Let Me Kiss You

Pria dingin itu lagi-lagi ramai dibicarakan teman-teman sekelasnya.

    Shin Je Wo memutar bola matanya malas setiap kali Park Sora, teman sebangkunya tak henti berceloteh memuji sosok pria yang duduk diam penuh ketenangan dibalik mejanya. Sora seolah-olah selalu menemukan beribu bentuk kekaguman dari pria itu. Tampan, pintar, pendiam, keren, pintar olah raga dan bla bla bla.

    Nama pria itu Cho Kyuhyun. Dia murid baru yang pindah kesekolah mereka sejak satu bulan yang lalu dan sudah mendapatkan perhatian seluruh orang dalam hitungan menit setelah dia menyecahkan kakinya disana. Dilihat dari fisiknya, Kyuhyun memang terbilang tampan meski bagi Je Wo ketampanannya masih dalam taraf wajar. Tidak seperti tanggapan seluruh murid perempuan disekolahnya.

    Sekarang ini, Kyuhyun adalah satu-satunya The most wanted disekolah. Ratusan gadis-gadis selalu berusaha mendekatinya. Dan kabar buruknya, Kyuhyun tidak pernah menanggapi satupun diantara mereka. Bahkan belum ada satu gadis manapun disekolah yang berhasil menyentuh Kyuhyun meski hanya permukaan kulitnya saja.

    Seperti yang diketahui, Kyuhyun sangat pendiam dan hanya mau berbicara seperlunya. Di klub Basket dan Matematika yang dia ikuti saja, Kyuhyun jarang berbicara kalau tidak ada yang mengajaknya bicara dan itupun tidak lebih dari lima belas detik.

    “Aku yakin gadis yang bisa membuatnya bicara lebih dari lima belas detik pasti sangat beruntung. Uh… andai saja aku bisa.” Keluh Sora dengan berbisik setelah menyelesaikan celotehan penuh pujian pada sosok Kyuhyun yang masih betah memandang kearah luar jendela disampingnya.

    Je Wo mengikuti kemana arah mata Sora memandang dan turut mengamatinya. Sekarang adalah jam istirahat. Seperti biasanya, kelas akan sangat sepi. Saat ini saja hanya ada lima orang yang ada disana. Cho Kyuhyun, mereka berdua dan dua orang lainnya yang sedang sibuk menyalin materi dari papan tulis. Sedangkan Kyuhyun, pria itu jarang sekali terlihat berkeliaran diluar kelas dijam istirahat. Yang dilakukannya hanyalah duduk diam dan memandang anak-anak basket yang sedang bermain dilapangan basket dari tempatnya.

    Dahi Je Wo berkerut samar saat memikirkan sesuatu. “Apa dia tidak lapar?”

    “Dia, kan, selalu membawa minuman dan beberapa cemilan didalam tasnya.” Sora menyahut cepat.

    Je Wo memutar kepalanya secepat kilat untuk menatap Sora hingga rambut panjangnya yang mencapai pinggang turut bergerak kearah yang sama. “Benarkah?” bola mata bulatnya mendelik tidak percaya.

    “U-huh.” Sora mengangguk-angguk khitmat.

    “Dari mana kau tahu?”

    “Aku dan yang lainnya sempat memata-matainya.”

    “Oh ya Tuhan…” Je Wo menggeleng-gelengkan kepalanya putus asa. Kenapa ada orang sebodoh Sora yang rela membuang-buang waktunya untuk memata-matai Kyuhyun? Dan lagi, kenapa Kyuhyun itu sangat aneh!

    Gadis cantik nan feminin ini memang terbilang bersifat tidak peduli pada sekitarnya. Selain cerewet dan juga senang berimajinasi, Je Wo adalah gadis yang sedikit berbeda dari teman-temannya. Dia tidak mudah tertarik dengan murid laki-laki tampan disekitarnya. Sejak dia sekolah disana sampai saat ini, hanya ada satu anak laki-laki yang sempat membuatnya jatuh hati. Itupun anak laki-laki itu sudah pindah kesekolah yang ada di Kota lain.

    “Aku sering berusaha menyapa Kyuhyun. Tapi dia hanya menatapku sekilas lalu membuang muka.” Keluh Sora lagi dengan wajah menyedihkan.

