyuruh Eunhyuk mengambil Eunje? Bukankah tadi dia yang mengusir Eunhyuk dari sana? Tapi setelah Eunje diambil oleh Eunhyuk, dan Kyuhyun membawanya menuju kamar Lee Sungmin, akhirnya wanita ini mengerti. Diam-diam ia tersenyum samar sedangkan hatinya bersorak girang.

Kyuhyun membawanya kedalam kamar yang tampak begitu rapi, menutup pintunya, lalu keduanya sama-sama berdiri canggung disamping ranjang. Namun pria itu sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari wajah Je Wo. Hanya Je Wo yang masih berusaha melirik sekelilingnya agar rasa canggungnya sedikit mereda.

“Sulit sekali ya, menatapku?”

“Eo?” gumam Je Wo terkejut, ia melihat tatapan serius Kyuhyun padanya, hingga ia harus meneguk ludah beratnya.

Jemari Kyuhyun mulai terangkat, membelai sisi wajah Je Wo yang sontak merona, “Maaf tidak pernah menghubungimu,” ujarnya lembut. Lalu sebelah tangannya yang bebas menarik pinggang Je Wo agar semakin merapat padanya. “Kau baik-baik saja?”

Je Wo mengangguk pelan, “PSP itu…” gumamnya kecil.

“Tidak masalah, seperti yang kau bilang, aku masih memilik beberapa PSP lainnya. Kau benar, aku terlalu berlebihan.”

“Bukan, maksudku, PSP itu sudah kuperbaiki. Kau masih bisa menggunakannya, seluruh isinya tidak rusak ataupun hilang. Hanya Cassingnya saja yang sedikit tergores karena kau mencampakannya keatas lantai.” Jelas Je Wo.

Kyuhyun menautkan kedua alisnya, sejak kapan wanita ini mau merepotkan diri, batinnya? “Kau memperbaikinya?”

Je Wo mencibir, “Lain kali jangan mengomel dulu. PSP itu hanya kemasukan air liur Eunje dan masih bisa di perbaiki. Kau saja yang terlalu emosinal.” Rutuknya.

Entah karena merasa senang ia dan Je Wo telah kembali berbaikan, atau karena PSP miliknya masih dapat ia gunakan, Kyuhyun segera memeluk Je Wo dan mengecupi ujung kepala wanita itu dengan senyum mengembang, “Terima kasih.” Bisiknya.

“Hanya itu? Untuk seorang istri yang telah memperbaiki benda yang membuatnya harus di marahi oleh suaminya hingga suaminya tidak pernah mau sekali saja meneleponnya selama hampir satu minggu, hanya ucapan terima kasih?”

Kyuhyun melepas pelukannya, menatap Je Wo dengan kedua mata menyipit, “Tidak, kau akan mendapatkan yang lebih baik.” Jawabnya.

Dan dengan gerakan lembut, jemari Kyuhyun merambat kedalam tengkuk Je Wo, menekannya kedepan ketika ia mulai mendekat. Lalu apa yang sejak tadi memang telah mereka nantikan terjadi. Saat bibir Kyuhyun baru saja menyentuh permukaan bibir Je Wo, wanita itu menggerakkan bibirnya cepat untuk menyambutnya. Lalu melingkarkan sebelah lengannya pada leher Kyuhyun, sedangkan jemari bebasnya mulai meraba dada Kyuhyun yang terjangkau olehnya karena dua kancing kemeja yang Kyuhyun kenakan telah terbuka.

Ciuman itu menimbulkan bunyi berisik yang tidak teredam. Bahkan, keduanya sama sekali tidak ambil pusing jika suara decakan mereka terdengar hingga keluar kamar. Lama tidak saling bermesaraan membuat pasangan yang memang tiada hari tanpa bercumbu itu seakan sedang memuaskan dahaga.

“Aku merindukanmu…” desah Je Wo saat wajahnya terpaksa menengadah keatas ketika Kyuhyun mulai menyapa leher jenjangnya.

“Aku bahkan hampir gila karena merindukanmu.”

Je Wo menggigit bibir bawahnya dengan desahan yang tertahan ketika Kyuhyun menggigit-gigit kecil leharnya. Matanya terpejam menahan sesuatu. Namun kedua tangannya mulai menahan kepala Kyuhyun yang bergerak kesana kemari menjelajahi tubuhnya. Saat ia berhasil membuat wajah Kyuhyun kembali menghadap padanya dengan merengut, ia tersenyum kaku. “Apa kau bisa bermain dengan cepat kali ini?”

            Bibir Kyuhyun tampak menipis, membentuk sebuah garis yang tak terbaca. Untuk beberapa saat ia tidak bereaksi hingga akhirnya ia memajukan wajahnya kedepan, mengecup keras bibir Je Wo, “Tunggu sebentar, aku akan mengunci pintu.” Bisiknya.