    Bahu Je Wo bergedik tak peduli mendengar keluhan Sora. Dia sudah bersiap-siap untuk pergi keluar kelas menemui teman-temannya. “Aku keluar lebih dulu, ya.” Pamitnya.

***

“Sampai bertemu lagi.”

    Seruan guru Bahasa Inggris yang mengajar di jam terakhir dikelas mereka dijawab serempak oleh seluruh murid. Selanjutnya, suara berisik dari derak kursi, benturan buku diatas meja lalu tawa riang murid-murid mulai terdengar. Saat ini sudah pukul lima sore. Mereka terpaksa pulang lebih lama karena ada pelajaran tambahan. Begitulah jika ujian tengah semester sudah dekat.

    “Sora-ya, ayo kita mampir di kedai Bibi Jung!” ajak Je Wo bersemangat.

    Sora mengangguk cepat, mulutya sudah terbuka untuk memberi jawaban. Tetapi tepukan diatas bahunya membuat dia membatalkan niatnya dan menoleh kebelakang. Disana, ada Ji Hyun dan Bora.

    “Bagaimana? Tadi kau berhasil tidak?” tanya Ji Hyun.

    Sora menggelengkan kepalanya lesu.

    “Sudah kuduga…” timpal Bora.

    Je Wo yang tidak mengerti apa-apa hanya bisa mendengarkan percakapan ketiganya dengan kepala yang berpindah-pindah arah.

    “Dia tetap hanya duduk diam ditempatnya sambil menikmati sebungkus roti.” Keluh Sora.

    “Roti lagi… roti lagi.” Gumam Bora malas.

    Karena semakin tidak mengerti, akhirnya Je Wo mengintruksi. “Hei, kalian ini sedang membicarakan apa?”

    Sora menoleh padanya. “Kyuhyun.” Bisiknya pelan.

    “Lagi-lagi Sora gagal mengajak Kyuhyun bicara dengannya.” Tambah Bora.

    Mulut Je Wo setengah terbuka memandangi ketiganya.

    “Sudahlah, kita ubah saja rencana selanjutnya agar besok bisa berhasil.”

    “Ji Hyun benar, Sora-ya. Ayo, kita pergi ketempat biasa.”

    Sora mengangguk, lalu setelah berpamitan pada Je Wo dan meminta maaf karena tidak bisa ikut mampir kekedai Bibi Jung, dia segera pergi bersama Ji Hyun dan Bora.

    Sepeninggalan mereka, Je Wo hanya bisa duduk diam ditempatnya dengan tanda tanya besar didalam otaknya. Mengapa mereka sampai segila itu pada seorang Cho Kyuhyun? Apa yang sangat spesial dari Kyuhyun? Bukankah dia sama saja dengan anak laki-laki disekolahnya? Bahkan baginya Kyuhyun sangat aneh.

    Dan Je Wo masih saja tidak menemukan jawaban meski berakali-kali berpikir keras.

    Saat Je Wo tersadar dari lamunannya, dia melihat seisi kelasnya telah sepi. Lalu dia segera memasukkan sisa buku-bukunya kedalam tas dan bergegas pergi. Hanya saja, saat dia tidak sengaja melihat kebelakang, mata Je Wo segera menyipit, memandang pada satu sosok yang baru saja membuatnya berpikir keras tentangnya.

    Langkah Je Wo sontak terhenti. Matanya semakin intens memandangi sosok itu. Cho Kyuhyun. Yang dengan tenangnya memandang keluar jendela meski keadaan kelas sudah sangat sepi dan hanya menyisakan mereka berdua. Lagi pula, mengapa dia hanya duduk disana meski kelas telah bubar?

    Lelaki ini… mengapa aneh sekali?

    Dia hanya lelaki biasa, kan? Dia memang pintar bermain basket, tapi ada banyak murid laki-laki yang juga mempunyai keahlian serupa. Dia pintar, tapi tetap tidak bisa mengalahkan Lee Jonghyun, anak kelas 3A yang selalu menjadi bintang sekolah dalam berbagai Olimpiade. Dia tampan. Ayolah… bahkan ada banyak murid laki-laki yang lebih tampan darinya.

    Lalu mengapa seluruh gadis mengelu-elukan Kyuhyun yang bahkan tidak pernah mau berbicara dengan mereka?

    Kepala Je Wo bergerak miring begitu saja saat pikiran-pikiran itu kembali melayang-layang didalam kepalanya.

    Aku yakin gadis yang bisa membuatnya bicara lebih dari lima belas detik pasti sangat beruntung.

    Kata-kata Sora tiba-tiba saja terlintas dalam ingatannya. Dan tanpa sadar, Je Wo meremas pegangannya pada tali-tali ranselnya.

    Beruntung… benarkah?

    Entah setan dari mana yang bernyanyi-nyanyi ditelinganya hingga Je Wo tampak berpikir keras mempertimbangkan sesuatu diotaknya. Dan Je Wo berhasil memutuskannya. Perlahan, dia melepaskan tas ranselnya lagi dan meletakkannya disembarang meja. Lalu sambil menggigit bibir bawahnya pelan, Je Wo mulai berjalan perlahan menghampiri Kyuhyun.

    Ada cahaya mentari sore yang melapisi setengah permukaan wajah Kyuhyun yang menghadap keluar dan semakin mempertegas pahatan wajahnya. Je Wo semakin memicingkan matanya setiap kali langkahnya menghantar dirinya semakin dekat pada Kyuhyun.

    Dan tibalah saat kedua kakinya berhenti didepan sebuah bangku yang ada didepan meja Kyuhyun, Je Wo merasa sedikit awas menunggu-nunggu reaksi lelaki itu. Je Wo yakin, Kyuhyun tidak mungkin tidak menyadari keberadaannya. Dan dia sangat percaya kalau Kyuhyun akan segera bertanya padanya, mengapa dia ada didepannya. Ya, seperti yang dilakukan semua orang.

    Ayolah… palingkan wajahmu padaku. Lihatlah aku… lihat… lihat…

    Sampai dipermohonan terakhir batinnya, Kyuhyun tetap tidak menoleh padanya seolah-olah dia memang tidak menyadari keberadaan Je Wo.

    Baiklah, itu sangat mengganggu keegoisan dan harga diri gadis itu. Dengan hembusan napas jengah yang kuat sampai poni diatas dahinya bergerak pelan, Je Wo akhirnya berdehem pelan.

    “Cho Kyuhyun.” Panggilnya ketus.

    Kyuhyun akhirnya menoleh padanya. Dan Je Wo berteriak kesal dalam hati setelah melihat ekspresi datar yang diberikan padanya.

    “Namamu Cho Kyuhyun, kan?” mata Je Wo sedikit memicing saat bertanya. Basa-basi. Dia hanya sedang berusaha mencari-cari cara agar lelaki ini mau membuka mulutnya dan bersuara. Je Wo yakin tidak sulit baginya untuk membuat Kyuhyun berbicara. Dan dia akan membuktikannya hari ini.

    Hanya saja, dugaan Je Wo meleset jauh. Jangankan bersuara, membuka mulutnya saja Kyuhyun tidak mau. Dia hanya menatap Je Wo seolah-olah tidak mengenal gadis itu. Mata kecoklatan Kyuhyun dengan tenangnya menilik wajah Je Wo.

    Desisan Je Wo tidak bisa ditahan. Harga dirinya benar-benar telah tercabik-cabik. Berani seali Kyuhyun memperlakukannya seperti ini!! Bahkan mereka sudah berada dikelas yang sama sejak satu bulan yang lalu. Tapi sekarang dia malah memandang Je Wo seolah-olah Je Wo adalah orang asing yang tidak dia sukai.

    Kau harus bicara padaku. Lebih dari lima detik. Dan aku akan membuat sifat anehmu itu berhenti detik ini juga!

Dengan amarah yang menggebu-gebu dalam dirinya, lalu napasnya yang sedikit tersengal-sengal, tubuh Je Wo mulai bergerak. Dia menyecahkan salah satu lututnya diatas kursi disampingnya dengan kedua mata yang tidak melepas kontak pada kedua mata Kyuhyun. Kemudian, lututnya yang lain turut ikut serta hingga kini tubuhnya telah berada diatas kursi dengan kedua lutut yang menjadi tumpuannya.