            Kyuhyun berbalik kebelakang, berjalan cepat untuk mengunci pintu. Setelah selesai, ia kembali berbalik, menatap Je Wo, masih berdiri di depan pintu yang telah tertutup rapat, “Sudah. Tapi kita tidak bisa menggunakan ranjang, atau Sungmin Hyung akan membakar rumah kita karena tahu kita menggunakan ranjangnya untuk bercinta.” Ujarnya dnegan seringaian.

            “Jadi…”

            “Lantai, atau dinding?”

            “Kita sudah pernah menggunakan dinding.”

            “Kalau begitu hanya lantai satu-satunya tempat.”

            Je Wo mengulum senyuman nakalnya. Setelah itu ia segera berlari dan melompat kedalam pelukan Kyuhyun dengan kaki yang melingkari pinggang Kyuhyun erat, “Dinding saja, aku tidak ingin pakaianku kotor terkena lantai.” Bisiknya.

            “As you wish, babe.”

THE END.

194 pemikiran pada “Angry…

  1. Gilak serem banget kyu kalo lagi marah,,,hii.. Je wo tuh tipikal orang yang ambisius kali ya? Sampe berantem aja gak mau kalah. Sumpah thor aku kecanduan ffmu!! Walaupun pairing yang aku suka minsul bukan kyu-oc tapi aku suka bangett sama ff authorㅠㅠㅠㅠ
    Bikin yang lain lagi deh thor ;D

    • …ternyata si kyu serem banget yaa kalo lagii marah , padahal cuman karna psp doang lohh ampe segitunya!!! kkk but finally mereka rukun kembali dan aku seneng banget liatnya…
      Berharap ada kelanjutan dari nii ff :)))

  2. Ckck..kyuje…puasa 1mggu an..tnpa komunksi..waahh..untng sling introspksi..jd bs kmbli rukun n ttep mesra..kk
    eunje..ckck..msih bayi..tp bnr“ klo ngmbek..waahh ngalain appany..

  3. Apa??? kyu marah hanya PSP rusak??? Aigoo dasar kekanakan,. 😀
    hahaha hyunje” kau bnar” lucu wkwkwkwk,. eunje ternyata juga nakal ya,. 🙂

  4. Aduhhhh tisuuu mnaaa tisuuuu.. mimisannn bcaaa nie mahh,, hedeuhhh cuople mreka niee sllu jdi fav. Smuaaa trrsa,, romancenya n pertngkarannya pun. Klop bgtzz dahh

  5. Marahnya lucu, manis banget gitu yee :3
    tp typo nya masih agak banyak kak, hehe itu sedikit koreksi aja kok :3
    no comment endingnya, ku skip skip bacanya, ngeri ah xD

  6. eonni, beneran deh.. aku gak bosen” kalo suruh buka blog ini berulang ulang kali…
    beneran aku suka semua cerita yg ada disini..
    baca nya juga berulang ulang, tapi tetep gak bosen…
    kerasa adj gt feel nya dapet, menguras emosi, senyum” sendiri, ketawa cekikian, jengkel, sedih,bahkan bisa banjir air mata…
    wkwkwkw

    eonni jjang…:D

  7. dinding,,,omo dinding
    berkali,kali pun q baca ttap jja gk prnah bosan
    I like this couple,
    goodjob bwt authornya
    semua fanfic d blog ini favo q,keren abis 🙂

  8. Y elah cm gr2 psp ny kena air liur eunje kyu marah nympe sgtu ny hadeuhhh dsar maniak.
    Tp tetp aj y mesum ny. Sm2 mlepas rindu dg bcinta ni crta ny hahaha. Hajar babeee :p

  9. Huuuaaahhh,,, tutup mata pas adegan terakhir. Tapi tetep ngintip dikit. kkekekekeee
    Endingnya so sweet yah,,, ?? 🙂
    Walaupun awalnya mereka bertengkar hanya karena masalah sepele. Kyupa emang gak mau ada yg nyentuh istrinya #LirikPSP. Hahaaaa

  10. masalah kecil aja dijadikan masalah besar..
    gak inget ma umur apa kalau bertengkar terus..
    dibuka dengan pertengkaran dan ditutup dengan kemesraan..
    bener2 wow authornya..
    suka banget ma endingnya..
    gak sadar apa diluar masih ada orang..

  11. Untung je wo strong ya. Kalo enggak, bisa2 langsung nangis gara2 kena marah kyuhyun. Kyuhyun serem ih kalo marah.
    Tp emang deh, couple ini mah mau marah segimanapun tetep aja akhirnya bakal ngelepas rindu dengan cara mereka sendiri. Tp itu kyuhyun ga minta maaf atau gimana? Udah marah2in je wo garagara psp nya

  12. Waktu,tempat, dan suasana (?) ketiga hal ini nih yg suka dilupakan sama couole ini #apacoba? Marah didepan anak, mesraan juga di depan anak? Omegat 😁

Tinggalkan Balasan ke rosnabilondatu (@rosna_cho) Batalkan balasan