Je Wo masih mengamati wajah Kyuhyun yang sama sekali tidak berubah. Bahkan bergerak sajapun tidak. Dia tetap duduk menghadap padanya dengan kedua tangan yang jemarinya saling bertautan diatas meja. Hal itu menuai dengusan kasar dari hidung Je Wo dan disusul dengan tubuhnya yang semakin maju kedepan.

Saat wajah Je Wo semakin membunuh jarak diantara mereka, Kyuhyun mulai bereaksi.

“Kau mau apa?”

Sebelah sudut bibir Je Wo tertarik puas mendengar pertanyaan Kyuhyun yang terkesan dingin nan tajam. Akhirnya dia bicara juga. Ya, meski suara rendahnya itu terdengar menyebalkan ditelinga Je Wo. Belum lagi caranya menatap Je Wo berubah menjadi mengerikan. Seolah-olah Je Wo adalah seorang pembunuh berdarah dingin yang ingin menyerangnya.

Shut up and let me kiss you.

Je Wo tidak tahu kalimat itu berasal dari mana. Dia juga tidak tahu saat Kyuhyun ingin bergerak mundur dia malah menahan sebelah lengan Kyuhyun agar tetap berada diatas meja. Dan dengan gerakan yang semakin aktif, Je Wo menarik sebelah bahu Kyuhyun agar lelaki itu berada dalam jangkauannya.

Dalam hitungan detik, bibir mereka telah menyatu bersamaan dengan gelenyar dan debaran aneh yang menerjang seluruh organ tubuh Je Wo hingga dia memejamkan matanya erat. Dia tidak peduli lagi terhadap tubuh Kyuhyun yang mengejang atau otaknya yang mendadak lumpuh dan tidak bisa bekerja untuk memikirkan bagaimana caranya dia melepaskan sentuhan bibir mereka.

Shin Je Wo tidak tahu.

Cahaya mentari sore bersorak-sorak gembira menyelimuti aura pelangi yang mengelilingi keduanya. Hening yang bergelung didalam kelas itu turut bersuka cita. Kedua insan itu telah membuat alam yang mengintin dari balik jendela tersenyum malu-malu melihat kegiatan yang mereka lakukan.

Je Wo nyaris mendidih dengan wajah yang memerah jika mereka masih seperti itu dalam waktu satu menit kedepan. Untungnya, Kyuhyun segera mendorong tubuhnya hingga ciuman itu terlepas.

“APA YANG KAU LAKUKAN?! BERANI SEKALI KAU MENCIUMKU! APA KAU DUDAH GILA?! BAGAIMANA BISA KAU MELAKUKAN HAL ITU PADAKU! DASAR GADIS MESUM! AKU BAHKAN TIDAK MENGENALMU DAN KAU MALAH BERANINYA MENCIUMKU? AKU BISA SAJA MENGADUKANMU, BUKAN, AKU BISA MENUNTUTMU DENGAN TUDUHAN PELECEHAN SEKSUAL! KAU MENJIJIKAN! KENAPA KAU DIAM SAJA, HUH?!”

Je Wo mengerjap berkali-kali dengan bibir setengan terbuka ditempatnya mendengar rentetan makian dan amukan Kyuhyun padanya. Dia bukan terkesima pada bad word yang dilontarkan Kyuhyun, tapi dia sangat terkesima dengan suara menggelegar penuh amarah lelaki itu. Untuk pertama kalinya Kyuhyun mengeluarkan suara sekeras itu didepan orang lain.

Beginikah lelaki yang digilai teman-temannya itu? Tidak ada bagus-bagusnya sama sekali. Makiannya saja sangat mengerikan. Padahal hanya karena sebuah ciuman.

Ciuman. Ya… ciuman…

CIUMAN?!

Bola mata Je Wo melotot sempurna. Dia baru saja menyadari tindakan konyolnya.

“Apa? Kenapa kau melotot padaku? Kau yang menciumku, bukan aku yang menciummu!” cerca Kyuhyun bertubi-tubi. Terganggu dengan pelototan Je Wo.

Kini, Je Wo hanya bisa mengatup rapat mulutnya sambil bergerak perlahan-lahan dari atas kursi. Dia berharap wajahnya tidak merona malu atau lelaki ini akan semakin mengolok-olok tindakan cabulnya.

“Aku tidak menyangka gadis sepertimu sangat cabul!” lagi-lagi Kyuhyun menyerangnya. Ujung matanya berkilat setiap kali kalimat sadis meluncur dari mulutnya.

    Lengkap sudah!!!! Jerit Je Wo dalam hatinya. Lalu dengan gerakan sigap, dia segera berbalik dan menyambar tas ranselnya. Berlari tergesa-gesa meninggalkan kelas berserta Kyuhyun yang sempat berteriak padanya.

    Aku sudah gila… aku sudah gila…

    Je Wo berlari kencang seolah-olah ada sesosok hantu yang sedang mengejarnya. Dikepalanya hanya memikirkan sesuatu. Pergi menjauhi Cho Kyuhyun atau dia akan mati karena menahan malu.

    Sampailah kedua kakinya didepan gerbang sekolah, barulah dia berhenti berlari dan membungkuk dengan memegangi kedua lututnya. Napasnya tersengal-sengal. Wajahnya basah oleh keringat. Sungguh, dia tidak pernah berlari sekencang dan secepat itu dalam hidupnya.

    “Bodoh! Bodoh! Bodoh!” rutuknya memukuli kepalanya sendiri.

    Kepalanya menoleh kebelakang, berusaha memastikan kalau tidak ada orang yang mengejarnya. Lalu ekor mata Je Wo melirik kearah gedung sekolah. Lagi-lagi wajahnya bersemu mereka dan dia sontak menghentak-hentakkan kakinya diatas tanah sambil merengek.

    “Apa yang kulakukan?! Kenapa aku menciumnya?! Dimana harga diriku, huh?!” muak memukul kepalanya, kini Je Wo beralih meremasi rambutnya. “Dia bahkan menyebutku mesum dan cabul. Huwaaaaa dimana harus kuletakkan wajahku nanti saat bertemu dengannya?!”

    Gadis itu semakin bersemangat mengomeli dirinya sendiri. Menyesali perbuatannya yang diluar dugaan. Dia masih tidak mengerti, hal apa yang membuatnya berani melakukan aksi gila seperti tadi.

    Padahal, sejak awal dia tidak pernah peduli ataupun mau merepotkan dirinya untuk memikirkan siapa itu Cho Kyuhyun. Hingga tadi, karena sebuah pemikiran dan tekad aneh yang tiba-tiba menghampirinya, kini kehidupan Je Wo mulai berubah haluan.

***

Geraman tertahan Kyuhyun terdengar bersamaan dengan helaan napas kasarnya. Dia memejamkan matanya erat berusaha menahan amarahnya yang menggebu setelah kejadian beberapa menit lalu yang menimpanya.

    Gadis gila itu!! Rutuknya dalam hati.

    Mimpi apa dia tadi malam sampai tiba-tiba saja ada seorang gadis yang menciumnya tanpa basa-basi. Bahkan Kyuhyun masih sangat jelas mengingat ekspresi angkuh yang tersirat diwajah gadis itu sebelum menciumnya tadi.

    Tunggu!

    Mata Kyuhyun terbuka cepat saat sebuah pemikiran terlintas dikepalanya.

    Dia tahu banyak gadis pengganggu yang mengelilinginya setiap hari karena tergila-gila padanya. Tapi, dari seluruh gadis-gadis itu, baru kali ini Kyuhyun menemukan tatapan berbeda. Biasanya, semua gadis akan memperlihatkan tatapan penuh cinta. Tapi… gadis itu tadi…

    “Dia membenciku.” Gumam Kyuhyun pelan.

    Ya, benar. Dari cara gadis itu memanggil namanya karena dia tidak mau menoleh padanya tadi, jelas sekali tersimpan nada kemarahan. Sebenarnya, sejak awal Kyuhyun tahu gadis itu berdiri didekat mejanya. Hanya saja Kyuhyun terlampau malas untuk peduli meski sejujurnya gadis itulah alasannya masih tetap duduk dibangkunya. Niat Kyuhyun untuk pulang tertunda saat diam-diam Kyuhyun memandangi punggung gadis itu.

    Kyuhyun mengamatinya. Gadis itu hanya duduk diam dengan wajah menghadap lurus kedepan dan tidak melakukan apapun selama beberapa menit. Hal itu mengundang rasa penasaran dalam dirinya.

    Apa yang sedang dipikirkan gadis itu?

    Dan untuk itulah, Kyuhyun memilih menunggu sampai gadis itu tiba-tiba saja tersentak dan memerhatikan sekelilingnya tapi tidak menolehkan kepalanya kebelakang. Kyuhyun menghembuskan napas malasnya ketika melihat gadis itu terburu-buru memasukkan beberapa buku kedalam tas. Jelas sekali kalau sejak tadi gadis yang sampai saat ini tidak dia ketahui namanya itu sedang melamunkan sesuatu.

    Membuang waktuku saja!

    Tapi meski begitu, Kyuhyun tetap tidak melepaskan tatapannya dari punggung itu. Dia masih saja mengamatinya yang berdiri, memakai ranselnya lalu beranjak dari tempatnya duduk. Sampai pada saat kepalanya tiba-tiba menoleh kebelakang, Kyuhyun sontak memalingkan wajahnya kesamping, memandang keluar jendela dengan raut wajah yang biasa dia perlihatkan.

    Dia tahu gadis itu memerhatikannya. Dia tahu gadis itu menghampirinya. Dan sejujurnya, dia hampir saja tertawa setelah gadis itu memanggil namanya dengan kesal dan menatapnya terganggu. Tapi Kyuhyun tetaplah Kyuhyun. Anak laki-laki berkelakukan dingin yang tidak suka berinteraksi dengan sembarang orang.

    Kyuhyun melakukan apa yang biasanya dia lakukan untuk mengusir orang lain dari hadapannya. Mengunci rapat mulutnya. Awalnya, dia pikir gadis itu akan segera pergi seperti yang lainnya. Tapi, ketika gadis itu malah beranjak naik keatas kursi didepan mejanya dan memajukan wajah kearahnya, Kyuhyun mulai merasa aneh.

    Karena itu tanpa sadar, Kyuhyun akhirnya bersuara. Tapi yang dia dapatkan malah sesuatu yang tidak pernah dia bayangkan.

    Shut up and let me kiss you.

    Jemari Kyuhyun kontan menyentuh bibirnya sendiri ketika kalimat tegas tanpa malu-malu itu kembali terngiang-ngiang ditelinganya. Kyuhyun masih ingat dengan jelas rasa hangat yang menyelubungi bibirnya. Sengatan ringan yang menusuk-nusuk seluruh tubuhnya. Dan kedua matanya yang terbelalak lebar masih merekam jelas bagaimana rona merah yang tercetak diwajah gadis itu ketika bibir mereka bersentuhan.

    Bulu mata gadis itu bergerak-gerak pelan setiap kali matanya semakin terpejam erat. Dahinya yang berkerut. Kedutan-kedutan disekitar bibirnya. Semua itu masih dia ingat.

    Mereka telah berciuman. Ya, pada kenyataannya Kyuhyun harus mengakui kalau gadis itu adalah gadis pertama yang menyentuh bibirnya. Gadis yang menciumnya setelah melemparkan tatapan marahnya. Gadis yang menciumnya meski tidak pernah menampakkan gelagat aneh seperti gadis-gadis sebelumnya.

    Gadis yang tidak dia ketahui namanya…

    Kyuhyun menarik napasnya panjang. Menghembuskannya perlahan. Lalu kepalanya bergerak lambat menoleh kearah meja gadis perebut ciuman pertamanya itu. Mata teduhnya kembali menelisik tempat itu dengan teliti. Seolah-olah ingin merekam apa saja yang berhubungan dengan gadis asing itu didalam otaknya.

    Kyuhyun tidak tahu mengapa. Tetapi, yang dia tahu adalah… ada debaran berbeda yang mulai dia rasakan.

FIN

214 pemikiran pada “Let Me Kiss You

Tinggalkan Balasan ke azalea Batalkan balasan